6.

1.2K 144 24
                                    

"Kalian datang, kedua putriku? Bukankah putri tertua tidak suka keramaian?" tanya Im Jaebum.

Jaebum menatap heran kedua anaknya ini. Terlebih menatap sang putri tertua.

"Tentu saja kami ingin makan bersama dengan ayah tercinta. Apakah tidak boleh?" jawab Nayeon dengan tenang.

"Baiklah, duduklah. Kita makan bersama" balas Jaebum.

Jennie yang melihat Jaebum mengizinkan Nayeon dan Dahyun satu meja makan dengan mereka hanya bisa menatap tajam keduanya.

Lalisa yang sedang sebal itu akhirnya angkat bicara.

"Kakak pertama...bukankah kau dan kakak kedua selalu makan sendiri di kediaman kalian? Kenapa hari ini ingin makan bersama disini? Sudah berani keluar?" tanya Lalisa sedikit mengejek.

"Adikku sayang, apakah kakak tidak boleh makan disini? Kakak ini putri tertua dan Dahyun putri kedua. Kami juga anak kandung dari perdana menteri Im dan memiliki hak untuk makan disini. Bukankah begitu adikku, Lalisa? Sedangkan kau yang hanya anak seorang selir beraninya melarang kami" jawab Nayeon tenang namun angkuh.

Lalisa mencoba menahan emosinya. Jennie pun sama, berusaha tenang lalu melerai keduanya.

"Maafkan adikmu putri Nayeon dan putri Dahyun. Dia sebenarnya tidak bermaksud berkata seperti itu, maafkan ibu juga yang salah mendidiknya" kata Jennie pura-pura menyesal.

"Sudahlah, berhenti bertengkar. Kita makan sekarang" potong Jaebum.

"Munafik" gumam Nayeon namun masih bisa didengar semuanya.

Dahyun yang melihat keberanian kakaknya merasa sangat senang. Tak lupa dia menyunggingkan senyum manisnya.

Seusai makan malam bersama, Im Jaebum mengajak selir dan ketiga putrinya untuk berkumpul di ruangan keluarga.

"Apa kalian tahu kenapa aku kumpulkan disini?" tanya Jaebum.

"Tidak ayah, ada apa?" balas Lalisa sok manis.

"Besok adalah hari ulang tahun putra mahkota kerajaan Silla. Raja Jeon mengundang kita untuk kesana"

"Benarkah ayah? Kapan kita kesana?" seru Lalisa antusias.

"Besok kita akan berangkat pagi karena jarak ke kerajaan cukup jauh. Dan kemungkinan kita akan menginap disana"

"Aku sudah tidak sabar ayah"

Nayeon dan Dahyun yang mendengar Lalisa sangat cerewet itu hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Apakah kakak tertua akan ikut? Untuk mengucapkan selamat kepada putra mahkota yang sudah menolak perjodohan denganmu?" tanya Lalisa kepada Nayeon dengan smirknya.

"Tentu saja. Aku dan Dahyun akan ikut dengan senang hati adikku tersayang. Benarkan putri Dahyun?"

"Iya putri Lalisa, tentu saja kedua kakakmu yang baik ini akan menemanimu" balas Dahyun.

Lalisa semakin kesal dengan mereka berdua, terutama Nayeon.

Kenapa gadis itu pintar menjawab sekarang?

"Baiklah, kalian istirahatlah" ucap Jaebum segera berdiri untuk masuk ke kamarnya.

Sedangkan Lalisa pergi ke kediamannya dengan perasaan kesal. Nayeon dan Dahyun yang melihat itu hanya tersenyum.

'Makanya jangan sok sama gue. Putri kok kelakuannya minus' - Nayeon.

Sampai di kediaman, Nayeon dan Dahyun segera membersihkan diri dibantu oleh Tzuyu.

"Tzuyu, kau sudah makan?" tanya Nayeon.

"Sudah putri. Apa putri ingin dibuatkan sesuatu?"

"Tidak. Kau bantu Dahyun saja untuk membersihkan dirinya"

Another placeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang