Bagian 3

12.7K 1.1K 39
                                    

Meghan menahan Zander dengan menekan dada pria itu saat ia akan meraih Meghan lebih dekat ke sisinya. Bagaimana pun, walau Meghan sangat menginginkan uang Zander, ia tak ingin terburu-buru. Yang mana dapat membongkar identitasnya---yang bukan wanita berpengalaman. Jika Meghan melalukannya dengan Zander malam ini, Zander adalah pria pertama untuknya.

''Bagaimana kau ingin kita memulainya?" Zander agaknya bingung dengan sikap Meghan. Meghan tidak menggodanya seperti yang dilakukan kebanyakan wanita jika ingin meraup banyak uang. Meghan memiliki tatapan sayu yang menggoda namun gerakan tubuhnya kaku layaknya perawan di malam pertama. "Aku tidak masalah. Lakukan yang membuatmu nyaman."

"Aku tidak gugup," Meghan berkilah, ia menggigit bibir bawahnya lagi. ''Maksudku, sedikit."

Zander paham. Ia menurunkan wajahnya perlahan, menilai bagaimana reaksi Meghan. Apakah ia akan menjauh? Ketika bibirnya kian dekat ke bibir Meghan, gadis itu memejamkan mata. Tekanan tangan Meghan di dadanya pun berkurang. Zander akhirnya menyatukan bibirnya, melumatnya pelan. Penuh kelembutan. Meghan tidak menolak Zander, ia mengizinkan pria itu meraba tubuhnya. Tangan zander menyentuh dengan sangat lembut, membuat kulit Meghan bergetar. Meghan merekah dalam pelukan Zander.

"Bibirmu terasa manis," bisik Zander dengan suaranya yang serak. "Biarkan lidahku masuk, sayang."

Meghan bergumam tidak jelas, jempol kakinya melekung kian dalam akibat perasaan aneh yang belum pernah dirasaksnnya. Ia tidak mengerti ada apa dengannya. Jantungnya berdebar kencang, darahnya berdesir, ada sesuatu yang ingin meledak di dirinya. Meghan menyukai rasa itu. Ia tak dapat menahan ketika tubuhnya lunglai.

Zander bergairah. Ia memindai bibirnya ke leher Meghan, menciuminya di sana. Zander mengerang tatkala aroma wanita itu memenuhinya. Perlahan sekali Zander memasukkan tanggannya ke pakaian Meghan, mencari payudara kencang milik wanita itu. Setelah merasakan lembutnya kulit tersebut, ia memilin putingnya.

Meghan mengerang, namun matanya masih terpejam. "Kau menyukainya?" Zander meremas payudaranya berulang-ulang. Meghan mengangguk. "Katakan!"

''Aku menyukainya."

"Ketika payudaramu di tanganku?"

Meghan mengangguk. "Iya."

Zander tidak puas hanya meremas, ia ingin lebih. Diangkatnya dada Meghan keluar dari branya kemudian melumat putingnya. Meghan nyaris jatuh ke lantai kalau tidak ada tangan Zander yang memegangnya kuat. Kaki Meghan lemas seolah tiada bertulang.

Kedua payudara Meghan mendapat perhatian yang sama. Zander melumat secara bergantian dan dengan ritme yang membuat Meghan sesak napas. Kini tubuh bagian atas Meghan terbuka sepenuhnya untuk dinikmati Zander.

Zander mundur selangkah dari Meghan, memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Ia membiarkan pandangannya melahap tubuh Meghan. Meghan mempunyai payudara yang sempurna. Zander menikmati bagaimana mulutnya berada di sana. Zander tidak ingat kapan terakhir kali ia menginginkan perempuan seperti keinginannya terhadap Meghan sekarang. Zander bukan perjaka, namun ia pun tidak sembarangan jika memilih teman tidurnya. Malam ini bukan pertamakali Zander bercinta, tapi merupakan yang pertama ia harus membayar perempuan agar tidur dengannya.

Meghan merasakan hilangnya sentuhan Zander di tubuhnya. Ketika ia membuka mata, Zander tengah menatapnya dengan intens. Tiba-tiba saja rasa percaya diri Meghan menciut. Ia memeluk dirinya sendiri, menutupi dadanya yang terbuka.

"Jangan menutupinya," ujar Zander, menyingkirkan tangan Meghan dari objek yang sedang dinikmatinya. "Kau cantik. Sangat cantik."

"Lalu kenapa kau melihatku seperti itu?" Meghan menyadari Zander bukan pria biasa. Dari cara Zander menyentuhnya, Meghan tahu bahwa ia bukan yang pertama untuk pria itu. Mendapat kesimpulan seperti itu seperti ada perasaan disuka di hatinya.

Meghan (Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang