Hai! Kali ini bukan Raka, tapi gadis bodoh yang membuat sahabatnya sendiri menderita dan telah gagal.
Aku Ara Farizka, tapi bukan Ara dewasa yang bodoh. Namun Ara kecil yang periang dan selalu berhasil menghibur Raka saat ia dilanda masalah.
"Ra, abis ini mapelnya siapa?"
Aku tersentak. Orang yang sedang aku pikirkan tiba-tiba muncul dihadapanku. Aku merasa seperti maling kicep.
"Bu Riska. Guru favoritlo masa lupa." Jawabku sambil merapikan buku-bukuku.
"Oh."
.
"RAKAAAAA!!!!" Dia berhasil membuatku terkejut dua kali!
"Cepet Ra! Cepet!"
Tangan kiriku ditarik paksa dan mau tak mau tubuhku ikut tertarik dan berakhir berlarian di koridor.
Anak-anak memandang kami dengan tatapan "iya tau lo pacaran tapi jangan di koridor sekolah juga bambang!" Kurang lebih seperti itu arti tatapan mereka.
"Iih apansi ah tarik-tarik!" Aku menghempaskan tangan besarnya begitu saja. Dan. Benar saja tanganku memerah. Jika gadis lain yang diajak main lari-larian seperti ini sama Raka pastilah pipi gadis itu yang memerah, tetapi tidak denganku.
"Nih, dengerin." Katanya dengan napas menggebu.
"Gue...lupa..." Bisiknya sangat pelan, sehingga aku memajukan tubuhku dan memasang indra pendengaranku dengan baik.
"Hah?" Tanyaku.
"Shutt! Jangan berisik Ra, nanti kita ketahuan!" Tampiknya.
"Iya iya." Sahutku malas.
"Gue...belom...ngerjain tugas!" Katanya sangaaat pelan.
Aku menautkan alisku.
"Tumben? Biasanya lo yang paling ribet kalo Fisika."
"Semalem gue nonton Lida sampe mata gue gabisa ketutup lagi."
"Asbun!"
"Serius Dobleh!"
"Iya iya deh. Ko bisa ga ketutup matalo?"
Raka menyunggingkan senyumnya lebar.
"Gatau Ra. Mata gue seger aje kalo liat yang begituan. Sampe subuh baru bisa tidur."
Aku memutar bola mataku malas. "Terus saking segernya matalo sampe lupa Tahajjud?"
Raka membelalakkan matanya kaget. "Ko lo bisa tau?"
Aku mengibaskan rambutku. "Haha, bener kan? Berarti lo boong dong!"
"Hah? Apansi? Boong sama siapa?" Raka mulai panik.
"R-A-I-S-Y-A." Setelah itu aku tertawa terbahak-bahak melihat wajahnya yang pias.
"Kok...kok lo bisa tau Ra?" Tanyanya dengan tatapan "plis jangan kasih tau ini ke Raisya".
"Lo mungkin bisa bohongin cewek yang selalu lo puja-puja itu! Tapi lo gabisa boongin gue!"
Dan aku berhasil membuatnya tidak berkata-kata.
1 menit.
2 menit.
2 menit 17 detik.
Aku tidak bisa bertahan dalam kesunyian ini! Sudahlah!
"Yauda nih. Gue nggak bakal kasi tau Raisya."
"Janji?" Akhirnya...
"Iyaa."
KAMU SEDANG MEMBACA
D e r a j a t 1 8 0
Teen Fiction"Kamu tahu titik terendah Bumi?" "Hm ... sekitar 5.000 kilometer?" "Bahkan lebih dari 10.000 kilometer. Dan kamu tahu siapa pemilik titik serendah itu?" "Semua orang tahu jawabannya. Palung Mariana, bukan?" Pemilik kedua kornea hitam pekat itu menga...