15• kak rava ih

91 8 3
                                    

Happy Reading 🌸

"KAK RAVA?!" teriak ica saat melihat rava berjalan jauh di depannya.

Semua pasang mata melihat kearah gadis berseragam SMA ini. Ica yang menyadari tengah menjadi sorotan pun mengejar rava dengan terus menggerutu.

Yah, rava membawa ica ke mall. Padahal masih jam pelajaran. Mood rava sedang tidak bagus untuk menerima pelajaran, alhasil ia membolos.

Langkahnya yang terus menghentak membuat ia bertabrakan dengan seseorang. Ica jatuh terduduk. Kini kekesalannya semakin bertambah saat melihat siapa yang barusan ia tabrak.

"Awh---" Ringisnya sembari melihat ke atas, "Elo?!" Ketus Ica.

Perempuan di hadapannya tengah tersenyum meremehkan.

"Oh, hay. Kamu masih ingat saya?" Tanya Rianti Maheswari-Perempuan yang membuat ica kemarin masuk rumah sakit. Masih ingat?

"Ingatan ica masih bagus, yah!" Ketus ica dengan berusaha bangkit.

Namun, ketika hendak bangkit. Bahu ica didorong hingga ica kembali terduduk.

"Owh.. Maafkan saya anak kecil. Seharusnya anda bersekolah bukan berkeliaran di mall." Sindir Rianti.

"Suka-suka ica lah! Ko tante yang ribet sih!" Ucap ica yang tak menghiraukan Rianti. Ica kembali untuk berdiri. Namun, lagi-lagi ia harus terduduk kembali.

"Ishhh dasar tante jahat! Ica gak suka!" Ica meraih kaki jenjang Rianti hingga Rianti sama sama jatuh terduduk.

Namun, Rianti jatuh lebih mengenaskan. Posisinya yang tengkurap mengundang banyak tawa dari para pengunjung mall. Begitu pun dengan Ica yang sudah terbahak-bahak di tempat hingga sudut matanya mengeluarkan air mata.

"Whahahahah rasain! Makanya jangan jahat sama orang! Ica di lawan!" Ucap Ica sembari berdiri dan menatap Rianti mengejek.

Rianti menatap Ica dengan wajah memerah nya menahan malu sekaligus amarah. Kemudian, Rianti bangkit dan menjambak rambut Ica.

Ica yang mendapatkan serangan mendadakpun tak dapat menghindar. Kini, terjadilah aksi jambak menjambak. Mereka dikerumuni banyak orang. Dan tak ada yang berani memisahkan mereka.

Hingga sebuah tangan kekar menarik tubuh Ica dan mengangkatnya bak karung beras. Ica meronta dengan memukul punggung sang pemisah pertengkaran tadi.

"Ihhh lepasin! Ica belum selesai berantem!" Teriak Ica.

"Berisik!" Bentak rava.

"Aduuh kak rava gendong Ica nya jangan kayak gini. Kepala Ica pusing!" Rengek Ica yang sama sekali tak di gubris oleh rava.

Saat mereka sudah menjauhi kerumunan tersebut. Barulah rava menurunkan Ica dan melipat kedua tangannya di dada.

"Ngapain?!" Tanya rava.

Ica yang sedang merapihkan rambutnya pun menyerngitkan dahinya, "maksud kak rava, apa?"

"Ck! Lo ngapain berantem! Bikin malu!" Sinis rava.

Ica menghempaskan tangannya kesal, "Bukan Ica yang mulai! Tapi tante gila itu!" Balas Ica dengan ketus.

Ica memalingkan wajahnya tak berani menatap rava yang tengah memelototinya. Tangan rava menarik tubuh Ica hingga kini tak ada jarak diantara mereka. Ica mendongakan kepalanya menatap rava dan pandangan keduanya saling bertemu.

Rava semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Ica. Hingga beberapa senti lagi bibir mereka akan saling menempel. Hembusan mereka dapat mereka rasakan satu sama lain.

RachelicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang