18. Kenapa

9.8K 578 86
                                    

Alarm dari jam weker di laci tempat tidur Bebby berbunyi sangat nyaring hingga menggangu tidur nyawa di kamar ini. Bebby menyibakan selimut di tubuhnya, mematikan jam weker yang sangat mengganggu telinganya. Dia duduk dipinggir kasur untuk mengumpulkan nyawa. Matanya melirik ke arah jam weker yang menunjukan pukul 05.00 wib.

Bukannya langsung pergi ke kamar mandi. Bebby malah merebahkan kembali tubuhnya di kasur, lalu memejamkan matanya. Matanya masih mengantuk karena tadi malam dia tidur pukul 02.00 dini hari. Penyebabnya adalah men-stalker akun Instagram Atarick dan teman-temannya hingga lupa waktu.

Alam mimpi ingin menyapanya. Namun diundur karena ia mendengar suara Febrian yang berteriak keras di samping telinganya, membuat ia tersentak kaget, lalu langsung membuka mata, dan menatap Febrian tajam.

“Febrian, kurang belaian! Kuping gue budeg anjir!” teriak Bebby di depan wajah Febrian.

Febrian memejamkan matanya saat ia merasakan napas Bebby menerpa wajahnya. Ia membuka matanya, lalu berkata.

“Napas lo bau!” kata Febrian.

“Kemarin lupa sikat gigi,” jawab Bebby sambil terkekeh.

“Jorok!” ejek Febrian. Bebby menjulurkan lidahnya. “Mandi!” titah Febrian.

Bebby menghela napas, lalu merebahkan lagi tubuhnya di atas kasur. “Males,” sahut Bebby dengan mata yang terpejam.

“Udah pagi Bebby! Cepat mandi setelah itu sarapan!” kata Febrian. Memang inilah alasan kenapa ia datang ke kamar Bebby. Membangunkan tuan putri yang tertidur.

Tidak ada pergerakan dari Bebby membuat Febrian menghela napas panjang. Cowok itu berjongkok di samping Bebby, mengangkat tubuh Bebby, lalu membawanya ke dalam kamar mandi, dan ….

Byuuur.

“Febrian!” pekik Bebby bersamaan dengan tubuhnya yang terlempar ke dalam bak mandi yang terisi banyak air.

“Gue tunggu sepuluh menit! Kalo lebih gue tinggal,” ancam Febrian, lalu pergi dari kamar mandi Bebby, tidak lupa menutup pintunya.

“Setan!” umpat Bebby. Lalu mandi sebelum Febrian menyeburkannya lagi di kolam renang yang lebih banyak airnya.

Lima belas menit berlalu. Bebby sudah rapi dengan baju seragamnya. Dia berjalan keluar kamar menuju meja makan. Di sana sudah ada orang tuanya, dan tentu Febrian.

“Pagi,” sapa Bebby, lalu duduk di samping kursi Febrian.

Ketiga orang di sana menoleh ke arah Bebby dengan tersenyum manis.

“Pagi juga, Sayang,” kata Distia sambil menyerahkan susu vanila kepada Bebby.

Bebby menerimanya dengan senyuman di bibirnya, setelah itu ia meminum susu vanilanya.

“Lo telat 5 menit 58 detik dari perjanjian awal yang hanya 10 menit,” kata Febrian tanpa menoleh ke arah Bebby. Cowok itu asik memoleskan selai cokelat dirotinya.

Bebby mendengus. Ia memakan roti tawarnya dengan ganas, lalu berkata. “Trus kenapa nggak pergi duluan aja? Itu 'kan perjanjian awal kita,” balas Bebby.

Febrian menoleh ke arah Bebby. “Bisa disita motor gue kalau itu benar-benar terjadi,” ucap Febrian sambil melirik ayahnya yang sedang meminum kopi.

Raga yang merasa diperhartikan langsung menyudahi meminum kopinya. Dia tersenyum manis mengetahui lirikan Febrian yang menyinpan sindiran di matanya. Raga memang selalu mewanti-wanti Febrian selaku anak tertua untuk menjaga Bebby. Bahkan bukan hanya Febrian saja yang diminta menjaga Bebby, tetapi teman-teman satu geng Febrian juga diwanti-wanti untuk menjaga Bebby dengan jaminan 2 juta perbulan plus liburan diakhir bulan. Jangan lupakan sifat Raga yang over protektif.

ATARICK [OFF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang