______________________________________
Jika hal kecil mampu membuatnya tersenyum, akan kupastikan aku siap melakukannya.~unknow
_______________________Gelisah! Keadaan di mana hati tidak tenang memikirkan suatu hal. Apa lagi hal itu berkaitan dengan sesuatu yang tidak disukai. Semakin plus plus pula gelisahnya.
Lala memainkan ponselnya sembari menunggu seseorang. Sekolah sudah sepi karena memang lima menit yang lalu bel pulang sekolah telah berbunyi. Ia memainkan ponselnya untuk menghilangkan rasa kesal. Bagaimana tidak, saat ini ia masih berada di sekolah karena ulah Meri.
"Alfila Desti, tolong tarik kursi itu untuk saya!" titah seseorang yang baru saja datang.
Lala mendongak melihat orang itu. Ia menghela napasnya kemudian menarik kursi sesuai perintah dan meletakkannya di depan orang itu. Alvino langsung duduk setelah Lala memberikan kursi. Alvino datang dengan membawa sebuah gitar.
Hari ini mereka latihan di kelas Lala. Padahal sebenarnya tadi mereka akan memakai ruang seni untuk latihan tetapi kunci ruangan itu dipegang oleh guru seni dan ia sudah pulang.
"Sekarang kita tes vokal kamu dulu. Biar bisa menyesuaikan lagu apa yang cocok untuk kamu."
Alvino mulai memetik senar gitar hingga menghasilkan suara. Diikuti Lala yang mulai mengikuti alunan petikan gitar itu.
"Do...."
"Suaranya jangan ditahan."
"Iya, Pak," Lala menjeda kalimatnya dan melanjutkan lagi setelah Alvino kembali memetik senar gitarnya. "Do...."
Alvino menghentikan jari jemarinya dan menatap Lala. "Rileks. Santai aja saya tidak akan makan kamu, La."
Lala mengangguk cepat. Ia sedikit kesal. Ini kan bukan kemauannya. Ia menarik napas untuk menuruti ucapan Alvino. Rileks.
"Lagu apa yang biasa kamu nyanyikan?" tanya Alvino dan berhenti memetik senar gitarnya.
"Banyak, Pak."
"Kamu sering konser?"
"Hah?"
Mereka sama-sama diam. Sampai akhirnya Alvino memetik senar gitarnya kembali dan membuyarkan lamunan Lala. Alvino mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana. Kemudian ia menyerahkan ponsel itu ke Lala.
"Tahu lagu ini kan?"
Lala mengangguk. "Iya, Pak."
Alvino memainkan jari jemarinya. Dari suara petikannya membuktikan bahwa Alvino cukup mahir dalam bermain alat musik ini.
Lala bernyanyi setelah Alvino memberinya kode untuk bernyanyi. Lagu yang berjudul 'Januari' menjadi pilihan Alvino untuk latihan saat ini sebelum memilih lagu yang pas untuk ditampilkan diacara lusa.
Suara dan petikan gitar Alvino terdengar merdu dan menyatu. Sipapun yang mendengar suara Lala pasti akan memujinya.
"Berakhir... di januari...." Lala bertepuk tangan setelah menyelesaikan satu lagu. Ia merasa puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARTIKA
Teen FictionDia itu seperti antartika, dingin. Hanya orang tertentu yang bisa menyentuhnya. Guru, tapi kok cuek? Bagaimana nasib siswanya? *cerita ini hanya fiksi atau hasil imajinasi penulis. 🔴Pertama ditulis pada 23 Februari 2020