BAB 11 - Ke Rumah Sam

3.4K 143 0
                                    

Seperti biasa kegiatan rutin minggu pagiku adalah lari pagi. Suasana rumah masih sepi. Aku turun ke bawah dan kulihat Mama dan Bik Nah sedang memasak di dapur. Namun ada sosok yang duduk di meja makan. Aku tau dari postur duduknya itu bukan Papa.

"Hai sayang, kamu mau lari pagi?" Tanya Mama melihatku turun.

Aku pun hanya nyengir. Dan orang yang duduk disana pun ikut menengok. Sam. Kenapa makhluk satu ini senang sekali muncul pagi-pagi dirumahku.

"Pagi pacar." Katanya nyengir.

Aku memasang mata melotot yang menandakan (ngapain si lo ke sini pagi-pagi ini hari libur). Sam yang mengerti dengan tatapanku pun hanya tersenyum miring. Aku menghela nafas pelan.

"Tuh pacar kamu udah nungguin katanya mau lari pagi bareng." Goda Mama diiringi dengan wajah Sam yang tersenyum.

Anak satu ini gak ada malunya sama sekali. Bahkan dia sepertinya sudah terbiasa dan menganggap rumahku sebagai rumahnya sendiri. "Aku jalan dulu ya mah." Kataku berlalu tanpa mengajak Sam.

"Mah aku juga jalan ya." Kata Sam beranjak dari duduknya lalu mengikutiku keluar.

Aku menoleh mendengar Sam memanggil Mama ke Mamaku. "Ngapain lo manggil nyokap gue Mama?" Kataku sinis saat kami sudah berada diluar rumah.

"Disuruh sama Tante Tia. Katanya biar akrab." Kata Sam cuek.

Rasanya akan percuma memperpanjang pembicaraan satu ini. Aku pun menghela nafas pelan. Sudahlah lebih baik aku mulai rutinitasku pagi ini. Aku mulai berlari meninggalkan Sam. Ia pun mengejarku.

"Dasar pacar durhaka udah dijemput malah ninggalin." Katanya ketus.

Aku hanya diam tidak memperdulikan ucapannya. "Lari pagi disini enak juga ya." Kata Sam sambil melihat melihat taman komplek yang sering digunakan untuk berolahraga.

"Lo kenapa lagi? Diem aja gak bisa ngomong?" Katanya sebal karena dari tadi aku cuekin. Kami saat ini sedang beristirahat setelah hampir 30 menit memutari lapangan.

Selama 30 menit Sam terus mengoceh tapi aku cuekin dan sekarang dia sebal. Rasakan. Batinku tertawa. "Hmmm. Lo mau taruhan gak?" Kataku tersenyum penuh arti.

Siapa tau kalo aku berhasil menang Sam tidak akan mengangguku lagi. Sam pun tersenyum miring merasa dirinya tertantang. "Apa?" Katanya dengan percaya diri.

"Lomba lari 1 putaran yang menang boleh minta apa aja dari yang kalah." Kataku tersenyum percaya diri. Aku sudah sering melalui rute ini pasti aku bisa menang.

"Siapa takut." Katanya tersenyum sinis.

Kami berdua pun berdiri bersiap untuk berlomba. Aku melemaskan kakiku bersiap untuk berlari. "Inget ya kalo lo kalah lo harus tepatin omongan lo." Kata Sam. Ia terlihat sangat percaya diri sekali.

"Iya. Udah ayo cepetan mulai." Kataku tersenyum.

1... 2... 3... Kami berdua mulai berlari. Sam berlari dengan tempo yang sama denganku. Dari wajahnya aku bisa lihat dia sedang mengejekku. Cup. Tiba-tiba Sam mencium pipiku lalu langsung kabur meninggalkanku yang berhenti karena kaget.

"Sammmm...." kataku berteriak kesal.

Sam tertawa puas melihatku marah. Aku berjalan kearahnya sambil ngedumel. "Curang." Kataku sebal sambil memukul-mukul tangannya.

Sam masih tertawa lalu menahan kedua tanganku. Ia terdiam. "Apa?" Kataku ketus.

"Lo tau kan gue yang pasti menang." Katanya tersenyum menatap dalam mataku. Aku melepaskan tangannya dari tanganku.

Antara Aku dan Saudari Kembarku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang