4• one day with om Raka

121 22 4
                                    

"Mau apa kau mencariku?" Suara dingin serta datar itu membuat Ica terdiam sejenak.

Dengan cepat Ica menatap raka.

"Om, balikin tas ica." Ucap nya dengan memelas.

Raka menyerngitkan dahinya, "Tidak tau." Raka kembali melangkahkan kakinya menuju lift.

Ica yang melihat raka berjalan begitu saja langsung mengikuti nya dengan cepat. Hingga mereka berada dalam satu lift yang sama. Ica sesekali menatap raka dari samping, meskipun raka hanya menampilkan wajah datarnya.

Saat pintu lift berdenting ia meloncat membuat ia tersungkur. Untung saja di sini sepi jadi ia tidak terlalu malu.

"Eh? Kaki Ica nakal banget sih. Ini itu bukan di lapangan tapi di kantor." Ucap Ica dengan menasehati kakinya.

Raka menatap Ica heran serta bingung.

"Ko ada ya gadis kecil yang bodoh dan ceroboh." Batin raka.

Raka meninggalkan Ica yang tengah terduduk. Ica mengedipkan matanya berkali-kali menatap Raka yang meninggalkan nya.

"Ko Ica di tinggal?" Tanyanya dengan ekspresi lucu.

Ica dengan cepat bangkit dan memasuki ruangan Raka.

BRAK

Pintu di tutup dengan keras membuat Raka menatap Ica tajam.

Ica cengengesan, "Emh.. Emh Ica mau ambil tas ica." Pinta Ica dengan menengadahkan telapak tangannya.

Raka hanya menatap Ica datar tanpa berniat menjawab nya.

Ica cemberut melihat respon Raka. Ica memalingkan wajahnya lalu melangkah kan kakinya mendekati jendela.

Matanya sudah di suguhi pemandangan dari atas gedung.

"Wuahhhh bagus banget.. Haha OM RAKA ICA SUKAAA... " Teriak Ica dengan berjingkrak-jingkrak.

Raka mendengus pelan, teriakan Ica membuat mood raka hilang. Dengan kesal raka menarik tangan Ica dan menyeretnya memasuki kamar yang memang di sediakan di sana.

Raka mendorong tubuh Ica ke ranjang. Posisi Ica yang tengkurap membuat ia menempel seperti cicak.
Dengan langkah pelannya, raka memasuki kamar mandi. Tindakan Ica yang hendak protes pun ia urungkan kala tubuh raka sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Perlahan mata indahnya mengitari sekeliling.

"Bagus banget ya ampun. Ica betah kalo lama-lama di sini." Ica tidur terlentang di ranjang yang menurutnya sangat harum.

"Emh... Kasurnya aja wangi, apalagi orangnya." Gumam Ica hingga tak sadar bahwa raka telah keluar dari kamar mandi. Ica semakin asyik memejamkan matanya.

Raka menatap Ica datar dan berdiri di samping Ica yang tengah tertidur.

Tetesan air yang berasal dari rambut raka menetes mengenai paha Ica. Seketika Ica terperanjat dan bangun sekaligus hingga menabrak perut raka.

"Auuhh shhh.." Ringis Ica dengan mengusap-usap jidatnya.

Ica mendongak kan kepalanya dan matanya tak sengaja menatap perut six pack milik raka. Ica terdiam di tempat dengan berusaha menelan saliva nya susah payah.

"Ya ampun, om raka six pack. Bisa bisa Ica khilaf." Gumam nya namun dapat raka tangkap dengan jelas.

Dengan cepat Ica mengalihkan tatapanya menjadi menatap raka dengan kesal.

"Lama banget sih, siniin kuncinya? Ica mau ambil tas!" Pinta Ica dengan memanyunkan bibirnya.

Tanpa mengidahkan ucapan ica, raka berlalu begitu saja.

RachelicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang