Bonus Chapter |1|

1.7K 274 49
                                    

Sebuah sendok terangkat dan diarahkan layaknya pesawat yang akan lepas landas. Berakhir dengan menganganya sebuah mulut mungil dengan pandangan berbinar.

"Am...?"

Jisoo tersenyum sumringah saat Jian bisa memakan makanan dengan lahap, padahal ia tahu ciri khas makanan rumah sakit rasanya sangat hambar. Jisoo membelai sebelah pipi Jian, lantas mengecupnya singkat. Ia sangat bahagia setelah Jian siuman, ia bahkan mengucap syukur pada Tuhan setiap malam. Kini Jisoo bisa kembali melihat binar cerah dari mata sang adik.

"Noona,"  lagi, Jisoo sangat bahagia saat Jian memanggilnya. Jisoo lalu kembali menyuapi sang adik.

Entah datangnya keajaiban ini dari mana, Jian tiba-tiba saja bisa mulai berbicara. Walau hanya beberapa patah kata saja yang bisa adiknya ucapkan, namun itu sebuah keajaiban bagi Jisoo. Bagaimana tidak? Selama sepuluh tahun lamanya Jisoo hanya bisa mendengar gumaman sang adik, akhirnya sekarang Jian bisa memanggilnya dengan sebutan kakak.

Jisoo mengecup bertubi-tubi pipi gembul Jian yang terisi bubur rumah sakit. "Adik noona yang menggemaskan!"

"Kenapa cuma Jian yang mendapat ciuman?"

Jisoo maupun Jian menoleh saat mendengar suara dari arah belakang mereka. Chanyeol tampak melayangkan senyum sembari berjalan mendekat. Pria itu lalu menaruh sebuah bingkisan penuh buah ke atas meja kecil di sebelah ranjang.

"Jisoo, kau lagi-lagi kabur dari ruang inap. Kau padahal tau lukamu belum sembuh total," ucap Chanyeol dan mengambil alih mangkuk makanan yang Jisoo pegang untuk menyuapi Jian. Sekarang Chanyeol yang gantian melakukan itu.

Jisoo tersenyum. Matanya memandang penuh arti saat Chanyeol dengan telaten membersihkan sisa makanan di ujung bibir sang adik. Sudah satu minggu mereka di sini, dan Chanyeol selalu menyempatkan waktu luangnya untuk mengunjungi Jisoo dan Jian.

Chanyeol juga akan membelikan beberapa camilan sehat dan enak dengan menu yang berbeda setiap harinya agar Jian tidak bosan makanan rumah sakit. Jian sebenarnya tipikal yang pemalu karena belum terbiasa dengan orang asing. Namun entah kenapa, adiknya itu bisa dengan mudah dekat dengan Chanyeol. Bahkan pernah saat Chanyeol sekali tidak mengunjungi mereka akibat rapat dadakan yang sangat penting, seharian Jian merengek yang membuat Jisoo kelabakan.

Chanyeol juga begitu, dia tampak menyayangi Jian. Padahal Jisoo menyangka pria itu tidak terlalu menyukai anak-anak. Namun pemikirannya salah, ada satu sisi di dalam Chanyeol yang membuatnya terlihat sangat mengagumkan saat memperlakukan adiknya, penuh perhatian.

"Kamu sudah makan?" tanya Chanyeol sembari sibuk mengupas apel. Jisoo hanya bergumam iya membalasnya.

"Bagaimana denganmu, Chanyeol?"

"Tentu."

Jisoo mengulum senyum mendengar jawaban Chanyeol. Ia tahu, pria selalu merelakan waktu istirahat atau makan siangnya. Pria itu tengah berbohong kepada Jisoo yang tidak bisa dibohongi.

"Jian, Am?"  bocah kecil itu menerima dengan baik suapan sepotong apel dari Chanyeol. Jian lalu tersenyum lebar ke arah Chanyeol. Adik Jisoo itu tiba-tiba saja memajukan tubuh.

Chanyeol mendadak terdiam saat merasakan kedua pipinya yang terasa hangat. Jisoo maupun Jian sama-sama memajukan muka, dan dua kecupan bersarang manis di masing-masing pipi Chanyeol.

Chanyeol memegangi sebelah pipinya dengan raut muka tidak percaya. Di depannya, kedua adik kakak tersebut tampak tersenyum manis ke arahnya.

"Appa!"



































Aku kasih 3 bonus Chapter sama 1 spesial Chapter deh buat yang nyemangati aku dan minta moment Chansoo bahagia
(///v///)

Aku juga bakalan spam up date dalam satu hari. Tapi dengan syarat, tetep kasih cerita ini vote dan komen di setiap bonus Chapternya yaa. Biar aku seneng /ngerengek.

Satu kalimat pun komen kalian, bisa buat aku seneng. ^^

Make & publish 25 april 2020

𝗟𝗜𝗧𝗘𝗦𝗧 | Chanyeol • Jisoo | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang