A.°2

56 9 4
                                    

Happy reading




04042020
___________________

"Bukan gitu megangnya." Masih dengan wajah datarnya, si laki laki menegur si perempuan entah untuk yang ke berapa kali.

Yang ditegur kembali menghela nafas lelah, sejak 10 menit yang lalu ia bahkan belum bisa sekedar memegang gitar di genggamannya dengan benar. Dan yang kembali membuatnya naik darah adalah dengan santainya seseorang yang seharusnya mengajari tentang semua ini hanya duduk mengamati dan berkomentar sesuka hati tanpa berniat membenarkan sedikitpun.

Dulu gue cuma diajari tentang letak not dan penjarian. Jadi,gue ya ngajari lo cuma itu aja. Impas— jawabnya beberapa menit lalu ketika percobaan ke sekian Callisya gagal.

Ya,kedua orang itu adalah Callisya dan Agra,si anak lumayan bandel itu.

*flashback on

Callisya masih sibuk mencari lagu yang pas ketika sebuah suara memanggilnya, "tadi anak baru itu mana ya? Cal.. Cal siapa tadi?" Pak Reza melongokkan kepalanya di pintu,matanya menyisir seluruh ruang musik.

Callisya pun mengangkat tangannya,"saya pak!"

Dia berdiri,melihat tangan Pak Reza yang melambai mengundangnya. Di luar ruangan, ada 'si anak lumayan bandel' itu yang berdiri dengan menyenderkan bahu di dinding.

Nggak punya sopan sama guru — batin nya menggerutu.

"Karena kamu kemarin sempat kehilangan materi tentang gitar, saya memutuskan untuk memberikanmu privat bersama Agra di ruang rekaman. Ini hanya berjalan selama 1 bulan, setelah itu kamu bisa kembali bergabung bersama temanmu yang lain. Dan ketika kamu kembali masuk,jangan lupakan tugas piano tadi. Kamu paham?"

Dia hanya mengangguk, kedengaran buruk tapi tidak masalah. Toh semua ini demi nilainya.

*flashback off

Callisya berjengit merasakan pelukan dari arah belakangnya. Ia melirik tangan yang kini melingkari tubuhnya dan jari yang ada di atas jarinya.

"Kunci yang di pake kunci C dulu." Ucap pemuda itu pelan tepat di samping telinga Callisya. Membuat si empu merasakan detakan luar biasa di dadanya.

"Jari telunjuk lo taruh sini..

tengah nya sini..

terus yang jari manisnya disini..

– jarinya membenarkan letak jari jari Callisya–

nah udah.."

Callisya segera tersadar dari lamunannya, tersenyum bangga melihat tangannya yang resmi memegang gitar dengan baik dan benar.

"Thanks."

Pemuda itu hanya mengangguk,lalu mengambil gitar lain dan memangkunya

"Itu kan lo udah pake kunci C, coba lo petik dulu."

Callisya mengangguk dan mulai menggerakkan tangannya. gitar itu berbunyi,dia tersenyum senang.

"Inget inget suaranya, terus lanjut kunci dasar D.

Jari telunjuk disini..

Tengah disini..

Manisnya disini.."

"Kayak gini?" Agra kembali mendongakkan kepalanya,lantas menggeleng.

"Ish,susah banget sih." Pemuda itu tersenyum tipis mendengar gerutuan gadis didepannya yang masih berkutat dengan jari jari miliknya sendiri.

colt.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang