▶vote dulu sebelum dibaca ya. Satu vote dari kalian sama dengan satu semangat buat aku.
____________________________________
Gimana aku enggak lupa, kan cuma kamu yang aku inget.
~Andre Gustomi
____________________________________Lala masuk ke kelasnya dengan wajah lesu. Mood-nya menjadi buruk setelah kembali dari ruang majelis guru. Ia duduk dikursinya dan menghadap kearah Meri.
"Mer, gue kesel." Lala menghentakkan kakinya.
Meri yang melihat Lala bertingkah seperti itu pun bingung. Lala baru saja sampai dan dia langsung bertingkah aneh seperti itu, siapa yang tidak bingung coba?
"Kesel kenapa? baru ketemu guru cakep kok kesel."
"Cih. Ganteng kalo cueknya kaya gitu buat apa?"
Meri tersenyum remeh.
"Karena dia ganteng makanya dia cuek. Kalo dia enggak cuek udah pasti semua kaum hawa nempel ke Pak Al"
Lala tersenyum kecut. Memangnya orang ganteng harus cuek agar tidak ditempeli banyak perempuan? sepertinya tidak.
Meri kembali bersuara, menanggapi ekspresi Lala.
"Lo liat deh pacar gue si Andre." Meri menunjuk kearah Andre menggunakan dagunya. "Dia ganteng, dan enggak cuek. Makanya adek kelas banyak yang suka sama dia. Tapi untungnya dia setia sama gue." Maklum saja, Meri kan pacar Andre ya pasti dia akan memujinya.
Lala hendak tertawa tapi ia menahan tawanya. Seketika mood-nya yang buruk kembali menjadi baik. Pujian Meri tentang Andre membuat Lala ingin memuntahkan isi perutnya.
"Iya deh iya, pacar lo ganteng. Salah server gue cerita sama, lo. Jadi males." Akhir kalimat yang menyudahi percakapan mereka.
Lala membuka kembali novelnya yang tadi sempat ia baca sebelum pergi ke ruang majelis guru. Meri memanyunkan bibirnya karena Lala mengabaikannya.
"Yaudah, gue mau pacaran aja sama Andre. Wekkk" ledek Meri sambil menjulurkan lidahnya.
Lala mengedikkan bahunya tanda ia tidak peduli. Ia tetap fokus pada novel yang sedang dibacanya.
"Andre, sini!" Panggil Meri.
"Berisik woi!" Sergah Lala.
Meri acuh tak memperdulikan Lala. Saat ini fokusnya hanya untuk Andre yang sekarang berjalan mendekat kearahnya.
Andre duduk di kursi depan Meri dan menghadap kearah Meri. Senyumnya merekah sampai menampakkan lesung pipi disebelah kanannya.
"Ada apa, Meri sayang" kata Andre dengan nada yang sangat lembut.
Meri memukul lengan Andre. "Kan aku udah bilang jangan panggil sayang kalo di sekolah."
Semua teman-teman Meri dan Andre sudah mengetahui hubungan mereka. Bahkan beberapa guru juga sudah mengetahuinya, tetapi mereka tidak ingin mengumbar kedekatan mereka di sekolah. Mereka ingin berpacaran sewajarnya seperti layaknya remaja pada umumnya.
"Buku aku yang kemaren kamu pinjem mana?" Tagih Meri sambil mengadahkan tangan kanannya.
Andre menepuk jidadnya, "Aduh, aku lupa"
Meri mendengus kesal. Andre ini orangnya memang pelupa. Setelah ini pasti Andre akan merayu Meri agar tidak marah.
"Ciee bebebnya ngambek," ledek Lala yang ternyata diam-diam memperhatikan Andre dan Meri. "Pasti susah dibujuknya" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARTIKA
Teen FictionDia itu seperti antartika, dingin. Hanya orang tertentu yang bisa menyentuhnya. Guru, tapi kok cuek? Bagaimana nasib siswanya? *cerita ini hanya fiksi atau hasil imajinasi penulis. 🔴Pertama ditulis pada 23 Februari 2020