16 : Kedua

1.5K 260 40
                                    

"Turunlah."

Sebuah telapak tangan yang terbuka tampak terjulur ke depannya. Melihat itu membuat Jisoo bingung untuk beberapa alasan. Ia memilih diam dan terus menatap uluran tangan itu dengan kepala yang serong ke kiri.

"Jisoo-ssi, turunlah," Chanyeol berdeham yang membuat Jisoo mengedipkan mata beberapa kali, ia lantas mendongak dan menatap Chanyeol yang saat ini masih diam di posisinya. Menjulurkan tangannya seolah ingin membantu Jisoo turun dari mobil.

Walau masih dalam keadaan bingung, ia akhirnya membalas uluran tangan itu dan turun dari mobil. Jisoo masih belum membuka suaranya, ia hanya menatap Chanyeol dengan ekspresi heran seolah meminta penjelasan atas perilaku direkturnya yang berbeda dari biasanya.

Chanyeol melirik ke arahnya. "Sekarang, dekap lenganku."

"A-apa? Apa maksud anda, Sajangnim?" Jisoo sampai tersedak saat mendengar perintah dari Chanyeol. Namun Chanyeol tidak membalas pertanyaannya, membuat Jisoo semakin kebingungan, "Oh? Apakah karena saya menjadi pasangan anda datang ke pesta ini? Jadi kita harus begitu?"

"Lakukan saja," Jisoo masih menatap Chanyeol yang saat ini berbisik dengan nada penuh penekanan padanya. Gadis itu meringis, namun perhatiannya teralihkan.

Jisoo sejenak mengamati sekitar, beberapa penjaga dengan badan kekar dan seragam hitam-hitam tampak berjejer di depan pintu utama seraya membungkukkan badan hormat. Hal itu membuat Jisoo kembali menoleh ke arah Chanyeol, apakah bentuk penghormatan itu dilayangkan untuk direkturnya?

Jisoo mengeluarkan dehaman singkat, dan dengan perlahan mulai melingkari lengan Chanyeol dengan tangannya. "Seperti ini?"

"Kurang tepat. Kau terlalu canggung," Chanyeol menoleh ke arahnya. Dan dengan sekali tarikkan, sudah membuat tubuhnya menjadi lebih dekat kepada Chanyeol. Itu terlalu tiba-tiba, dan hampir membuat Jisoo lupa untuk bernafas.

Jisoo menatap pria itu dengan kernyitan di dahi, bahunya bahkan sudah menempel sempurna dengan lengan Chanyeol. Dan itu membuatnya terganggu. Entahlah, perasaannya terasa aneh. "Bukankah ini terlalu dekat, Sajangnim? Bagaimana jika ada yang salah sangka? Bisakah memberi jarak sedikit saja?"

"Biarkan saja seperti ini," Chanyeol menahan pergerakan Jisoo agar tidak memberi jarak di antara mereka. Lalu mulai berjalan memasuki bangunan besar tersebut.

Entah Jisoo yang salah lihat atau bagaimana, ia melihat pria itu menarik kedua sudut bibirnya saat mengatakan itu. Namun Jisoo tidak ambil pusing memikirkan keanehan direkturnya, karena ia lebih memfokuskan pandangannya kepada ruangan yang saat ini akan dirinya masuki.

Matanya mulai mengamati gedung mewah ini. Dengan gaya eropa yang digabungkan dengan struktur bangunan modern, membuatnya tampil megah. Terlebih dengan lampu kuning pada setiap dinding dan ornamen patung yang membuat bangunan besar ini tampak sangat indah pada saat malam hari.

Saat memasuki gedung, matanya langsung langsung disajikan dengan ruangan yang amat luas. Lampu kristal, karpet merah, dan gelas-gelas yang sudah dipenuhi oleh wine. Ia juga melihat banyak pasangan pejabat di sini. Itu membuatnya tanpa sadar lebih mengeratkan dekapannya pada lengan Chanyeol.

Hal itu disadari oleh Chanyeol, membuat pria itu menepuk-nepuk ringan tangan Jisoo yang sedang memeluk erat lengannya.

"Kenapa?" tanya Chanyeol.

Jisoo menggelengkan kepala, ia mendongak dan membalas tatapan Chanyeol. "Hanya gugup saja. Apakah mereka orang-orang politik, Sajangnim?"

Chanyeol terkekeh, "Tidak, mereka cuma pebisnis yang sangat sukses. Seorang politikus hanya akan menggelar pesta untuk tujuan politik. Sedangkan pesta ini diadakan untuk perjodohan biasa."

𝗟𝗜𝗧𝗘𝗦𝗧 | Chanyeol • Jisoo | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang