BAB 37 - H-2

2.8K 91 0
                                    

Hari itu paginya Sam datang ke rumahku untuk memberikan titipan Mama Shinta untuk Mama. Aku sedang menonton TV di depan kamar. Nova sedang ke dokter cek up kandungan bersama Ray suaminya.

Sam menghampiriku. Aku sempat menoleh lalu kembali menatap layar kaca. Aku sempat melihat pria itu tampak kurusan bahkan wajahnya terlihat lesu.

Sam duduk dan bersandar di bahuku. Diam menghampiri kami. Kami belum bicara sama sekali sejak kejadian itu. "Udah mulai cuti?" Tanyaku pelan. Ia pun hanya berdeham pelan.

Hening menyelimuti kami kembali. "Maaf." Kata Sam pelan. Ia bangun dan menyandarkan tubuhnya di sofa.

"Gpp." Kataku singkat. "Kamu emang gak dikasih makan sama Mama Shinta kenapa jadi kurus gini?" Kataku pelan.

Sam masih menyandarkan kepadanya padaku. "Aku sibuk banget dari kemarin, Papa gak ngijinin aku cuti kalo kerjaan aku belum selesai. Makanya aku gak kesini-sini." Aku Sam sambil memejamkan matanya. Dari suaranya aku bisa tau jika dia sedang lelah sekarang.

Aku menghela nafas pelan. "Kemarin aku gak sengaja ketemu Farhan dari toilet dia baru abis ketemu klien katanya. Kita sempet ngobrol sebentar bahas nikahan Dini. Aku juga ngundang Farhan ke acara kita besok." Kataku pelan membuka pembicaraan.

Sam bangun dan tersenyum. Ia merangkulku dan menyandarkan kepalaku pada dada nya yang bidang. "Lagian kamu ngapain marah-marah coba. Yang harusnya marah tuh aku." Kataku sebal.

"Kamu marah kenapa si yang?" Kata Sam mengelus rambutku lembut.

"Menurut kamu aku gak marah kamu nyuekin aku waktu ada Clara? Pake gak bilang aku calon istri kamu. Mana aku dicuekin." Kataku sebal melepaskan pelukannya.

Sam menatapku bingung. Ia kira Novi marah karena Sam sudah posesif dengan dia dan menariknya kasar saat ada Farhan kemarin. "Kamu bukannya marah karena aku narik kamu pas ada Farhan kemarin?" Tanya Sam bingung.

Aku menatapnya sebal. "Marahlah. Cuma aku marah bukan karena itu aja."Kataku kesal. 

"Yang aku tuh sama Clara sahabat bahkan aku udah nganggep Clara saudara aku. Lagian dia juga nikah kok." Aku Sam membujukku. Aku hanya diam mendengarkan.

Sam menggenggam tanganku. "Aku mau jujur sama kamu. Aku bukan orang alim aku pun pernah khilaf. Waktu itu pas banget kita abis break, Steve ngajak aku minum biasanya aku selalu nolak dan nyari alasan jika Steve udah ngajak aku, tapi hari itu aku bener-bener pusing aku ngerasa nyesel dan bodoh minta break sama kamu. Akhirnya aku ikut Steve ke diskotik. Disana aku ketemu temen-temen aku pas kuliah S1 dan ada Violet disitu." Kata Sam memberi jeda ceritanya.

"Kamu tidur sama Violet?" Kataku menunduh Sam. Aku menarik tanganku. Aku memang sudah curiga pergaulan Sam diluar pasti bebas. Dia lelaki normal apalagi di luar negeri hal seperti itu wajar.

"Aku belum selesai cerita." Katanya sebal. Aku hanya diam tidak perduli. Sam menghela nafasnya ini bukan waktunya dia marah. "Aku gak tidur sama Violet ataupun siapa pun. Jadi aku mohon kamu jangan mikir yang aneh-aneh." Katanya lirih.

"Terus?" Kataku dingin.

"Malem itu aku mabok, tapi aku masih sadar. Violet cium aku, aku tau aku salah aku malah diem aja gak nolak Violet sedikitpun sampai akhirnya Clara dateng. Clara memang bukan cewek baik, dia sering ke disko, tapi dia punya benteng diri yang kuat. Dia dateng sama tunangannya dan liat aku sama cewek lain." Kata Sam memberi jeda ceritanya lagi untuk menarik nafas.

Sam menatapku tapi aku hanya diam akhirnya dia melanjutkan ceritanya. "Clara tau aku punya pacar di Indo dia marah dan narik aku keluar. Disitu dia nampar dan nyeramahin aku. Dan akhirnya aku sadar aku salah. Aku belum bilang sama kamu tunangan dan suami Clara itu Thomas temanku yang waktu itu makan bareng sama kita." Kata Sam lagi.

Antara Aku dan Saudari Kembarku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang