Moza-🦋

1.4K 81 5
                                    

Puncak kekecewaan paling besar adalah,di saat orang yang paling kamu sayangilah yang membuat kamu kecewa
MOZA ALKANA BR ILLIO

Sekitar 20 menitan Moora sudah di bawah untuk diperiksa. Ara menangis sesenggukan syok melihat kondisi Moora sepanjang perjalanan menuju kerumah sakit Ara hanya mampu berdoa berharap Moora tidak kenapa-kenapa, begitu dengan Moza.

Ara menghapus air matanya menghampiri Moza yang sedang menangis

"ceritain ke bunda kenapa Moora bisa seperti itu?"ucap Ara parau,Ray baru selesai membayar biaya administrasi langsung menopang tubuh Ara

"Moza gak tau Bun"

"bohong, Moora jatuh di depan tangga kamar kamu MOZA!"

"KAMU BOLEH BENCI SAMA BUNDA, KAMU BOLEH NGEBENTAK BUNDA, TAPI JANGAN KAMU BAWA BAWA MOORA,, TEGA KAMU SAMA KAKAK KAMU MOZA? SENENG KAMU NGELIHAT BUNDA KAYAK GINI?SENENG?"bentak Ara, Moza menangis dengan air mata yang semakin deras, kenapa?kenapa slalu dirinya yang disalah?apa semua kejadian negatif itu salah moza?

"Ara udah, ingat ini rumah sakit"tegur Ray yang merasa jadi pusat perhatian orang

"Moza kamu pulang, jaga rumah"pinta Ray, Moza hanya mengangguk lalu berjalan dengan tangis yang sedikit mereda.

"apa salah gue?kenapa harus gue lagi yang ngerasain ini?apa gue emang gak pantes ada di dunia ini?apa arti kehidupan gue buat kalian hanya perusak kebahagiaan?apa semua yang gue lakuin itu adalah kesalahan, bahkan gue gak ngelakuin apapun gue tetap salah?apakah gak pernah sekalipun dipikiran kalian untuk mencari tau kebenaran?"batin Moza.

🐥🐥🐥

3 hari berlalu, namun Moora masih belum sadarkan diri. Dokter bilang Moora kehabisan mengeluarkan banyak darah dan membutuhkan banyak darah. Ray yang mendengar perkataan dokter langsung mencari pendonor golongan AB,Ray membutuhkan waktu 1hari untuk menemukan donor yang cocok. setelah berhasil mendonorkan namun moora belum sadarkan diri. Moora hanya terbaring ditemani Ara

"bunda"Moza datang membawakan baju untuk Ara,, Ara hanya melirik sekilas kearah Moza lalu menatap kembali ke tempat Moora terbaring

"bunda"panggil Moza lembut "bunda belum istirahat 3 hari ini, biar Moza yang jagain kak Moora"Moza terseyum kearah Ara namun Ara menatap dengan tatapan tajam

"gak usah!biar saya yang jagain Moora"ucap Ara, Ara mengganti kata untuk menyebut dirinya menjadi 'saya' setelah kejadian itu

"nanti bunda sakit"Moza tetap berkata dengan lembut agar Ara mendengar ucapan nya

Ara tersenyum sinis "perduli apa kamu sama saya?kamu yang buat saya seperti ini"ucap Ara penuh dengan penekanan

"maaf bun-"ucapan Moza terpotong saat seseorang masuk kedalam kamar Moora

"DION!"Ara berlari memeluk Dion anak pertamanya, Ara kembali menangis sembari memeluk tubuh Dion

"bunda jangan nangis"ucap Dion menenangkan Ara, Dion mengelus punggung bundanya dengan lembut

Dion ALDARA BRILLIO,anak pertama Ara dan Ray yang kuliah di Amerika, Dion pulang ke Indonesia saat mendengar kabar dari ayahnya bahwa adiknya masuk rumah sakit dan tak sadarkan diri

Moza🌼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang