"Mingyu! tunggu!" Jisoo mempercepat langkah kakinya mengejar Mingyu.
Mingyu sejak kejadian malam itu ia tak sedikitpun menampakkan diri di hadapan Jisoo bahkan dalam sekolah sekalipun ia terus menghindar kecuali tanpa sengaja mereka harus bertemu di koridor sekolah dan Mingyu akan menampilkan wajah dingin yang sangat tidak bersahabat. Jisoo sangat jera melihat kelakuan Mingyu, dia berpikir untuk menghadapi Mingyu seusai sekolah nanti, meluruskan kesalah pahaman yang terjadi di antara mereka meski ia sedikit tidak yakin kesalahan apa yang dia lakukan dan lagi jika Mingyu memiliki masalah dengan Seungcheol lalu kenapa dia di ikut sertakan? Entahlah, mungkin dia harus memastikan nya secara langsung.
Jisoo terengah mengejar Mingyu yang semakin memperpanjang langkahnya.
Sampai area parkir, Mingyu segera menaiki sepeda miliknya hendak mengambil satu kayuh lalu Jisoo dengan cepat menarik sepeda itu dari belakang. Mingyu menghela napas, kemudian turun dan menghadapi Jisoo yang sedang menatapnya tajam.Mingyu menaikkan satu alisnya melihat ekspresi Jisoo yang seolah menuntut sesuatu darinya."Hei kecil, aku tidak punya permen, pergilah." Tersenyum miring menyadari Jisoo yang menatapnya sambil mendongak.
"Hah?" Kejut Jisoo, kemudian mencoba menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan emosinya agar tidak terbawa ucapan mengesalkan Mingyu.
"Oke, aku terima kata-katamu, tapi kau perlu tahu tubuh besar dengan otak yang kecil tidak lebih baik daripada tubuh kecil namun memiliki otak yang cukup.""Kenapa kau jadi membahas otak? Kau pikir berapa nilaimu dalam matematika hah?!"
"Hanya orang bodoh yang mencoba lari dari masalah."
"Ohh jadi kau mengatakan aku lari dari masalah." Mingyu membuang muka menertawakan ucapan Jisoo. "Apa kau merasa cerdas setelah mengatakan spekulasi sok tahumu itu?"
"Aku merasa cerdas atau tidak itu bukanlah penting. Yang penting sekarang selesaikan masalah tidak jelasmu itu Mingyu." Jisoo meraih pergelangan tangan Mingyu dan menariknya paksa.
"Mau kemana?!" Mingyu berusaha menjaga keseimbangan lantaran tubuh bongsornya yang tiba-tiba di tarik begitu saja.
"Ikut aku."
"Bagaimana dengan sepedaku?!" pekik Mingyu.
"Sepedamu akan baik-baik saja."
Jisoo menyeret Mingyu pada sebuah kafe minimalis yang terletak tak jauh sari kompleks sekolah. Mendudukkan Mingyu disana kemudian memesan dua minuman lengkap dengan dessert. Jisoo mendengus pelan sebelum akhirnya mendapati wajah masam Mingyu yang sedang duduk di hadapannya sambil menatap ke luar kaca kafe.
"Katakan, apa masalahmu dengan Seungcheol hyung lalu apa hubungannya denganku," ucap Jisoo to the point.
Mingyu melihat Jisoo sebentar dengan tatapan malas, lalu kembali memandang ke arah luar. Masih terlalu muak mendengar nama itu.
Jisoo terhenyak, dia sudah bersusah payah mengorbankan tenaga waktu dan juga kesabaran yang notabene nya tidak dia miliki namun harus di perjuangkan. Dan tatapan yang baru saja Mingyu berikan padanya seakan menampar harga dirinya, menginjaknya dengan sangat tidak elit.
Jisoo geram melihatnya."Heh? Kau pikir aku peduli denganmu?
Jika bukan karena Yuri ahjumma yang tiba-tiba datang padaku dengan wajah merah seakan aku berhutang ratusan ribu won padanya. Astaga! Lalu bencana apa yang kudengar setelahnya, Hong Jisoo! Apa yang kau lakukan pada Mingyu-ku?! Hingga Mingyu pergi ke sekolah tanpa mengisi perutnya. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk pada Mingyu? bla ... bla ... bla ...." sembur Jisoo sambil menirukan nada bicara Yuri. Kemudian menatap datar Mingyu yang jelas terkejut dengan penjabarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEst FRIEND | Minshua
Romance-sahabat? Tentu saja mereka adalah sahabat, tapi mungkin mereka tak menyadari ada 'sesuatu' yang bersembunyi di balik kata itu-