Bagian 7

12.4K 1.1K 58
                                    


Warning 20+
Disarankan untuk membaca setelah berbuka.😁😁😁

___________________________

Zander menggendong Meghan, membawanya ke sofa panjang yang ada di sana. "Kau kehabisan waktu untuk menjawab. Aku bukan pria sesabar itu yang bisa menunggu lama saat gairahku hampir meledak." Meghan menutup mata ketika tak ada lagi yang menutupi tubuhnya. Semua pakaian telah dilepas Zander, sedangkan pria itu masih berpakaian lengkap.

Sofa itu lebar dan panjang, mereka berdua bisa bergerak dengan lumayan nyaman. Zander meraih tubuh Meghan, membuka kakinya. "Kau milikku," ujarnya serius. "Hanya aku." Detik berikutnya punggung Meghan melengkung, ia meremas apa yang bisa ia pegang. Lidah Zander membuat pekerjaan di pusat gairahnya, menghisapnya disana. Meghan bergerak-gerak tak tahan. "Kumohon. Kumohon." Zander tak mendengarnya. Ia malah memasukkan jari telunjuknya, wajahnya puas ketika melihat ke atas, ke mata Meghan yang terbuka dan tertutup. Ada perasaan luar biasa ketika mendapati Meghan seperti itu.

"Aku tidak bisa." Meghan terus bergerak tak tentu arah, ia hanya...hanya tak tahu harus bagaimana.

"Kau bisa, sayang." Satu jari lagi keluar masuk di dalam dirinya yang sangat basah. "Kau ingin aku berhenti?" Meghan menggeleng cepat sembari menggigit bibir bawahnya, kakinya kian terbuka untuk Zander. Meghan berbaring di sofa. Kedua telapak kaki menapak hingga tungkainya terlekuk, dibuat buta akan nafsu Meghan tak memikirkan bagaimana itu terlihat. Rapuh dan siap dinikmati.

Zander menarik keluar jarinya. Meghan merengek kemudian malu akan perilakunya. Ia tak berani membuka mata.

Zander masih berpakaian lengkap, hanya resleting celananya saja yang dibuka. Ia memasuki Meghan. Zander mengerang, melampiaskan segalanya di tubuh Meghan. Ia menurunkan tali gaun Meghan hingga memperlihatkan payudaranya yang berisi. Dikulumnya puting yang membusung itu dengan gairah yang tidak ditutup-tutupi. Zander menyentuh setiap lapisan kulit Meghan yang bisa disentuhnya. Menghunjam lagi dan lagi, memupuk kepuasan yang akan segera didapatnya.

Meghan melingkarkan tangan di leher Zander. Bibirnya mendesah-desah bak wanita simpanan yang memasrahkan tuannya terus menghunjam. Zander begitu keras dan besar, memasukinya sangat dalam. Ada rasa ngilu yang ia rasakan, namun dibuat samar dengan rasa nikmatnya. Meghan ingin meminta Zander untuk bergerak pelan, tetapi sebagian besar tubuhnya mendamba kekasaran hunjaman Zander. Zander nyaris brutal, ditambah pria itu tak jarang menggigit putingnya kuat. Zander menghisap kuat putingnya seperti bayi kelaparan namun juga membuatnya nyeri. Zander dikuasai alkohol dan nafsu.

Zander menghunjam seperti pria primitif. Desahan Meghan deselingi ringisan perih. Meghan bingung, ingin berhenti atau membiarkan Zander dengan nafsu liarnya. Zander menjilati kedua payudaranya, membuat Meghan bergelinjang. Meghan nyaris meraih kenikmatannya namun Zander berhenti. Bibir Meghan ingin menjerit tetapi ia menahan suaranya. Apa yang diinginkan Zander.

Zander berdiri, menarik tubuh telanjang Meghan ke lantai. Zander menyandarkan punggung Meghan di sofa hingga posisi Meghan setengah berbaring. ''Tekuk kedua kakimu!" Nada tegas suara Zander menghipnotisnya agar menuruti perintah pria itu. "Buka." Rambut Meghan berantakan dan lembab, sebagian jatuh menutupi dadanya sebagian lagi jatuh di punggung. Bibirnya bengkak, matanya sayu, di leher dan payudaranya terdapat bercak merah bekas hisapan dan gigitan Zander.

Zander menyingkarkan meja yang ada di sana supaya ia bisa lebih bebas bergerak. Zander berjongkok di depan Meghan, menyentuh rambut wanita itu. "Kau tidur dengan David? Jawab jujur!." Meghan menggelang, perasaannya semakin tak keruan. David yang berdekatan dengan Meghan membuat pikiran Zander kacau. David bisa dengan mudah ia singkirkan jika ia mau. Tapi ia takkan melakukannya bila Meghan tidak punya perasaan apa-apa pada laki-laki itu.

Meghan (Playstore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang