Kebingungan Kami

16 2 0
                                    

Fina melongo tak percaya dengan cerita yang ku sampaikan. Walaupun bukti yang ditunjukan Tari di hadapannya dia masih berusaha mencerna semuanya.

Braak

Aku terlonjak kaget ketika Fina tiba-tiba menggebrak meja kantin sehingga terdengar dentingan sendok yang ada diatasnya.

"Buset! Gausah pake gebrak, tolol!" Tari menyentil dahi Fina kuat membuat gadis didepanku meringis.

"Parah banget dia gak ngundang gue! Gue ini teman pertamanya di kelas!" Rengek Fina "padahal gue kan pingin makan daging ditempat kondangan" sambungnya.

Aku dan Tari mengacuhkan Fina. Aku masih sibuk menghabiskan es teh yang tinggal sedikit.

"Tapi ya.." Fina menggantungkan kalimatnya membuatku penasaran.

"Dari cerita lo pada. Gue kok merasa Ada something between their wedding ya?"

Tari menjentikkan jarinya "Itulah intinya! Dadakan banget"

"Sok tau lo ini dadakan" cibirku.

"Liat aja dekorasinya. It's the simply wedding that I ever seen"

"Sok inggris lo" ujar Fina tidak tau diri.

"Lo aja gak gak datang ke pestanya. Darimana lo tau?"

Tari mencoba sabar melihat ketidaknyambungan Fina. "Lo bisa liat pelaminannya zeyeng"

"Aaaa. Bodo ah! Stress gue mikirin Eka! Ngapain juga sih jadi urusan lo pada. Biarin aja dia, mau nikah kek, pacaran kek, kagak ada urusannya sama Kita. Dia tuh udah caw dari gank kita. So, it's not our business."

"Fin, gue perhatiin dari tadi, lo kok nyelipin bahasa inggris ya? Padahal setau gue, lo kan goblok sama bahasa itu"

"TARI SIALAAN!!!"

⚛⚛⚛

Sepakat untuk tidak mencampuri urusan Eka lagi, padahal didalam hatiku masih sangat penasaran dengan kejadian yang belum terungkap itu, kami beralih topik menjadi...

"Tumben lo tadi telat, Fin"

"Tau gak sih, gue kan kemarin ngurus berkas ukt ke biro karena portal gue gak bisa kebuka padahal udah bayar. Nah gue ke kampus tuh padahal kita lagi kosong, gue rela-relain dah. Sebelum itu, gue chattingan sama dipo masalah ini, dia juga sama kayak gue, portalnya gak bisa---"

"Yang jelas dong! Gue bingung nih" aku berusaha mencerna kalimat yang disampaikan Fina.

Fina berdecak lalu melanjutkan ceritanya. "Trus gue nawarin diri untuk bantu dia ngurus, biar sekalian gitu. Jadi dikirim deh bukti pembayaran uktnya. Nah ke kampus deh gue. Ngasih slip gue. Tapi punya Dipo gak bisa karena masih dalam bentuk foto, harus di print out. Gue rela-relain ke koperasi FBS untuk nge print, trus balik ke biro lagi untuk ngasih kertasnya."

Gedung FBS letaknya di samping Kantor Biro yang jaraknya cukup dekat. Tapi ucapan Fina seolah-olah jaraknya hingga ratusan meter.

"Gak berapa lama gue balik ke rumah dia nge chat gue lagi. Nanyaiin rumah gue jauh gak dari kampus, ya gue jawab jauh kan emang jauh. Trus dia minta gue balik lagi untuk ngelakuin Hal yang sama buat temennya."

"Gak tau diri banget" Cibir Tari.

"Yang bikin gue sakit hati, temennya itu cewek. Huaaaa" Fina histeris di kalimat terakhirnya. Aku dan Tari terkekeh mendengar kalimat tak beraturan yang keluar dari mulut Fina.

"Malangnya nasib mu kawan" Tari menepuk bahu Fina mencoba menguatkan.

"Mungkin itu cuman temennya aja, sekalian minta tolong ke elo" bujukku.

"Enggak, Fin. Itu tuh gebetannya"

Fina menepuk bahu Tari kuat "Enak aja lo!" Protesnya tidak terima.

"Jadi intinya lo telat itu apa?"

"Gue males aja liat muka dia"

"Padahal Dipo nanyain elo tadi"

"Hah? Serius lo? Trus apa lo jawab" Fina langsung antusias.

Tari hanya tertawa "Tapi boong"

"FUCEK LO TARI!"

IRA (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang