______________________________________
Kejadian tak terduga selalu datang di waktu yang tak disangka.
__________________________
Saat jam istirahat rasanya kantin menjadi satu-satunya tempat tujuan siswa-siswi SMA Darmawangsa. Hal ini dapat dilihat betapa padatnya kantin saat ini. Beberapa orang keluar, beberapa orang masuk. Seakan tidak ada tempat lain yang harus mereka tuju. Apakah mereka semua kelaparan?
Untung saja Lala dan Meri datang lebih awal. Begitu bel istirahat berbunyi mereka langsung bergegas ke kantin untuk mengisi perut mereka setelah bertarung dengan pelajaran matematika. Dan, sekarang mereka telah menghabiskan makanan yang mereka pesan. Merasa sumpek dengan suasana kantin yang semakin ramai, Lala mengajak Meri untuk kembali ke kelas.
"Mer, ke kelas yuk. Pengap ni gue." Meri mengangguk. Kemudian mereka keluar meninggalkan kantin.
"La, kayaknya nanti kita enggak belajar deh," ujar Meri saat berjalan menuju kelasnya.
Sontak Lala menoleh ke arah Meri. Jangan salah, meskipun Lala selalu berada di peringkat tiga besar tetap saja ia menyukai jam kosong. Ia tidak munafik.
"Kenapa?" tanya Lala penasaran.
"Lusa kan sekolah kita anniversary, pasti OSIS dan majelis guru rapat buat bahas ini."
"Oo... iya gue lupa. Kira-kira bakalan ada yang spesial enggak ya kayak tahun kemarin?"
Dua hari lagi akan ada perayaan ulang tahun berdirinya SMA Darmawangsa. Perayaan ini sudah menjadi agenda tahunan. Tahun sebelumnya SMA Darmawangsa mengundang salah satu band terkenal yang ada di Jakarta. Bagaimana dengan tahun ini? Tentunya seluruh siswa-siswi SMA Darmawangsa berharap lebih dari itu.
Bel masuk berbunyi saat Lala dan Meri sampai di depan pintu kelasnya. Mereka langsung masuk dan berjalan menuju kursinya. Suasana di kelas sangat berisik. Beberapa kursi sudah berantakan. Lala tahu pasti berita jam kosong sudah menyebar itu sebabnya mereka membuat kegaduhan di kelas.
"Buset! Kelas ini bakal jadi kapal pecah kalau mereka enggak berhenti," ujar Lala sembari menggelengkan kepalanya. Bukan takjub, justru ia merasa sakit kepala melihat teman-temannya berlarian di kelas. Terutama anak laki-laki.
"Iya, udah kayak pasar," sambung Meri.
"Woi, guys! Ada anggota OSIS kayaknya mau ke kelas kita deh." Andre yang mengintip di pintu segera kembali duduk di kursinya.
Kursi yang berantakan langsung dibereskan oleh pemiliknya. Mereka tidak mau anggota OSIS melihat kelas mereka yang berantakan seperti ini. Pasalnya, anggota OSIS di SMA Darmawangsa adalah siswa-siswi yang masih duduk di kelas X dan XI. Jadi, mereka tidak mau dicap sebagai kakak kelas yang tidak bisa memberikan contoh baik. Padahal memang seperti itu kenyataannya.
"Permisi...." Pintu terbuka menampakkan tiga orang yang sedang berdiri di sana. Mereka masuk setelah Bagas si ketua kelas mempersilahkannya.
Tiga orang tadi berdiri di depan papan tulis. Dari jas yang mereka pakai sudah jelas mereka adalah anggota OSIS.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi kakak-kakak," ucap salah satu perempuan dari tiga orang itu. Ya, tiga orang anggota OSIS itu terdiri dari dua perempuan dan satu laki-laki. Semua menjawab salam dari anggota OSIS yang berdiri di depan.
"Baik, jadi kami sebagai anggota OSIS ingin menyampaikan kepada kakak-kakak bahwa sekolah kita akan mengadakan acara tahunan perayaan berdirinya sekolah ini. Untuk itu, sesuai hasil rapat dari seluruh anggota OSIS yang sudah disetujui majelis guru, setiap kelas diminta untuk berpartisipasi dalam acara tersebut," jelas seorang perempuan dari anggota OSIS itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARTIKA
Novela JuvenilDia itu seperti antartika, dingin. Hanya orang tertentu yang bisa menyentuhnya. Guru, tapi kok cuek? Bagaimana nasib siswanya? *cerita ini hanya fiksi atau hasil imajinasi penulis. 🔴Pertama ditulis pada 23 Februari 2020