12. Ajakan

11.4K 606 45
                                    

#Mulmed hanya sebagi pelengkap.

Pukul 08.00

Atarick baru saja sampai ke sekolah dengan mengendari motor kesayangannya. Cowok itu mengembuskan napasnya saat melihat gerbang hitam di depannya sudah tertutup rapat. Atarick melajukan kembali motornya menuju warung tempat biasa ia dan teman-temannya menghabiskan waktu bolos.

Motor KLX hijau Atarick masuk ke dalam pekarangan luas di sampai warung itu. Di sana bukan hanya ada motornya saja, tapi juga para siswa lain yang terlambat seperti dirinya.

"Baru berangkat, Rick?" tanya ibu-ibu yang sedang menyapu pelantaran rumahnya. Dia adalah Bu Aya, pemilik warung ini.

"Iya, Bu," jawab Atarick sambil menyimpan helmnya di badan motor.

Bu Aya tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Kebiasaan kamu dari kelas sepuluh nggak hilang-hilang," ucap Bu Aya.

Atarick terkekeh, lalu turun dari motornya. "Sudah mendarah daging jadi susah hilang, Bu. Arick duluan, Bu, takut telat."

"Emang udah telat dari tadi kali." Atarick tertawa.

Atarick berlalu dari hadapan Bu Aya setelah perempuan paruh baya itu mengizinkannya. Cowok itu terus berjalan mendekati tembok belakang sekolah yang berdiri kokoh. Atarick menatap sebentar tembok tinggi di depannya itu, lalu mengambil ponselnya untuk mengirim chat dari WhatsApp untuk Trita.

Atarick: Cbt, rooftop. Gpl!

Setelah pesan itu terkirim dan mendapat centang dua, Atarick memasukan kembali ponselnya ke dalam saku kemeja putihnya. Atarick menatap tembok itu sekali lagi, lalu tangannya memegang sisi atas tembok itu, dan memanjatnya.

Atarick melompat dari atas tembok, dan sekarang ini dia sudah berada di dalam area sekolah tanpa ketahuan siapapun. Atarick menepuk-nepuk kedua tangannya yang kotor akibat memanjat tadi, lalu memasukannya ke dalam saku celananya, dan berjalan menuju rooftop. Tidak memperdulikan kelasnya yang sedang dilaksanakan KBM.

⬇⬇⬇

"Fa, lemparnya yang keras dong, jangan lemes gitu. Dua hari lagi kita mau lomba, lho." Bebby menegur Fanna yang tidak bersemangat bermain bola volinya, padahal dua hari lagi tim sekolah mereka melawan tim sekolah lain.

"Lagi dapet, Beb, perut gue suka sakit kalau di hari pertama," bela Fanna.

Bebby mengangguk mengerti. "Lo istirahat aja, permainan lo udah bagus kok," kata Bebby, membuat Fanna mengangguk, lalu istirahat di dekat lapangan ikut berkumpul dengan tim voli lainnya.

"Buat yang lain terus latihan," titah Bebby lalu melempar bola ke atas, dan melakukan teknik servis atas untuk mengoper bola ke kandang lawan.

Pagi ini Bebby mendapat amanah dari Pak Dea, guru olah raganya, untuk latihan voli mengingat perlombaan sebentar lagi akan dimulai. Bebby yang menjadi ketuanya pun menyanggupi perintah Pak Dea, dan meminta dispensi kepada guru piket untuk mengizinkan anak-anak Padjajaran yang terpilih untuk mengikuti lomba.

Bebby dan yang lainnya memakai lapangan depan untuk tempat latihan, katanya karena lapangan itu yang paling luas diantara dua lapangan yang ada di sekolah ini.

Bebby bermain sangat dominan diantara yang lainnya, wajarlah dia ketuanya.

Sifat dominan Bebby itu berhasil membuat perhatian Atarick mengarah kepada cewek itu, meskipun tidak disadari oleh Bebby, karena Atarick memperhatikan Bebby dari atas rooftop.

ATARICK [OFF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang