.
.
.
Mingyu mendengus pelan. Ia masih berdiri di balkon kamar Jisoo, kedua mata nya sedikit menyipit menatap bulan dengan pandangan terheran sambil menekuk tubuh menjulang nya agar bisa lebih nyaman bersandar pada pagar pembatas. Mingyu mencoba mencari jawaban pada sebuah benda berbentuk bulat yang menggantung pada langit itu, namun berapa lama pun Mingyu meneliti ia tetap tak bisa mengerti mengapa Jisoo begitu menggilainya. bentuk nya bulat dengan sinar kuning yang menyala, bukan kah terlihat sama persis dengan bohlam lampu yang biasa tergantung di cafe kebanyakan?
Tapi dia tak pernah tahu Jisoo mengagumi lampu-lampu cafe seperti ia mengagumi bulan, wajah nya hanya datar seperti biasa saat Mingyu mengunjungi cafe bersama Jisoo.
Tak ada yang spesial.Mingyu menggelengkan kepala tak mengerti. Jisoo memang aneh bukan? Ah, Mingyu jadi teringat dia ingin menagih jawaban tentang pulau Jeju pada Jisoo dan mungkin ia juga bisa bertanya perihal kekaguman nya pada bohlam kuning di langit itu.
Mingyu menuruni anak tangga dengan sedikit tergesa namun tetap menjaga keseimbangan agar tak tergelincir atau menimbulkan suatu yang membahayakan lain nya. Sampai pada pertengahan anak tangga langkah Mingyu tegantung, melihat keluarga Hong telah berkumpul hendak menyantap makan malam. Dan pandangan Mingyu bertemu langsung dengan nyonya Hong yang langsung melempar senyuman pada nya.
"Mingyu? Ayo kemari makan bersama kami" tawar nyonya Hong sambil menata hidangan di meja makan.
Mingyu langsung menerima tawaran menggiurkan dari nyonya Hong.
Toh mereka sudah seperti keluarga, jadi tak perlu ada kata malu ataupun segan diantara mereka. Dan ini juga bukan pertama kali nya Mingyu makan malam di rumah Jisoo.Mingyu menarik kursi yang berada di samping Jisoo dan duduk di sana.
"Aku pikir kau pulang" gumam Jisoo pada Mingyu dan hanya di balas dengan deheman singkat. Merasa tak perlu menjawab lebih rinci lagi."Mingyu oppa, apa kau melarikan diri dari eomma mu?" Tanya Yeji tiba-tiba dengan tampang polos, membuat Mingyu sedikit tersentak sebab pertanyaan Yeji yang hampir tepat sasaran. Dan mengundang semua atensi keluarga Hong tertuju pada Mingyu.
"Aku tidak" jawab Mingyu gugup, melihat saat ini semua mata penasaran sedang tertuju pada nya.
Dan berikut setelah nya beragam reaksi langsung tercipta. Seperti Jisoo yang langsung acuh melanjutkan aktifitas nya mengambil makanan yang telah tersaji atau mungkin sejak awal dia memang tidak begitu peduli, dan Tuan Hong yang hanya terkekeh menanggapi begitu pun nyonya Hong yang langsung mendengus dan menggelengkan kepala.
"Yeji-ah, berhentilah menanyakan sesuatu yang aneh" cegah sang eomma menimpali.Yeji mengerucutkan bibir mendengar perintah langsung dari sang eomma.
Dan suasana menjadi hening setelah mereka menikmati santapan masing-masing.Makan malam telah berakhir dengan damai. Tidak ada adu mulut antara Jisoo dan Yeji ataupun omelan sang eomma pada kedua nya, moment yang sangat langka sekali, mengingat Jisoo dan Yeji yang tak pernah bosan saling mencaci dan memaki, mulai dari hal-hal yang paling kecil hingga hal yang sangat sensitif sekali pun.
Jisoo yang masih asik memakan ayam goreng seorang diri di meja makan enggan untuk beranjak. Oh tidak, ternyata Mingyu masih duduk di sana sambil menatap Jisoo yang sedang memakan dengan rakus.
"Makanlah, jangan menumpahkan air liur di meja" Jisoo menyodorkan piring yang berisi ayam goreng pada Mingyu.
"Aku bukan penggila ayam seperti dirimu" balas Mingyu sambil memainkan piring.
"Lalu kenapa kau menatapku seperti itu?" Jisoo menatap Mingyu dengan mulut yang bergoyang mengunyah daging ayam.
"Hanya heran ada makhluk serakus dirimu" balas Mingyu apa adanya. Menumpukan kedua lengan nya di atas meja dengan kepala yang bersandar di atas nya.
"Aku tidak peduli" sahut Jisoo acuh.
"Oh iya!" Seru Mingyu tiba-tiba, langsung menegakkan punggung nya dengan semangat, lalu menatap Jisoo berbinar.
"Yak! Kau membuat telingaku berdenging" amuk Jisoo, memukul kepala Mingyu tanpa belas kasih.
"Kau belum menjawab ajakanku kemarin" dengus Mingyu. Merasa iba dengan kepala nya yang sering menjadi korban amukan Jisoo.
"Eomma tak mengizinkan"
"Hah? Kenapa? Tidak biasanya Hyeoyon ahjumma menolak sesuatu yang bersangkutan dengan Yeji" serbu Mingyu sedikit mencondongkan tubuh nya pada Jisoo.
"Entahlah- yak! Jauhkan wajahmu bodoh!" Pekik Jisoo terkejut setelah mendapati wajah Mingyu yang sedang melotot begitu dekat di samping kirinya.
Dan malam itu berakhir Mingyu yang pulang ke rumah nya tanpa semangat, sebab sejak ia menawarkan sebuah ajakan ke pulalu Jeju pada Yeji, detik dan menit nya terus di hantui dengan keindahan pulau Jeju, Mingyu sangat menanti dimana keberangkatan ke pulau favorite nya itu segera di putuskan. Mungkin eomma Mingyu sering memberi tawaran berlibur ke pulau Jeju tapi Mingyu menolak, karena dia tidak ingin mengahabiskan waktu liburnya hanya dengan kedua orang tua nya, tidak seru sekali pikir Mingyu, ia hanya ingin menikmati waktu liburnya dengan puas bersama 'sahabat terbaik' nya.
-TBC-
"Pengen tau, kalian lebih suka mana:
1.BEst FRIEND.😆
2.Kereta api. 😎
@purple story.
-Min.2,2,2020-
KAMU SEDANG MEMBACA
BEst FRIEND | Minshua
Romansa-sahabat? Tentu saja mereka adalah sahabat, tapi mungkin mereka tak menyadari ada 'sesuatu' yang bersembunyi di balik kata itu-