14

6.5K 45 18
                                    

"Kenapa yang?" tanya mas hakim saat masuk kamar, aku lagi nenenin baekala rapat dengan selimut

"Mas dingin ngga si?"

"Haa? Enggaa, biasa aja" jawabnya pelan dan menyusul tiduran di belakang ku

"Mas ngantuk yang" ucapnya menutup mukanya dengan lengan kanannya dan ngga lama mas hakim tidur

Hari ini, tepat 6 bulan usia baekala. Di hari libur panjang ini, kita isi liburan untuk ke rumah embah. Berangkat dari bandung jam 7 pagi, nyampe jam 1 siang. Cukup memakan waktu yang lama. Apalagi kita sering istirahat, mas hakim menyetir sendiri tak mau di gantikan. Pantes aja baru selese sholat isya langsung tidur. Pasti cape. Aku yakin sebenernya mau minta pijit sebelum tidur, tapi karna liat aku kedinginan ngga jadi minta pijit.

"Ganteng nya mommy belum bobo" ucapku saat baekala melepas nen nya

"Ho ho" jawab nya baekala yang masih mbeo

"Bobo yaa sayang, mommy ngantuk ni" matanya menatap ku serius tanpa berkedip

"Ho ho ho" seperti nya baekala tau kalo mommy nya ngantuk, lanjut nenen dan mule sayup-sayup matanya

"Pinternyaa anak mommy" ku elus-elus rambut lebatnya

Ngga lama, baekala pun bobo di samping ku, dekat dengan tembok. Yaa, rumah embah yang di kampung ini masih keliatan rumah kuno. Tembok di rumah embah ini, tembok nya masih tatanan kayu. Pengunci rumah ataupun kamar pun pake potongan kayu, berasa sekali rumah di jaman 80an.

Aku tidur dipeluk mas hakim dari belakang, kebetulan di luar lagi ujan deres seharian kata embah. Ku rasa untuk sekarang ini badan mas hakim cukup hangat.

Hangat? Kok tumben? Eem atau mas hakim sakit juga? Demam?

Aku bangun, duduk buat cek leher dan kening nya pake punggung tangan, lumayan panas buat aku yang lagi kedinginan. Ku liat dari tadi juga ngga nyenyak tidur nya, masih gerak-gerak gitu. Pasti kecapean

"Mas" bisiku, duduk menghadap mas hakim

Mas hakim memeluk perut ku

"Mas demam?"

Jawabnya hanya gelengan pelan

"Belum makan kan? Makan dulu yuk" ajaku untuk makan malam

"Pijitin"

"Makan dulu mas"

"Pijitin yang"

"Iyaa" aku menyingkirkan tangan mas hakim dari perutku

Setelah baekala tidur pules, aku nyari pouch P3K yang kita bawa dari bandung. Isi nya selain obat-obatan, ada pula perminyakan untuk menghilangkan pegel-pegel kita. Aku mencari minyak urut, freshcare dan koin limaratusan kuning.

"Nyari apa na?" tanya embah

"Minyak urut mbah" aku menoleh ke sumber suara terus lanjut nyari lagi

"Tadi embah pake. Lupa naro tempat nya lagi"

"Oo oke mbah, kirain ana lupa bawa. Ribet kalo ketinggalan hehe"

"Mbah taro di kamar depan"

Aku ambil ke kamar depan bawa freshcare sekalian bawa koin lima ratusan kuning yang udah ku ambil dari pouch P3K. Setelah semua nya lengkap, aku kembali ke kamar. Duduk menghadap mas hakim yang masih tiduran

"Uda sini ana pijitin" aku menyibakkan selimut yang dipake mas hakim

Mas hakim membuka matanya pelan

"Duduk aja yaaa mas. Biar enak ana pijit nya"

Mas hakim nuruti. Aku lepas kaos nya dari depan hanya menyisahkan sarung yang masih mas hakim pake

Coretan Garis MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang