2.Rummy Dreams

1.9K 202 23
                                    

Enjoy and sorry for typo!




"Hei,"

Eunha memainkan rubik yang biasa ia bawa kemana-mana. Disampingnya Vernon yang sibuk bermain game di ponsel.

"Apa?" Jawab Vernon cuek. Tak melirik Eunha sedikitpun karena takut permainannya akan kalah jika melirik gadis itu. Itu buruk men, bisa merusak reputasi lelaki

"Akhir-akhir ini kita jarang bertemu."

"Ya, lalu?"

Eunha berdecak, "kau kemana saja? Jaerim merindukanmu."

"Dibanding denganku, gadis lesbian itu lebih merindukan kekasihnya."

Eunha memutar bola matanya, namun kosentrasi tangan tetap fokus pada rubik digenggaman. Tangannya begitu lihai memutar kotak perkotak rubik.

Saat ini mereka berada di kelas. Mata kuliah geometri baru saja selesai. Seperti tak ada niatan beranjak, mereka berdua tetap diam di posisi masing-masing. Sedangkan Jaerim pergi menemui kekasihnya.

"Aku penasaran, mengapa aku terus bermimpi tentang sosok berwajah tampan itu."

Terlihat Vernon mengernyitkan dahinya, "kau tertarik dengan sosok di mimpimu?"

"Ouh, terdengar mustahil bagiku." Balas Eunha. Gadis itu menghempaskan rubiknya pelan ke atas meja. Semua warna telah tersusun dengan tepat.

"Yah, tak ada yang tahu takdir. Bisa saja dia nyata dan benar menginginkanmu."

Ucapan Vernon sedikit mengusik pikirannya. Hanya sedikit. Tapi tentu saja berdampak pada apa yang akan ia lalui setelahnya.

Jika sosok itu benar-benar ada, apa yang harus ia lakukan?

___________________
___________________

Malam ini terasa cukup menegangkan baginya. Lengkap dengan setelan piyama dan snack yang berserak di sembarang tempat gadis itu menonton siaran ulang film thriller.

Seperti biasa, ia selalu sendiri di rumah. Yah, setidaknya ini bukan yang terburuk. Lebih baik juga dibanding sang Ibu yang pulang membawa kekasihnya dan melakukan hal-hal menjijikan yang membuat telinganya panas mendengar suara laknat itu.

Semenjak kepergian Ayahnya, wanita itu jarang pulang ke rumah. Lebih memilih pergi ke rumah teman atau ke tempat kekasih barunya. Bagi Eunha itu tak masalah apabila bisa membuat perasaan Ibunya lebih baik setelah kematian Ayah.

Film dimulai dengan adegan sadis. Terlihat sesosok vampir yang tengah mencabik-cabik tubuh korban. Lalu menghisap darahnya hingga tak bersisa. Sedikit bergidik ngeri, ia mengambil sekaleng soda yang ada di atas meja tanpa mengalihkan perhatian dari layar tv.

Ketegangan terus menjadi hingga ke pertengahan film. Eunha terkadang bersembunyi dibalik bantal sofa saat adegan-adegan mengejutkan yang muncul tiba-tiba. Namun jeritannya tertahan saat mendengar suara ketukan di pintu depan rumahnya.

Ini jam 11 malam. Siapa yang mau bertamu ke rumahnya malam-malam begini?

Maka dengan langkah setengah yakin, ia berjalan menuju pintu dan membukanya. Di hadapannya, berdiri seorang gadis dengan rambut panjang menjuntai dengan seluruh tubuh basah dibaluti jubah hitam. Lantas Eunha berpekik kencang.

"SHIIT!!! GO AWAY!""

"Sstt, diam. Ini aku."
Gadis itu berhembus lega ketika melihat Jaerim membuka penutup jubahnya. Atau bisa disebut jaket kebesaran.

Nightmare Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang