BAB 36 - Konflik

3K 111 0
                                    

Hari itu Sam menjemputku. Hari ini hari terakhir aku masuk kerja sebelum cuti. Kami akan pergi ke toko perhiasan untuk mencari cincin. "Gak ngajak duo Mama ikut?" Tanyaku memakai seatbeltku.

"Gak, katanya mereka lagi mau ngecek undangan sama souvenir yang baru jadi." Kata Sam sambil melajukan mobilnya.

Aku mengangguk paham. Kami pun pergi ke salah satu mall yang dekat dengan kantorku. Kata Sam Mama bilang disana modelnya bagus-bagus. "Besok udah mulai cuti?" Tanyanya masih fokus melihat ke depan.

"Iya, Mama udah ngomel terus karena aku pulang malem terus katanya takut drop nanti. Bahkan Mama sampe ngancem kalo aku gak bisa cuti seminggu sebelum nikah Mama nyuruh aku resign." Kataku sebal.

Sam tertawa mendengar ucapanku. "Bagus dong, jadi kamu bisa fokus dirumah nungguin dan nemenin aku." Katanya santai.

Aku menghela nafas pelan. Sam memang tidak menyuruhku untuk resign tapi dia juga tidak mendukungku untuk bekerja. Iya dia netral. "Aku gak mau dirumah bosen. Aku liat Nova abis nikah kerjaannya nelponin Ray mulu. Waktu hamil si dia lebih mendingan walaupun masih suka ngomel kalo Ray lembur." Kataku menceritakan tentang sikap Nova.

Awal resign Nova sering mengeluh bosan karena dia bingung harus ngapain di rumah. Setelah hamil dia baru punya banyak kegiatan entah itu senam hamil, renang, konsultasi ke dokter, liat-liat perlengkapan bayi, dan lain-lain.

"Tenang aja yang, nanti juga kamu langsung hamil kok kaya Nova." Kata Sam nyengir tanpa dosa.

Aku menatapnya tak percaya. Memang calon suamiku ini mesumnya gak bisa dikontrol. Sam tertawa melihatku cemberut dengan wajah memerah malu.

Akhirnya kami sampai di mall dan langsung menuju ke toko perhiasan. Kami melihat berbagai model cincin pernikahan yang indah. Setelah berdiskusi kami memilih cincin emas putih dengan design yang sederhana namun terlihat elegant dan mewah secara bersamaan. Beruntungnya kami cincin itu tersedia untuk ukuran kami.

Sam langsung membeli cincin itu dan kami pun pergi ke tempat makan. Kami duduk di bagian depan karena tempat itu sangat ramai. Saat kami sedang menikmati makanan kami seseorang menghampiri kami berdua.

"Hai Sam." Kata seorang wanita cantik menghampiri kami. Ia langsung memeluk Sam dan pria itu terlihat senang dipeluk.

Aku melihatnya malas. "Clara sedang apa kau disini?" Kata Sam tampak sedikit kaget.

"Aku sedang liburan. Boleh aku duduk?" Tanyanya ramah dan Sam langsung mengangguk mengiyakan.

"Maaf menganggu kalian makan." Katanya merasa tak enak tapi tetap duduk di sebelah Sam.

Mereka berdua mengobrol tanpa beban aku merasa seperti obat nyamuk disini. Pria itu memang mengenalkannya dengan Clara tapi hanya sebatas. Kenalkan Clar ini Novi dan Novi ini Clara teman kuliahku dulu. Bagus sekali bukan harusnya Sam mengenalkanku sebagai calon istrinya. Kami akan menikah seminggu lagi tetapi kenapa dia malah tidak mengakuiku.

Clara ikut memesan makanan bersama kami dan selama itu Sam selalu mengajaknya berbicara. Rasanya aku ingin segera pergi dari tempat ini. Aku menyudahi makanku yang masih setengah lagi. "Aku mau ke toilet." Kataku. Sam hanya menoleh dan mengangguk.

Sekarang Sam benar-benar mengacuhkanku. Aku pergi ke toilet untuk membasuh mukaku. Rasanya aku ingin menangis sekarang. Aku keluar dari toilet rasanya aku tidak ingin kembali ke sana.

Aku berjalan pelan dengan enggan kulangkahkan kakiku. "Novi." Kata seseorang mengagetkanku. Aku pun menoleh dan kulihat Farhan tersenyum melihatku.

"Farhan sedang apa kau disini?" Tanya kaget sekaligus senang melihat Farhan. Diantara temanku yang lain Farhanlah yang seakan menghilang. Ia diterima disebuah Bank besar yang ada di Jakarta.

Antara Aku dan Saudari Kembarku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang