Bagian delapan.

4K 373 17
                                    

Langsung saja kan ya... dari pada berlama-lama tak ada faedahnya..wkwkwkwk

*****$

Pagi hari di apartemen pasangan yang baru saja sah, terlihat didapur, kalau seorang yeoja bertubuh mungil dan lincah ini sedang sibuk dengan kegiatan memasak untuk sarapan dirinya dan Jungkook. Namja yang akan menjadi suaminya sampai ia melahirkan kelak.

Sebenarnya Jimin sedikit ragu untuk melanjutkan kontrak, karena dia sadar kalau dia hanya manusia yang hanya dapat berencana, Jimin memiliki ketakutan didalam dirinya jikalau dia jatuh pada pesona Jungkook yang tak bisa di bantah oleh siapapun.

Ingin dia menyesal, tapi terlambat. Dia harus tetap melanjutkan kontrak dengan semua resiko yang harus dia ambil dan rasakan.

Masakan sudah siap tertata rapi, dan giliran Jimin untuk membangun kan Jungkook.

Cklek...

Dapat Jimin lihat, kalau Jungkook masih asik bergelung di dunia mimpi. Tapi dia harus membangun kan nya, karena jadwal Jungkook untuk memakan obat.

Puk.. puk.. puk..

"Jungkook-ssi...bangun..sudah pagi... Jungkook-ssi..."

"Emhh....ya..aku bangun" jawab Jungkook dengan suara serak khas bangun tidur.

Jimin dengan cepat bergerak dan menyiapkan air mandi untuk Jungkook. Dan semua bisa didengar oleh namja tampan itu.

"Aku masih cuti untuk masuk kantor, bisa kau siapkan pakaian rumah saja??" Seru Jungkook seakan tau kalau Jimin ingin menyiapkan stelan untuknya bekerja.

"Ah..nde..arraseo.." Jimin langsung melakukan permintaan Jungkook.

Pakaian sudah selesai dia ambilkan dan diletakkan di sandaran kursi dekat meja nakas.

Perlahan, Jimin membantu Jungkook untuk berjalan menuju kamar mandi. Tak ada satu kata pun yang ia dengar, seakan Jimin tak ingin membuat dia marah disaat hari masih pagi.

"Sudahlah, kau keluar. Aku bisa mandi sendiri" ujar namja jeon

"Nde..." Jawaban singkat dari jimin dan berakhir dengan suara pintu yang terkunci.

Yeoja mungil itu membereskan ranjang mereka. Membersihkan kamar dan terakhir menunggu Jungkook selesai.

Seakan kejadian malam tadi terulang, Jungkook tak bisa menolak saat yeoja mungil itu membantu dirinya untuk berpakaian.

"Sarapan dulu, Jungkook-ssi lalu minum obat nde.. Jimin bantu ya" keduanya berjalan menuju ruang tengah, beruntung apartemen mereka tanpa tingkat, namun masihlah apartemen dengan kemewahan kelas dunia.

Dengan telaten Jimin melayani Jungkook, dan namja jeon itu mau tak mau harus mengakui betapa dirinya sangat suka dengan semua yang Jimin lakukan.

"Kau sudah makan??" Tanya Jungkook

"Nanti, setelah Jungkook-ssi selesai..." Ujar Jimin

Ting...tong...

"Jimin bukakan pintu dulu nde...." Jungkook hanya mengangguk saja untuk menjawab Jimin.

Cklek...

"Eh...siapa ya???" Tanya Jimin melihat dua namja yang terlihat berbeda usia dan menatap dirinya dengan tatapan tak suka.

"Kau memang yeoja rendah...masa kau tak kenal dengan paman dari suamimu sendiri...cih..." Ujar pria yang usianya sudah lanjut.

Jimin langsung teringat dengan semua data yang diberikan Hoseok padanya. Bahkan mereka mewanti-wanti dirinya akan keluarga yang membuat dia harus terjebak kontrak.

hati yang terpautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang