6

7.2K 46 2
                                    

Satu minggu ini, kita liburan di rumah eyang, ibu dari mbah nya mas hakim. Terakhir kita kesini hampir 2 taun lalu. Umur eyang 85 taun, masih sehat dan doyan makan. Ini hari pertama kita di rumah eyang. Suasana rumah eyang yang msih sejuk, rumahnya unik, semua dari kayu. Kata eyang rumah ini hampir 100 tahun, kayu kayu nya yang kokoh, warna cat nya coklat kehitaman, dan rumahnya cukup luas, kamar nya pun banyak.

"Masak opo nduk?" sapa eyang menghampiriku

"Cuma sop ayam yang, kesukaan mas hakim" jawabku santun

"Lho hakim nya dimana nduk?" tanya nya pelan

"Dikamar yang, kecapean"

"Oala iyo iyo nduk. Yo wes, pijitin suami mu yo nduk, kasian kalo sampe kecapean, harus berbakti pada suami mu yo nduk apapun keadaan nya. Jadi istri yang taat suami, ya nduk yaa" nasihat eyang menepuk nepuk kan lenganku

"Iyaa eyang"

"Coba nduk, bikin minyak jahe. Jahe nya di parut dulu, dicampur minyak kayu putih, kalo ngga ada minyak sayur juga bisa. Nanti di peres, keluar sari nya"

"Khasiat nya apa yang?"

"Ya itu, bisa menghangatkan badan kalo lagi cape. Eyang selalu buat minyak itu buat mijit eyang kakung mu dulu"

"O iya iya yang nanti ana coba. Ana ke kamar dulu ya yang" pamitku ke kamar bawa makan siang buat mas hakim

"Makan dulu yuk mas" aku kibas kan selimutnya dan mengecek suhu badannya mas hakim

"Rada anget" batin ku

"Mas, makan duluu"

"Heem"

"Ayok, bangun dulu"

"Iyaa"

Karna ngga bangun bangun akhirnya aku paksa untuk duduk

"Ayok duduk dulu, makan. Mas kan belum sarapan. Dari tadi tidur mulu"

"Iyaaa" mas hakim menurutiku duduk bersandar di kepala ranjang

Aku suapin mas hakim dengan sabar, sedikit demi sedikit. Kebetulan akhir akhir ini napsu makan mas hakim menurun. Biasanya porsi kuli dan banyak cemilan.

"Mas cape? Nanti ana pijitin yaa, abisin dulu makan nya"

"Kenyang naa"

"Dikit lagi. Yaa? A dulu"

"Udaah" jawabnya masih menerima suapan

"Apa yang mas rasain?"

"Pusing"

"Heem, terus?" jawab ku pelan

"Pegel"

"A dulu" Aku masih menyuapi mas hakim

"Kenyang ahh"

"Suapan terakhir"

"Abis ini pijitin yaa" rengeknya

"Iyaa sayang ku" mas hakim pun menuruti

"Alhamdulillah abis. Ana ke dapur dulu ya mas"

"Jangan lama lama" aku jawab dengan anggukan

Aku coba resep minyak pijat yang eyang saranin tadi. Parut jahe, masukan ke piring kecil, tetesin minyak kayu putih yang aku bawa dari kamar, aduk aduk. Peras pake kain bersih. Jadi deh. Eits buang ampasnya

Aku balik lagi ke kamar, mengunci pintu. Kunci pintunya oun masih unik, pake kayu yang disatuin sama gagang pintunya. Pokoknya pintu jaman dulu deh.

Coretan Garis MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang