Welcome again..
.
22062020
___________________Sudah terhitung tiga bulan sejak Callisya pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini.
Ia sudah mulai akrab dan mengenal teman-teman sekelasnya, bahkan di luar kelasnya pun ia mulai menghafal dan mengenal satu persatu. Ya.. Meski dapat di tebak bahwa merekalah yang pertama kali mengenalkan diri.
Datang sebagai siswa pindahan menjadikan Callisya menarik bagi teman-teman seangkatan nya. Dan dengan wajah yang dapat dibilang elok itu ia menjadi topik perbincangan ringan para kakak kelasnya.
Sebagai informasi, Callisya pindah ke tempat ini tepat setelah ujian akhir semester pertama diadakan. Bukan karena ia di drop out dari sekolah lamanya, tapi karna sebuah keharusan bagi ayahnya untuk pindah kota dengan alasan pekerjaan.
Beruntunglah karna kota yang sekarang keluarga nya tempati tidak jauh dari rumah sang kakek dan neneknya. Menjadikan keluarga Callisya minimal memiliki kerabat yang dekat, tidak seperti sebelum-sebelumnya, keluarga nya benar-benar terpencar jauh tanpa kerabat.
"Hei Cal!" seseorang datang dengan menepuk pundak Callisya sedikit keras.
Tubuhnya sedikit terhuyung ke depan karna tepukan itu, "oh, halo La."
Gadis di sebelahnya itu bernama Keila, teman sekelasnya juga, Callisya mengenalnya keesokan hari setelah Fia dan Elsa saling mengenalkan diri kepadanya.
Callisya tersenyum ke arah Keila, gadis itu menghampirinya pasti hendak kembali menyerahkan sepucuk surat dari sang sepupu.
Benar saja, Keila mengeluarkan amplop merah dari saku roknya, "Nih, pastiin lo bales ya, ntar istirahat gue ambil."
Callisya hanya mengangguk dan menerima amplop itu.
Amplop merah yang tak henti ia terima beberapa hari ini. Dari salah satu teman seangkatannya di kelas sebelah yang ternyata sepupu dari teman sekelasnya ini. Hanya itu yang ia tahu tentang pemuda pengirim amplop.
Awalnya Callisya bingung dan langsung membuka amplop itu, tapi setelah ia tahu isinya, ia hanya menghela nafas kasar dan mengernyit bingung.
Ayo lah.. si pengirim itu bertanya kabarnya dan sok perduli kepadanya? Callisya bahkan tak pernah bertemu sekalipun dengan nya bahkan hingga kini.
"Oh iya Cal, bisa kali ini lo bales dengan serius? Dia bilang kalo lo tetep kayak gini dia bakal terus-terusan ngirim itu surat." wajah Keila terlihat sedikit memohon ketika mengucapkan itu.
Menjadikan pundak Callisya semakin menekuk kebawah. Selama ini sebenarnya ia hanya mengirim ulang tanpa membalas surat itu. Terlalu malas.
"Ayolah Cal.. Gue capek terus-terusan bolak balik gini, ya ya.."
Tak tega, akhirnya ia mengangguk pasrah. Mari coba menjawab dengan serius dan lihat apa yang akan si pengirim itu lakukan.
_ _ _ _ _ _
Pukul 2 lebih 15 menit siang, Siswa siswi mulai berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing termasuk kelas Callisya.
Sayangnya ia harus sedikit lebih sabar untuk pulang. Bukan, bukan karena ia masih harus 'les privat' bersama si lumayan bandel itu. Hari ketika ia ketiduran di kelas itu adalah hari terakhirnya untuk 'les private'.
Hari ini adalah hari piketnya, maka mau tak mau ia dan ke empat teman lainnya harus rela pulang lebih lambat. Tak ada yang spesial dengan hari ini. Hanya para guru mulai sedikit memfokuskan pelajaran untuk ujian tengah semester yang akan diadakan minggu depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
colt.
Teen FictionDia hadir dalam mimpiku, Selalu membuatku tertawa di alam itu, Bersamaku,Menjagaku, Dia Malaikat ku. #gaje #belumtentualurnya #fiksibelaka