Part 10

987 214 8
                                    

Pukul 18.00 WIB Kaendra menunggu Lidya di lobi kantor. Beberapa pasang mata terutama wanita menatapnya dengan tatapan genit. Pria itu pura-pura tidak melihatnya. Ia sudah mendengar gosip yang beredar jika dirinya sudah mempunyai kekasih, tidak lain adalah Lidya Prasasti yang kini menjadi Asisten Yusman. Banyak yang tidak menyangkanya namun dari kedekatan Kaendra dan Lidya. Mereka menyimpulkan bahwa benar keduanya sedang menjalin hubungan. Para pegawai melihat mereka selalu bersama, dari makan siang dan pulang Lidya selalu di tunggu oleh Kaendra. Ia merasa aman dengan adanya gosip tersebut. Tidak ada yang berusaha mendekatinya. Beberapa rekan kerjanya selalu menjomblanginya baik itu dengan anak atau saudaranya.

Lidya tersenyum sumringah saat melihat Kaendra sedang berdiri menunggunya. Ia dengan langkah cepat menghampiri. "Maaf lama," ucapnya.

"Apa Yusman ngasih kerjaan banyak? Ini udah lewat jam kerja." Kaendra menatap Lidya tidak suka.

"Nggak kok, tadi memang lagi ada banyak aja. Biasanya juga nggak kan," jawab Lidya. Ia tidak mau Kaendra marah kepada Yusman. Masalah pekerjaan lembur itu wajar kan.

"Baiklah. Ingat! Jangan bawa dokumen banyak atau barang-barang yang berat." Kaendra melirik tangan Lidya yang pernah terluka.

"Iya, Mas Yusman juga tau kok. Aku pernah cerita sama dia. Kita pulang yuk," ajak Lidya menarik tangan Kaendra.

Pria itu menyembunyikan wajah sebalnya saat panggilan Lidya pada Yusman. "Iya!"

"Oia, bisa kita mampir ke Toko Makaroni Panggang dulu. Aku mau beliin Mama itu."

"Iya."

Mobil Kaendra memasuki parkiran toko tersebut. Lidya turun lebih dahulu. Di sana bukan hanya sebuah toko melainkan bisa menikmati langsung makaroni tersebut di tempatnya. Di sediakan meja seperti cafe dan juga ada menu lainnya. Saat Lidya sedang menunduk di depan etalase kaca, memilih makaroni yang akan dibelinya. Ia mendengar seorang perempuan dan laki-laki yang bicara berbisik-bisik. Mereka bingung ingin yang mana.

"Gimana kalau kita tanya Papa dulu," usul si gadis itu.

"Baiklah," jawab adiknya.

"Papa! Mau makaroni yang mana?!" teriaknya.

"Makaroni beef sama keju aja," jawab seorang pria paruh baya. Lidya tertegun merasa mengenali suara tersebut. Ia segera berdiri dan mencari suara itu. Tubuhnya menegang saat melihat siapa yang duduk di meja itu. Pria itu berambut putih sekilas meliriknya. Namun tidak mengenalinya.

"Mau yang mana, Dek?" tanya pelayanannya.

"Yang Makaroni beef and chesee, Mbak."

"Mau di bawa pulang atau makan di sini?"

"Makan disini," seru gadis berusia 12 tahun tersebut.

"Nanti di antar ya," ucap pelayan. Setelah membayarnya kedua anak itu kembali ke mejanya. Lidya masih bergeming, kakinya seakan terpaku ditempat. Kedua anak itu bercengkrama dengan sang ayah. Matanya berubah sendu dan berkaca-kaca. "Mbak, mau pesan apa? Mbak?" tegurnya karena Lidya tidak mendengar ucapannya.

"Ya?"

"Mau makaroni yang mana?"

"Chicken and cheese aja, Mbak. Dua ya.." ucap Lidya yang menghalau air matanya agar tidak jatuh. Mengigit bibirnya yang gemetar. Ia terpaksa tersenyum. Pelayanan itu membungkuskannnya. Ia segera membayarnya lalu keluar toko. Lidya berpapasan dengan Kaendra. 

"Udah belinya?" tanya Kaendra. Lidya terkejut sendiri. Ia menatap pria itu dengan tatapan kosong. "Lidya?" panggilnya.

"Kamu nggak usah nganter aku. Aku.. " ucapnya gagap. "Aku.." Ia menunduk menggigit bibirnya agar tangisannya tidak terdengar .

Big Heart (GOOGLE PLAY BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang