08. Cemas

12.1K 701 27
                                    

Segitu khawatirnya kah lo sama gue?

-Atarick Madhyapada-

Atarick membawa raganya pergi ke kantin tempat teman-temannya berkumpul. Niat awalnya ingin tertidur di perpustakaan, malah di gagalkan.

Tangan Atarick terus memegang hidungnya dengan sapu tangan milik Bebby. Mencegah agar darah tidak keluar lagi dari lubang hidungnya.

Dia terus mengumpat dalam hati untuk Bebby yang sudah membuatnya konyol. Ketua geng motor menyeramkan mimisan cuma gara-gara ke jatuhan buku paket? Atarick menggeleng tidak mau membayangkan kejadian tadi, bagaimana pun juga wajahnya benar-benar sakit oleh buku tebal itu.

Atarick masuk ke dalam pintu kantin, dan langsung disambut oleh teriakan dari Haris membuat Trita, Bayu, Rakha, Panji, dan Gilang menatap Atarick.

"Dari mana maneh?" (Kamu?) tanya Haris sambil menatap Atarick yang duduk di samping Trita.

Trita mengernyit saat melihat hidung Atarick berdarah, dan sapu tangan putih itu sudah penuh oleh noda darah dari hidung Atarick.

"Lo mimisan! Ke UKS goblok! Bukan ke sini!" pekik Trita khawatir melihat darah dari hidung Atarick tidak mau berhenti.

Semua mata tertuju kepada Atarick. Bahkan Haris yang sedang makan pun menghentikan makannya dan menatap Atarick kaget.

"Kok bisa mimisan gitu, Rick?" tanya Haris.

"Itu darahnya gak mau berhenti-berhenti, Rick! Mending ke UKS aja sana!"

"WOY ATARICK!! CEPAT GOBLOK KE UKS!! PENGIN MATI KEHABISAN DARAH HAH?!" Teriakan itu datang dari Trita yang kesal oleh sikap Atarick yang biasa-biasa saja padahal hidung cowok itu terus mengeluarkan darah.

"Kelamaan lo! Ayo ke UKS!" Trita menarik lengan Atarick agar cowok itu mengikutinya ke UKS.

Namun Atarick menepisnya, dan menatap Trita tajam. "Jangan lebay!" ketus Atarick, membuat Trita mendesah pasrah. "Beliin gue tissu, Ris," titah Atarick sambil menyerahkan uang sepuluh ribuan kepada Haris. Mengingat bahwa sapu tangan putih itu kini berwarna merah darah.

Haris mengangguk, mengambil uang di tangan Atarick, lalu pergi untuk membeli tissu untuk Atarick.

"Gimana jadinya lo bisa mimisan gitu, Rick?" tanya Panji dengan mata yang tidak lepas dari Atarick yang sedang menekan hidungnya dengan sapa tangan itu.

"Ketiban buku paket," jawab Atarick datar.

Dari arah depan ia melihat Haris datang sambil membawa satu bungkus di tangannya, lalu menyerahkan tissu itu kepada Atarick. Atarick membuka bungkus tissu itu, mengambil beberapa lembar tissu, dan mengarahkannya ke hidung.

"Yakin nggak mau ke UKS aja? Gue anter lah," tawar Trita. Yang di jawab gelengan oleh Atarick.

"Gimana ceritanya sih, tuh buku paket sampai jatuh ke lo?" tanya Panji.

Atarick mengangkat bahunya acuh tak acuh. Ia melihat ke depan dan melihat Bebby sedang berjalan ke arahnya dengan raut wajah yang khawatir. Dia kenapa?

"Boleh ngomong sebentar sama Atarick, nggak?" izin Bebby saat ia berdiri di belakang Atarick.

"Boleh kok, Neng. Nggak di balikin juga nggak pa-pa," celetuk Haris diakhiri kekehan.

"Jangan kan ngomong. Jadi pacarnya juga nggak pa-pa." Rakha tertawa terbahak-bahak sampai bahu cowok itu terguncang.

"Siap dukung 86! Ya, nggak?" Bayu menarik-turunkan kedua alisnya.

ATARICK [OFF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang