ㄑpROlog°

89 12 16
                                    

Pemandangan yang indah,sang surya yang hampir tenggelam,diiringi nyanyian burung-burung kecil yang terbang di atas kepala,suasana yang tepat untuk mengucapkan sebuah kata yang tabu namun sangat berarti,begitu dinanti,sebuah moment yang berarti baru saja akan dilaksanakan oleh seorang pria yang sekarang sedang menunggu gadisnya di sebuah danau.

Dilengkapi sebuket mawar putih yang menguar harum nya,beserta coklat yang menjadi kesukaan gadis kesayangan nya itu. Melukiskan sebuah senyuman yang tak lepas dari wajah tampan nya,serta bibir yang tak berhenti menggumamkan kata cinta.

Sementara sang gadis yang dinanti..

"Aku mencintai nya,Ayah!" entah sudah berapa kali ia berkata seperti itu.

Amarah seseorang yang dipanggil 'ayah' itu pun turut memuncak mendengar putri satu-satunya telah berani membentak dirinya,"Cintamu itu hanya sebuah ilusi yang di ciptakan oleh nya,sadarlah!"

"Tidak. Aku bersumpah,aku melihat diriku didalam matanya."

"Ada seseorang yang lebih baik dari nya yang menunggu mu!"

"Tapi.. Tapi,aku tidak mencintai nya."

"Ikut ayah kembali,atau orang yang kau cinta itu tak pernah tampak lagi."

Tes..

Air mata yang mati-matian ditahan nya itu akhirnya menetes,lalu berubah menjadi kristal bening yang menyilaukan mata orang biasa yang melihatnya.

"Ayah.." panggilnya,diiringi beberapa tetes air mata yang turut berjatuhan dari indra penglihatannya.

"Kumohon.." ucapan mohon itu berhasil meluluhkan hati sang ayah.

"Aku berjanji tak akan melupakan kewajibanku disana,aku akan tetap melaksanakan apa tanggung jawab ku,ayah.."

Bibir sang ayah terangkat mendengar kalimat putri kesayangan nya,"Ienanna,kau telah mengucapkan sebuah janji."

"Aku berjanji ayah,aku berjanji"

Di elusnya puncak kepala sang putri,"ketika keturunanmu kelak sudah dewasa,ingatlah itu."

Kepala gadis itu terangkat, memperlihatkan wajah elok nya disertai senyuman yang membuat siapapun meleleh dibuatnya.

"Terimakasih ayah."ia menghambur ke pelukan ayah tercintanya. Merasakan kehangatan cinta seorang yang telah menjadi cinta pertama nya.

Mereka sama-sama menikmati moment itu,hingga sang ayah melepas pelukan nya,"aku mempercayai mu,sayang.."

Sambil menahan air mata yang ingin kembali keluar, Ia menganggukkan kepalanya,berjanji pada diri sendiri untuk bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu yang telah di berikan ayahnya.

Dan,seketika cahaya terang menyelimuti ruang tamu rumah sederhana yang di tempati nya.

   £•••£

Dalam lima belas menit terakhir,entah sudah berapa kali pria itu melirik jam di pergelangan tangan nya. Sang surya sudah hampir hilang ditelan air danau ini. Ah..mungkin rencananya untuk menikmati matahari tenggelam bersama orang tercintanya tak akan terlaksana hari ini.

Namun,tepat ketika keputusan asaan itu keluar,saat itu pula seorang wanita jelita yang memakai dress putih tanpa lengan selutut datang.

Senyumnya mengembang,apalagi ketika jarak diantara mereka semakin menipis.

"Maafkan aku,apakah kau menunggu lama?" sambil mengatur nafasnya, wanita itu membuka pembicaraan.

"Tidak apa." jawab sang pria sambil tersenyum,membuat sang wanita itu tersenyum pula.

"Ekhm,begini. Aku meminta kita bertemu disini untuk.." dia mulai mengeluarkan bunga mawar putih serta coklat yang telah di siapkan nya.

"Apa maksud semua ini?"

"Aku menyukai mu. Ah,,tidak,aku mencintaimu" ucap nya to the point.

Senyum wanita itu semakin lebar, tangan nya terulur untuk mengambil bunga serta coklat itu.

Dan..

greb~

Mereka berpelukan menyalurkan perasaan masing masing tepat ketika sang matahari hilang. Sekali lagi, wanita itu berjanji pada dirinya sendiri untuk memanfaat kan waktu sebaik-baik nya bersama orang yang ia cintai.

Tbc.

*****

Hello semua. Kenalin, saya penulis baru di wattpad.

Dan ini cerita kedua saya,(yang pertama di unpub,hehe).

Jadi saya harap bisa di terima dengan baik,oke? Moga seneng ya?

Love u all <3

-Diyen_a-

colt.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang