16. Nervous

44 9 61
                                    

"Ilyin, minta tolong operin bolanya," sahut salah satu teman kelas Ilyin, Jeno Aksara Mahardika--bisa dibilang salah satu cowok populer di angkatan Ilyin karena tampang dan sikapnya yang sangat ramah.

Ilyin yang sedang duduk di pinggir lapangan sambil menatap teman laki-laki dari kelasnya asik bermain sepak bola--dikarenakan jam kosong untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan--itu menoleh pada Jeno sebentar lalu mencari bola yang Jeno maksud di sekitarnya.

Tak lama Renjun yang juga ikut berpartisipasi dalam permainan sepak bola itu berlari ke arah Ilyin. "Itu, ada di belakang lo," ujar Renjun sambil mengambil bola itu dari depan Ilyin.

Renjun tersenyum sebentar pada Ilyin sebelum kembali dengan teman-temannya. Ilyin kembali teringat dengan kado pemberian Renjun yang ia buka semalam. Efek setelah membuka kado itu bukan main, Renjun berada di hadapannya saja sudah membuatnya sport jantung--dirinya bahkan hanya duduk terdiam di pinggir lapangan tidak berlari-larian mengejar bola seperti teman kelasnya itu.

"Eh Ilyin, mau ke kelas ga?" ajak Nakyung dan menyenggol lengan Ilyin--membuat Ilyin mendongakkan kepalanya ke atas. "Gue sekalian mau tanya tuh soal emteka yang nomor 6 apa 7 ya, lupa gue. Gue ngestuck banget kerjanya semalam."

"Hm? Boleh boleh." Ilyin kemudian bangkit dari duduknya dan membersihkan celananya yang langsung menyentuh tanah saat ia duduk tanpa alas. "Ga sekalian ganti baju aja dulu? Mumpung toilet belum rame juga?"

"Sip dah, gue panggil KimHyun sama Seoyeon dulu, lo duluan aja ke kelas."

Ilyin menuruti perkataan Nakyung, dirinya keluar dari daerah lapangan terlebih dahulu untuk berjalan menuju kelasnya walaupun memakan waktu yang lebih banyak daripada ia langsung saja berjalan lurus. Namun, daripada dirinya terluka dan diteriaki oleh murid laki-laki kelasnya, lebih baik ambil yang lebih aman.

Setelah sampai di kelasnya, Ilyin mendudukkan diri pada bangkunya dan mengambil botol air minum untuk menghilangkan rasa haus. Sembari menunggu 3 temannya datang, Ilyin mempersiapkan bajunya dan memainkan handphonenya.

Tak lama notifikasi dari salah satu aplikasi chat pada handphonenya muncul diiringi dengan getaran. Ilyin menaikkan satu alisnya begitu melihat siapa pengirim dari chat itu.

Mark
bentar pulang bareng ga?

Ilyin
adek, belajaarrr haha

Mark
pacar, belajaaarrr
org gua freeclass juga
lo tuh yg belajar

Ilyin
apaan pacar pacar
gue freeclass jg

Mark
bentar

Ilyin
diciduk sama guru ya lo main hp
HAHAHAHAHHAHA

Belum sampai semenit mereka berhenti chatan, Mark tiba-tiba muncul di depan pintu kelas Ilyin bersama dengan 3 orang temannya. "Ilyin, ada kak Mark nih," sahut Nakyung saat memasuki kelas.

"Hah? Ngapain?"

"Ya... gue mana tau, Yin? Hahaha, samperin aja sana daripada kak Mark yang ma--" ucapan Nakyung terpotong begitu perkataannya menjadi kenyataan. Mark masuk ke dalam kelas Ilyin setelah mengatur napasnya di luar kelas setelah berlari dari lantai dua gedung sebelah menuju lantai satu letak kelas Ilyin berada.

Ilyin menatap heran Mark yang berjalan mengarah ke bangkunya. "Stop!" tegur Ilyin saat posisi Mark sudah sangat dekat bangkunya. "Ngapain dah lo kesini??" tanya Ilyin

"Kalau mau bicara berdua, kita keluar aja gapapa," ujar Seoyeon dengan membawa seragam batik sekolah di atas tangannya.

"Ih, ga ga. Kalian disini aja, orang gue cuman ngobrol biasa aja sama dia."

[1] Rose Petals | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang