Tidak ada yang spesial di hari pertama Ilyin merasakan mpls di kehidupan SMA-nya. Seluruh peserta mpls hanya diberikan tugas untuk membersihkan dalam dan luar ruangan kelas masing-masing gugus.
Setelah itu, kakak pendamping gugus mereka memperkenalkan diri dan menyuruh satu persatu peserta gugus untuk memperkenalkan dirinya juga. Usai memperkenalkan diri, mereka bermain games seraya menunggu aba-aba dari panitia inti.
Beberapa dari pendamping gugus lain, mengililingi ruangan gugus-gugus dan memperkenalkan diri mereka atau ada juga yang memberi lelucon membuat peserta mpls tertawa.
"Rame banget dah gugus 1," ujar salah satu pengurus yang baru masuk ke dalam ruangan itu.
"Jelas lah, siapa dulu dong kakak pendampingnya," ucap Lucas membalas pernyataan temannya itu.
Bagaimana tidak ramai, beberapa pendamping yang berkeliling memilih gugus 1 untuk dijadikan tempat perhentian. Di depan kelas ini sudah ada 5 orang yang merupakan pendamping gugus lain.
"Eh Mark!" teriak Lucas begitu melihat Mark melewati kelas yang diisi oleh gugus 1. Membuat semua teman pengurusnya ikut menoleh ke arah tatapan Lucas.
Mark menghentikan langkahnya dan menoleh sambil membalas teriakan Lucas dengan berkata, "apaan?"
"Sini dah, bawa orang di samping lu juga kalau sabi."
Ilyin yang tentu saja mendengar teriakan Lucas mulai khawatir dengan ajakan Lucas untuk memanggil Mark. Belum lagi kalau orang yang di samping Mark juga masih orang yang sama dengan yang tadi.
Mark berjalan sambil menarik paksa orang yang menemaninya berkeliling. "Masuk aja lah anjir, susah bener. Udah selesai juga kan tugas lu," ujar Mark.
"Eh, Hendra masuk dong sini," ucap Chaeyoung--masih mengingat percakapan Ilyin dan Hendery tadi pagi.
"Emang kenapa tuh Hendery gamau masuk dah?" tanya salah satu tamu dari pendamping gugus sebelah.
"Itu, katanya si Hendery sama Ilyin mantanan, Bin," jawab Chaeyoung kepada Changbin.
Setelah dipaksa masuk oleh Mark, Hendery akhirnya menyerah dan pasrah aja masuk ruangan. Sebenarnya bukan masalah tidak ingin bertemu dengan Ilyin, lebih ke tidak mau dibuat salting lagi kayak tadi.
"Sumpah ya kalian, kalau gua dicariin Pak Dongho, gua salahin kalian semua." Hendery berkacak pinggang dihadapan teman-temannya itu. "Ada perlu apa sampe manggilin gua?"
"Gapapa, emang gua ga boleh manggil lu sama Mark kesini? Nih semua aja santai masuk kesini," jawab Lucas yang diakhiri kekehannya.
Ilyin sangat ingin pergi ke toilet, tapi yang ada dipikirannya cuman "kenapa sih harus ada Hendra sekarang." Dirinya sudah tidak bisa menahan lebih lama lagi karena memang sudah ia tahan sedari tadi, cuman karena mereka sedang seru-serunya main games makanya ia tunda. Ah, bodo amat lah, pikir Ilyin.
Baru saja Ilyin berdiri, sudah diperhatikan oleh Lucas dan Chaeyoung--Hendery sibuk mengobrol sama Changbin dan beberapa pendamping gugus yang dari luar. "Kak, boleh izin ke toilet?" izin Ilyin di hadapan Chaeyoung.
Bukan Lucas namanya kalau tidak pernah iseng. "Boleh, tapi izin dulu sama Hendery baru boleh ke toilet, oke?" Lucas mengedipkan matanya pada Ilyin--kalian mungkin bisa membayangkan betapa menyebalkan wajah Lucas saat itu.
Sudah berprinsip bodo amat dari awal, Ilyin berjalan ke dekat Hendery. Arin--salah satu tamu dari pendamping gugus sebelah--menyenggol lengan Hendery, Hendery menoleh, Arin menunjuk Ilyin dengan dagunya, Hendery menoleh lagi melihat Ilyin di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Rose Petals | Huang Renjun
FanfictionSemua berawal dari satu tangkai bunga mawar. haeflows, april 2020.