Disaat semua orang bahagia, di saat hari libur mereka liburan bersama di saat tanggal-tanggal merah mereka berkumpul bersama, di saat tahun baru mereka merayakan bersama. bisa dibilang keluarga mereka adalah keluarga harmonis tapi tidak untuk Moza,Moza ada di dalam keluarga tersebut namun kebahagiaan tidak ada di dalam dirinya.hari libur ataupun hari yang sangat spesial di dalam keluarga Moza,itu adalah hari biasa bagi Moza. salah Moza berharap Bahagia?salah Moza ingin tertawa?
sinar matahari memasuki kamar dengan cahaya yang terpancar mengganggu tidur seorang gadis cantik yang terlelap nyenyak
Moza, gadis itu terbangun dan mengucek matanya.Moza gadis itu terdiam sejenak mengumpulkan nyawa nya yang masih setengah sadar, mata sembab sehabis nangis semalam membuat wajah Moza sedikit kusam, namun tak mengurangi kecantikan yang dimiliki Moza, Moza memang sangat mirip dengan Moora namun Moza memiliki kelebihan tersendiri.Moza yang merasa nyawa terkumpul langsung memasuki kamar mandi, Moza hari tidak sekolah mengingat hari ini Moora kakaknya Moza bertunangan Moza memilih absen. Toh sehari juga.
Disisi lain Moora tengah bersiap-siap yang tentunya ditemani oleh bundanya, Moora sangat cantik mengenakan dress merah dengan rambut di ikat setengah dan makeup sederhana sehingga terkesan alami
"bunda"panggil Moora yang sedang berkaca di depan meja riasnya
"kenapa sayang?"tanya Ara yang tengah menyusun alat makeup. Ara memang pandai mendandani orang, bahkan saat sepupunya Moza menikah Ara lah yang mendandani sepupunya Moza
"Moora cantik gak bun?"tanya Moora yang merasa gugup
"cantik kok sayang"Ara tersenyum menatap putri kesayangannya tersebut, kemudian sedikit membenarkan rambut Moora yang sedikit berantakan
Tak lama seseorang mengetuk pintu kamar Moora
"masuk"suruh Moora yang mendengar ketukan pintu
"maaf kak, Moza ketiduran semalam"ucap Moza tanpa menatap Bundanya
"alasan,kamu gak suka kan kakak kamu tunangan dengan mantan kamu si Zio"ucap Ara sinis, Moza yang mendengar ucapan Ara hanya bisa menggeleng
"kamu jahat banget si Moza, harusnya kamu sedang dong kakak kamu tunangan, kalau gak ada yang dengan kakak gimana?"ucap Moora dengan mata berkaca-kaca
"Moza ga-"
"bunda hiks...., "potong Moora, mata yang berkaca-kaca kini mengeluarkan setetes air mata membuat Ara emosi
"udah sayang jangan nangis, nanti makeup nya luntur"ucap Ara serayah menenangkan Moora
"Moza ikut bunda kekamar kamu"ajak Ara dengan nada dingin dan muka datar
setibanya di kamar Moza Ara menatap wajah Moza sedatar mungkin,membuat Moza yang di pandang oleh bundanya seperti itu hanya dapat menunduk tanpa
"Moza"panggil ara, Moza mengangkat kepalanya memberanikan dirinya untuk melihat ara
"kenapa bunda?"
"kamu masih tanya kenapa?"Ara menggelengkan kepala menatap Moza tak percaya "kamu sadar gak, kamu buat Moora nangis Moza, kakak kamu sendiri"
"Bunda mintak tolong satu kali ajaa, satu kali Moza jangan kamu ambil kebahagiaan kakak kamu,kamu tahu kan betapa cintanya Moza dengan Zio?cuma zio yang sayang sama dia dengan tulus Moza"
"kamu gak kasihan sama Moora?kakak kamu sakit Moza, kakak kamu gak sebebas kamu yang bisa jalan jalan sama temen kamu, Moora tiap malam selalu nangis bunda lihat, coba kamu jadi adek yang baik buat Moora, bunda bener-bener gak ngerti sama kamu, punya perasaan apa enggak sih? siap-siap cepet, jangan bikin ulah"sehabis mengatakan itu Ara keluar dan turun kebawah tanpa melihat Moza yang telah menangis
"hiks... kapan Moza disayang bunda?"ucap moza parau dan menangis tanpa suara
Ara jahat?iya, tapi dengan bodohnya Moza tidak dapat membenci Ara, kenapa? setiap Ara membentak, menampar bahkan berkata jahat pun Moza tetap menyayanginya, Moza selalu berfikir bahwa bundanya telah mengandung selama 9 bulan, dan melahirkan dirinya kedunia ini. Dan Moza hanya dapat menanam dalam dalam perasaan kecewanya dengan berkata dalam hatinya "bunda gak tau yang sebenarnya" memang benar Ara tidak sepenuhnya tahu tentang apa yang terjadi dengan Moora dan Moza.
Moza mengusap air matanya dan bergegas bersiap siap.
"tapi disini Moora yang egois bunda, moora yang jahat bukan Moza"ucap Moza
didepan cermin menatap wajahnya yang memerah dan terseyum. melihat buku diary miliknya dimeja, Moza mengambil pena dan menulis[05-04-20]
Moza sayang bunda, Moza mau dipeluk sama bunda, Moza iri dengan Moora yang slalu bunda dan ayah manjain, kapan Moza bisa seperti itu yah?bun? Moza takut pergi ninggalin bunda sama ayah, Moza mau pergi dipelukan bunda, Moza kangen pelukan hangat bunda. Andai bunda tahu kebenarannya, tapi Moza sayang Moora. Moza udah kehilangan sebagian kebahagiaan Moza, bunda gak tahu kan?Gak papa kok bun, Moza cuma berharap ketika Moza udah gak sanggup dengan kecewa yang Moza hadapi,Moza bisa dipeluk dan disayangi bunda. i love you bunda
🦋🦋

KAMU SEDANG MEMBACA
Moza🌼
Fiksyen RemajaBanyak orang yang menganggap rumah adalah tempat mereka berbagi kehangatan. Ke mana pun mereka pergi, rumah dan keluarga adalah tempat untuk kembali. Tapi, kehangatan dan keramahan rumah dan keluarga tak berlaku bagi Moza. Broken home? tidak , namu...