12• Dihukum

87 10 0
                                    

Happy Reading 🌸

Hari yang begitu cerah menyabut datangnya seorang gadis kecil nan ceria. Ia berjalan disepanjang koridor dengan rambutnya yang terus bergoyang ke kiri dan ke kanan.

 Ia berjalan disepanjang koridor dengan rambutnya yang terus bergoyang ke kiri dan ke kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyum merekahnya tak pernah pudar dari wajahnya yang tengah berseri-seri.

"Pagi dede ica?" Sapa laki-laki yang ica ketahui kakak kelasnya.

"Pagi juga abangnya ica." Balas ica dengan senyuman manisnya.

Langkah ica terpaksa harus berhenti kala pandangan ica dengan kaka kelas nya bertemu.

Zefanya alisya pratama. Seorang gadis yang memegang kategori gadis paling populer. Kecantikannya tidak bisa diragukan lagi. Harta yang begitu melimpah serta kepintaran yang membuat seorang Zefanya semakin menjadi sorotan.

Senyum liciknya tercetak jelas saat menatap ica yang tengah menatapnya kembali.

"Hai ade kelas yang so polos padahal aslinya jalang murahan!" Sapa Zefanya yang terkesan seperti sindiran.

Ica menatap Zefanya tak suka. Lalu kembali berjalan dan berusaha tak menanggapi ucapan kakak kelasnya.

Namun, belum beberapa langkah. Kini ica tersungkur yang mengundang banyak tertawaan dari orang-orang yang berada di Koridor.

Ana menoleh kebelakang dan pandangan matanya jatuh pada kaki jenjang seorang Zefanya yang telah membuatnya tersungkur. Dengan senyum menyunggingkan ica menarik kaki Zefanya hingga kondisi nya tak jauh berbeda dengannya.

Ica yang melihat kondisi Zefanya lebih parah dari dirinya pun tertawa terbahak-bahak.

"Hahahah sukurin! Makannya jadi orang jangan usil! Ica di lawan!" Ucapnya sembari mengibaskan rambutnya yang diikat satu kebelakang.

Zefanya meringis di tempat. Ia menatap lututnya yang mengeluarkan bercak darah.

"Heh?! Ade kelas yang gak tau sopan santun! Sini lo?!" Teriak Zefanya emosi.

Ica menoleh dan menjulurkan lidahnya mengejek Zefanya.

"Wleeee makanya jadi orang jangan usil!" Ica terkikik sendiri dan kembali melanjutkan langkahnya.

Sebuah ide terlintas membuatnya tersenyum licik, "Well, lo tunggu balasannya!" Gumamnya.

~o0o~

Pembelajaran didalam kelas berjalan begitu hikmat. Semua murid memperhatikan seorang guru yang tengah menerangkan pelajaran bahasa Indonesia. Namun makin kesini pembahasannya mengarah pada masa mudanya sebut saja bu aini. Semua murid terlihat antusias mendengar dongeng kisah cinta bu aini semasa SMA dulu. Pasti diantara kalian ada yang gitu? Iyakan? Pura-pura mendengarkan cerita guru?

"Waktu zaman dulu. Para cogan dari kakak kelas ibu itu ngejar-ngejar ibu. Duh ibu gak bisa nahan, soalnya mereka pada ganteng astaga udah mirip oppa korea."

RachelicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang