Hai kembali lagi sama cerita aku🙃
Happy Reading
Peluh keringat membasahi wajah seorang gadis yang tengah men dribble bola basketnya. Jari jemari lentiknya senantiasa mengocek bola guna mengelabui lawannya.
Sorak poranda dari para penonton menambah ketegangan di lapangan tersebut. Dengan sekali gerakan, ica berhasil memasukan bola basket tersebut ke dalam ring.
"Ahhhh yeayyy icaaa the besttt..... "
"Icaaa I lope you meongnya Aa... "
"Icaaaa semangat!"
Berbagai teriakan berhasil menambah semangat Ica untuk terus mencetak skor. Permainan berlanjut hingga selesai.
Kini semua siswa/i SMA Pelita membubarkan dirinya masing-masing dari lapangan. Kegiatan belajar mengajar nya sebentar lagi akan di mulai.
Dengan langkah senang Ica berlari menghampiri sahabat nya.
Moria Kezia, merupakan sahabat Ica dari kecil. Mereka selalu bersama-sama hingga saat ini.
Dengan senyum yang merekah, Moria memberikan handuk kecil serta minum untuk Ica. Dengan senang hati Ica menerima nya. Ica meneguk minumnya hingga tandas.
"Cape banget yah, ca?" Tanya Moria dengan wajah berserinya.
"Nggak ah, biasa aja. Ica kan strong. Mana mungkin Ica cape." Jawab Ica dengan tangan yang membersihkan keringat nya menggunakan handuk pemberian Moria.
Moria menggeleng kan kepala nya, Moria sudah paham betul bagaimana sahabat nya ini.
Tangan Moria terangkat menampilkan jam tangan keluaran terbaru di tahun ini. Dengan raut gelisah Moria menurunkan tangannya.
"Ca? Bentar lagi pelajaran pak dudang di mulai. Udah ayok kita balik ke kelas." Ajak Moria.
Ica dengan perasaan yang sama menjawab, "Mori duluan aja, nanti Ica nyusul. Ica mau mandi dulu, udah lengket ketek Ica hehehe bubayyy eemuachhh." Ica berlari terlebih dahulu meninggalkan Moria yang sudah setengah jengkel. Dengan kesal Moria berjalan menuju kelasnya.
Jari jemari lentik milik Ica terus menari-nari di atas layar ponsel. Hingga kaki nya tak sengaja menyenggol rak buku. Membuat tubuh Ica tak seimbang dan terjungkal kebelakang. Ponsel milik Ica entah kemana, Ica masih fokus dengan rasa sakit di area bokongnya.
"Ihh siapa sih yang naro rak di sini?! Nyebelin! Kalo Ica jatoh gimana? Ntar aura karisma nya Ica hilang, gimana?" Gerutu Ica dengan berusaha berdiri.
Namun, ketika tubuhnya akan berdiri sempurna, kini ambruk kembali. Membuat Ica mengerucutkan bibirnya kesal. Dengan satu putaran serta tatapan sinis nya ia lemparkan untuk sang pelaku.
"Ih nyebelin banget sih kak! Ica jatoh lagi," Ica merengek dengan wajah cemberut nya ia mengulurkan tangan agar si pelaku membantunya berdiri.
Cowok jangkung dan tampan ini Menyerngitkan dahi nya bingung menatap uluran tangan gadis di depannya ini. Tanpa berniat membantu si gadis dengan gaya cool nya ia memasukkan tangan ke saku celananya. Dan berlalu begitu saja meninggalkan Ica yang mengulurkan tangan nya tanpa ada yang menerimanya.
Dengan perasaan dongkol Ica menurunkan tangannya dengan cepat. Ica tak henti-hentinya merutuki si jangkung dan tampan itu.
"Dasar ice berjalan, Ica sumpahin biar dia jatuh cinta sama Ica sampai mati. Biar dia jatuh cinta sedalam lautan samudra ke Ica. Duarr duarr tuh denger awas loh entar kepincut sama kecantikan ica." Ica berceloteh sendiri dengan mengibaskan rambut badainya ia kembali berdiri dan berlari ke toilet untuk berganti pakaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rachelica
Teen FictionSEBAGIAN PART BAKAL DI PRIVAT. FOLLOW SEBELUM MEMBACA DEMI KELANCARAN KALIAN DI DUNIA HALU⚠ Seorang gadis ceroboh dan ceria yang selalu hadir di dalam kehidupan dua laki-laki tampan yang sama sama memiliki sifat dingin. Berbagai cara ia lakukan demi...