28

1K 116 31
                                    

Berbeda dengan makam dari raja Yoongi dan permaisuri Jihyo yang terletak di gunung Paldal, sebelah barat kerajaan Silla, pemakaman putri Nayeon akan ditempatkan di gunung Hwa, sekitar 10 kilometer di sebelah selatan kerajaan Silla. Pangeran Jungkook lah yang memilih untuk memakamkan gadisnya disana.

Sesuai dengan nama gunung Hwa, yang berarti gunung bunga.

Makam itu sangat indah, dikelilingi oleh 12 batu yang dipahat bunga tulip.

Bunga tulip sendiri melambangkan cinta yang sempurna. Jika warnanya bermacam-macam, bunga tulip memiliki makna keindahan cinta yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Kemarin malam setelah keluar dari ruang makan, Jungkook membawa tubuh gadisnya ke kamar. Di istirahatkannya tubuh yang tak bernyawa itu di atas ranjangnya.

Semalaman lelaki itu tidak tidur. Dia hanya duduk di samping ranjang, memandangi wajah manis Nayeon yang sudah pucat itu sambil menggenggam tangannya yang sudah dingin.

Jenderal Lee menyelidiki kejadian kemarin dan langsung menemukan dua pelayan yang 'mengaku' menambahkan bubuk racun ke dalam sup putri Nayeon.

Sebelumnya, raja Sehun mengancam mereka jika sampai membongkar rahasianya, nyawa orang tua kedua pelayan itulah yang akan menjadi taruhannya.

Ancaman itu yang membuat mereka mengaku dengan alibi mereka menyukai pangeran Jungkook dan tidak mau jika lelaki yang dicintainya menikah dengan perempuan lain.

Malam itu juga kedua pelayan tersebut langsung di jatuhi hukuman mati dengan cara dipenggal kepalanya.

Para rombongan berangkat ke tempat pemakaman siang ini. Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di sana.

Setelah melakukan beberapa prosesi, peti milik Nayeon di masukkan ke dalam lubang dan di kubur menggunakan tanah.

Isakan tangis kembali terdengar kala tanah itu sudah menggunung.

Dahyun menangis di pelukan Jimin.

Sedangkan Jungkook hanya menatap ke arah makam dengan tatapan kosong.

"Kita pulang, pangeran. Cuaca sudah mendung, sebentar lagi hujan"

Sebuah tepukan kecil di bahu kanannya membuyarkan lamunan Jungkook. Lelaki itu mengangguk menanggapi ajakan pangeran Jimin dan mulai beranjak dari sana.

Semenjak pulang dari pemakaman, Jungkook mengurung dirinya di dalam kamar.

Dia masih menangisi kepergian gadisnya.

Di sisi lain, Jimin sekarang berada di posisi yang membingungkan. Dia ingin menenangkan adiknya, tetapi dia tidak mungkin meninggalkan kekasihnya yang juga membutukan dirinya.

"Dahyun, jangan seperti ini. Kau harus merelakan kakakmu" kata Jimin memeluk erat tubuh Dahyun.

Ya, pangeran Jimin sekarang berada di kamar Dahyun.

"Tapi..hiks..hanya dia yang aku punya..hiks"

"Kenapa kau bilang begitu? Masih ada aku, Jungkook, Tzuyu yang akan menjagamu. Kau tak akan sendirian, sayang" ucap Jimin.

Mendengar nama Jungkook, gadis itu melepaskan pelukannya.

"Apa kau tak ke kamar Jungkook untuk melihat keadaannya?"

Jimin hanya terdiam.

"Pergilah, tenangkan dia. Aku tidak apa-apa. Ada Tzuyu disini yang akan menemaniku. Jungkook pasti sangat terpukul juga"

"Benarkah kau tak apa jika aku pergi kesana?"

"Tak apa. Pergilah" kata Dahyun lembut.

"Baiklah, nanti aku kesini lagi"

Another placeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang