Lima

170 26 0
                                    

Selamat membaca ^^





Selamat membaca ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Seoul, 09 September 2029



“Taehyung, bagaimana dengan istrimu?” tanya Ibu Taehyung.

Taehyung mengedarkan matanya ke kanan dan kiri, melihat apakah ada Yerin atau tidak. Setelah tahu Yerin tidak ada di dekatnya, ia langsung membisikan sesuatu pada telinga sang ibu.

“Bu, aku mohon, jangan bicarakan soal anak di hadapan Yerin. Aku tidak ingin Yerin terluka Bu,” pinta Taehyung pada sang ibu.

“Taehyung! Ini sudah tahun ke tiga kau menikah dengan dia! Tapi, kalian masih belum mempunyai keturunan. Lihat Hyung-mu. Ia sudah mempunyai 2 anak,” cerocos Ibu Taehyung penuh dengan emosi.

Mereka tidak sadar saja, kalau Yerin mendengarkan dari balik dinding yang menghubungkan dapur dengan ruang keluarga. Sebenarnya Yerin tidak ingin pergi ke rumah keluarga Taehyung. Karena Ibu Taehyung sering menyindir perihal anak.

Yerin duduk di lantai dekat lemari es. Yerin sebenarnya banyak merahasiakan kesedihan pada Taehyung. Yerin selalu menunjukkan wajah bahagia jika bersama Taehyung. Yerin tidak ingin, jika Taehyung juga sedih karena melihat Yerin yang menyedihkan.

Tiba-tiba sepasang tangan melingkar di leher Yerin. Lalu dua jari seseorang itu menarik kedua sudut bibir Yerin, supaya Yerin tersenyum.

“Jangan dengarkan apa kata Ibu. Iya tidak tahu saja, kalau mendapat anak tidak semudah mengunggah game di play store,” celetuk wanita yang merangkul Yerin tadi.

Yerin tersenyum kecut. Selain Taehyung yang selalu membuat Yerin kuat, ada kakak iparnya, yaitu Seokjin dan Sowon, istri Seokjin. Yang selalu menguatkan Yerin.

Eonni, apakah aku tidak pantas mempunyai anak?” tanya Yerin.

Sowon duduk di samping Yerin. “Kau jangan berkata seperti itu. Anak, kan, pemberian Tuhan. Mungkin, Tuhan masih merencanakan yang terbaik untuk kalian. Percaya saja, kau akan mempunyai anak nanti,” ucap Sowon.

Eoma!” teriak anak kecil berusia 4 tahun.

Anak  kecil itu memeluk Sowon sambil menciumi kedua pipi Sowon. Entah kenapa, Yerin ingin menangis melihat pemandangan ini. Rasanya seluruh air di dalam matanya ingin ia tumpahkan habis-habisan.

“Yerin-ah!” panggil Taehyung.

Yerin sedikit mengusap kedua matanya, lalu bangkit dan menghampiri Taehyung. “Ya, ada apa?” tanya Yerin.

“Ayo, kita pulang!” ajak Taehyung.

Yerin mengerutkan keningnya. Padahal, makan malam keluarga adalah acara khususnya malam ini. Tapi, makan malah saja belum di mulai. Taehyung sudah mengajak Yerin pulang saja.

“Kenapa pulang? Makan malam belum di mulai,” ucap Yerin.

Sowon ikut bangkit sambil menggendong Soobin, anak Sowon dan Seokjin. “Kenapa kau ingin pulang?” tanya Sowon.

“Aku tidak suka di sini. Rumah bukannya menjadi tempat terindah untuk pulang, malah menjadi neraka bagiku dan, Yerin.” Tangan Yerin langsung di genggam oleh Taehyung, dan Taehyung langsung membawa Yerin pergi dari dapur.

“Taehyung! Jangan seperti anak kecil!” teriak Sowon.

“Eoma, Tahyung Samchon, kenapa?” tanya pria kecil itu dengan wajah yang menggemaskan.

Sowon menutup mulutnya. Ia refleks berteriak seperti itu. Sampai ia lupa kalau ia sedang menggendong Soobin.

“Mungkin, Taehyung Samchon dan Yerin Imo ingin jalan-jalan keluar,” ucap Sowon gugup.

Seokjin menghampiri Sowon dan Soobin, sambil menggendong gadis kecil. “Ada apa? Taehyung pergi, lagi?” tanya Seokjin.

Sowon mengangguk. “Adikmu selalu saja seperti itu,” ucap Sowon.

“Taehyung tadi habis di ceramahi oleh Ibu. Mungkin, Taehyung kesal dengan Ibu. Biarlah,” kata Seokjin.

“Aku sangat kasihan dengan Yerin. Padahal, anak titipan dari Tuhan,” ucap Sowon.

“Sudah, biarkan saja, nanti sebentar lagi Taehyung menghubungiku,” ujar Seokjin.







•••••






“Kau dengar semua ucapan Ibu tadi?” tanya Taehyung.

Taehyung mengajak Yerin makan di salah satu restoran di pinggir jalan. Taehyung tahu, kalau Yerin sudah kelaparan sekarang.

“Tidak,” jawab Yerin. “Hanya sedikit,” lanjutnya.

“Maafkan Ibuku ya,” pinta Taehyung.

Yerin menggeleng. “Kenapa harus meminta maaf? Ibumu wajar kok berkata seperti itu,” ucap Yerin.

“Apanya yang wajar, perkataan Ibu sangat kasar tadi,” timpal Taehyung.

Yerin mengelus punggung tangan Taehyung. “Kau yang selalu mengajarkanku untuk sabar. Tapi, kau sendiri begitu,” ujar Yerin.

“Aku bukannya tidak sabar, aku hanya kesal dengan Ibu. Dia selalu membandingkanmu dengan Sowon! Jelas-jelas kau sangat beda dengan Sowon,” kesal Taehyung.

“Sudahlah, Oppa.”

“Kau jangan sakit hati dengan perkataan Ibu tadi ya! Ingat, aku akan selalu bersamamu,” ujar Taehyung menatap Yerin dalam.

Yerin rasanya ingin berterima kasih sebanya-banyaknya pada Tuhan. Karena Tuhan telah memberikan lelaki yang begitu mencintainya seperti Taehyung.

Cinta bukanlah semata-mata karena nafsu. Tapi cinta, adalah sebuah pembuktian kasih sayang, perhatian dan saling percaya satu sama lain. Karena itulah, cinta sangat kuat di antara mereka berdua.





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Back in Time [TAERIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang