9

7.2K 56 4
                                    

Pagi ini aku bangun lebih awal. Masak untuk sarapan, cuci baju, dan beberes rumah. Ngga berasa uda jam 5 pagi. Aku cek ke kamar, mas hakim masih tidur, rapat dengan selimut tebalnya. Makin ngga tega liat mas hakim sakit kaya gini, dan tetep masuk kerja. Hampir satu minggu lebih aku diemin mas hakim. Aku duduk menyenderkan punggungku di kepala ranjang samping mas hakim. Sambil nunggu mas hakim bangun, aku mainin handphone seperti biasa

Ngga lama, mas hakim kebangun, melingkarkan tangannya di perut ku.

"Masih marah?" tanya mas hakim menatapku

Aku diam, mainin handphone ku

"Gapapa deh kalo mommy masih marah. Morning anak daddy yang disini" Mas hakim menciumi perutku

"Daddy laper nak"

"Apa? Kamu mau suapin daddy sarapan?" Mas hakim menempelkan telinganya di perut ku

"Yaah tapi daddy maunya disuapin mommy" matanya melirik ke arahku. Aku pura pura diam dan memalingkan muka

"Daddy kangen mommy nak. Daddy cape di diemin mommy terus. Apa? Kamu tau mommy kenapa?"

"Yaah, kasih tau dong nak"

"Yaudah kalo gitu daddy mau mandi dulu ya, trus sholat subuh. Sehat terus anak daddy muaah" Mas hakim menciumi perutku sebelum pergi mandi

Ngga lupa aku siapin baju mas hakim, dan duduk santai lagi di ranjang.

"Sayang, boleh minta tolong?" Mas hakim mendekat ke arah ku. Masih pake anduk putih yang dililitkan di pinggang nya, butiran air masih menempel di kulitnya, menetes tak terarah.

Aku mengangguk

"Mas ngga tau kepentok apa sampe berasa perih" Mas hakim menatap ku

"Kamu tau dimana perihnya?"

Aku menggeleng

Mas hakim duduk di depanku, masih menatap ku serius.

"Nih liat" membalikkan badannya. Nampak jelas punggung lebarnya. Sangat sexy, apalagi butiran air masih menempel di punggungnya. Aku liat ada 2 luka goresan dan merah. Kayak ke gores paku

"Ini mas kenapa?" tanyaku penasaran

Mas hakim menatap ku lagi. Memegang kedua tangan ku senang. Akhirnya aku buka suara

"Makasih selalu perhatian ke mas walopun mas tau kamu lagi marah, kesel karna sifat mas yang kemarin. Luka gores yang di punggung mas, belum seberapa perih nya dari luka yang disini. Mas minta maaf uda bikin kamu marah, kesel sampe ngediemin mas. Sehari ngga denger suara kamu, hati mas berasa perih" ucapnya tulus

"Lebay" jawab ku buang muka dan nahan ketawa

"Maafin mas, mau?" tanya nya serius

Aku menggigit bibir bawah menahan senyum karna malu.

Aku menggeleng.

Mas hakim mencoba tersenyum paksa, menatap ke bawah pasrah

"Ngga bisa ana tolak permintaan maaf mas" jawabku pelan

Mas hakim memeluk ku erat.

Pelukan yang ku rindukan selama ini. Ngga bisa aku tolak pelukan hangat nya.

"Mas basah. Lepas!"

"Ngga akan mas lepas" Mas hakim memeluk ku makin erat

"Makasih sayang. Love you more" Mas hakim menciumi leher ku

"Udaah mas. Lepas. Ana laper"

"Mas juga laper. Pengen makan kamu" jawabnya menggelitiki pinggangku

Coretan Garis MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang