5.Run Away

1.2K 207 24
                                    

Untuk part ini kayanya cocok denger lagu black swan-nya bts. (Buka mulmed)

Happy reading and sorry for typo★















Eunha tahu jika ini adalah ide yang buruk.

Berusaha kabur dari istana iblis yang paling ditakuti adalah hal gila yang pernah ia lakukan dalam 21 tahun hidupnya. Mengingat amarah iblis itu bisa membunuh orang-orang disekitarnya.

Jangan salahkan Eunha. Salahkan iblis itu yang membuat perjanjian seenaknya. Semakin mengikat Eunha pada garis takdir yang dimiliki sang penguasa kegelapan.














"Ayo buat kesepakatan"

Eunha menatap Jungkook. Meminta penjelasan lebih dari pria itu. Gadis itu mengeratkaan genggamannya pada baju yang ia kenakan.

"Apa maksudmu?"

Jungkook menatap datar. Seolah mengikat Eunha dalam tatapannya. Bahkan ia tak bisa bergerak kemanapun kala tubuh pria itu semakin mendekati tubuhnya.

"Pertama, jangan kabur kemanapun dari sini, sebagai balasannya kau boleh berkeliling istana." Jungkook menumpu badannya pada kedua bahu Eunha menggunakan tangannya. Menatap Eunha dengan tatapan mematikan. Seakan membongkar isi pikiran gadis itu saat ini.

"Kedua, jangan melakukan apapun tanpa izinku. Sebagai balasannya kuizinkan kau masuk ke kamarku."

"Dan yang terakhir, kau tidak boleh bertemu atau berhubungan lebih dengan orang-orang yang ada disini, terutama untuk pelayan laki-laki. Sebagai balasannya kau bisa meminta apapun dariku. Selama kau bersikap baik tentunya."

Menatap tak percaya, Eunha melayangkan protesnya. "Jadi kau membuat perjanjian untuk menahanku disini?"

"Aku tak mengatakan jika aku memaksamu tinggal disini. kau juga bisa membuat kesepakatan sendiri." jawab Jungkook tenang.

Eunha menutup matanya. Ayolah, wajah Jungkook terlalu dekat. Hembusan nafasnya terasa diwajah Eunha.

"Bisa tidak kau menjaga jarak denganku sekitar 1 meter? Ini menggangguku."

Jungkook mengangkat sebelah alisnya lalu sedikit menjaga jarak dengan Eunha, sesuai dengan yang diinginkannya "Itu termasuk dalam kesepakatan?"

Eunha menggeleng, "Kesepakatanku hanya satu. Jangan pernah menyentuh tubuhku atau melakukan sesuatu yang intim. Aku membencinya."

Jungkook menyeringai, "Oke. Asal kau mematuhi perjanjian yang kubuat. Jika kau berusaha kabur dari sini, aku tidak akan segan untuk memberi hukuman."

Ah, gila. Ucapan itu masih terngiang-ngiang di kepala Eunha. Bagaimana di setiap pengucapannya terdapat penekanan yang menyatakan jika Eunha tidak boleh melanggar apa yang ia ucapkan dan harus menuruti segala perintahnya.

Tapi kini dengan gaun tidur berwarna maron, gadis itu berlari dengan tergesa-gesa ke arah hutan. Kembali mengabaikan peringatan Jungkook 3 hari lalu. Ia hanya ingin bebas. Bebas dari apapun yang bersangkut paut dengan Iblis.

Eunha merasa jika hutan yang terletak disamping istana ini terhubung dengan dunia lain. Terbukti dengan pancaran cahaya putih yang selalu Eunha lihat dikamarnya pada malam hari di tengah hutan. Semoga saja firasatnya benar

Yah, walau persentase kemungkinan itu adalah gerbang paralel menuju dunianya sangat kecil. Menurut buku fantasi yang sering ia baca, pancaran cahaya putih yang terlihat di tengah hutan adalah gerbang menuju dunia lain.

Bulan semakin benderang membuat keadaan hutan sedikit terlihat dengan pancaran redupnya. Kaki polos Eunha tak berhenti menapaki hutan. Walaupun gadis itu tahu apa konsekuensi atas perbuatannya saat ini,

Eunha menoleh ke belakang kala kilatan petir berwarna merah terang di susul gelegar petir yang begitu hebat dilangit malam.

Perasaannya mulai tidak enak. pikiran-pikiran aneh mulai mendatanginya. Apa ia akan berhasil kabur dari sini, atau malah tetangkap basah oleh Iblis itu tengah berusaha kabur dari istananya. Gelegar petir semakin keras disertai geraman yang begitu kuat dari arah belakang. Eunha rasa itu berasal dari istana.

"Akh!" Eunha menghentikan langkahnya. Mengecek telapak kakinya yang baru saja memijak sesuatu yang tajam. Darah mengucur dari pertengahan telapak kakinya.

Oh tidak, jangan sekarang

Rasanya Eunha ingin menangis saat ini juga. Rasa sakit pada telapak kakinya setara dengan rasa takut yang ia rasakan saat ini. Ditambah aura-aura menakutkan disekitarnya membuat gadis itu ingin berlari meminta pertolongan.

Tapi terlambat sudah. Sekelebat bayangan hitam lewat tepat dihadapannya. Mata gadis itu bergerak sekeliling. Mencari bayangan hitam itu yang tahu-tahu sudah berada di belakangnya.

Seperti deja vu Eunha melihat sepasang sayap hitam membentang. Mata merah menyala yang begitu nyalang menatapnya.

Yang ia tahu, sosok itu sempat mengeluarkan bola hitam pekat dan mengarahkannya ke atas. Setelahnya Eunha pingsan tergeletak di tanah.

________________
________________


Tidak, kumohon jangan lagi

Harusnya ia tak berada di sini. Merasakan kesakitan saat beberapa cambukan melayang di punggungnya. Juga rintihan kesakitan yang terus keluar dari mulutnya.

Tidak

Sudah ia bilang. Ia hanya ingin bebas. Kembali pada kehidupan normalnya bersama dua sahabat gilanya. Kembali menjalani masa seperti dulu yang aman-aman saja.

Ia tidak tahu ada dimana sekarang. Bahkan rasa sakit itu menutupi matanya sekedar untuk melihat barang sedetik saja. Sekarang ia tahu konsekuensi atas perbuatan gilanya.

Kemarahan sang raja iblis

Kedua tangannya terikat oleh rantai sehingga ia tak bisa melakukan apapun. Kedua kakinya begitu lemah sehingga tak mampu menumpu beban tubuhnya.

Eunha hanya bisa merintih saat merasakan pipinya diusap pelan. Dengan kekuatan yang ada gadis itu membuka matanya. Iblis itu, menatapnya dengan sorot mata begitu tenang.

"Sudah kubilang bukan. Jangan melanggar perjanjiannya."

Tangan itu kembali mengusap pipi hingga rahangnya. Eunha gemetar ketakutan. Pikirannya kembali mengingat saat iblis di depannya tanpa belas kasihan mencambuki tubuhnya.

Jungkook tersenyum tipis. Pria itu mengambil posisi jongkok dihadapan Eunha. "Maaf. Aku menyakitimu."

Brengsek, mati kau iblis sialan

Masa bodoh iblis itu bisa membaca pikirannya. Ia muak. Sudah terlanjur membenci segala sesuatu yang bersangkut paut dengan raja iblis itu.

Maka saat Jungkook membuka rantai yang mengikat tangannya, tanpa ragu-ragu gadis itu melayangkan tamparan pada Jungkook. Sedikit membuat iblis itu menoleh ke samping.

Eunha terengah. Rasanya lega bisa menghajar iblis sialan di depannya itu. Eunha tersenyum puas melihat Jungkook tak berkutik dengan tamparannya.

Namun kelegaan itu tak bertahan lama. Kilatan merah pekat terlihat dari mata pria itu. Nafas Eunha tercekat.

Lagi dan lagi, Jungkook menunjukkan mata merah pekatnya. Iblis itu menatap Eunha dengan tatapan mengerikan.

Eunha menutup matanya saat tangan Jungkook mulai melayang ke arahnya. Ia pikir tamparan balik akan ia dapatkan.

Namun nyatanya elusan di kepala serta pelukan dari Jungkook yang ia rasa. Gadis itu mendongak menatap Jungkook yang anehnya tersenyum lembut padanya.

Dan anehnya lagi, rasa sakit dan luka-lukanya hilang seketika. Eunha memperhatikan lengannya yang awalnya memiliki banyak luka dan memar. Sekarang hilang, kembali dengan kulit mulus miliknya dulu.

Ia menatap Jungkook, meminta penjelasan atas apa yang terjadi padanya. Sedangkan Jungkook hanya tersenyum sembari mengurai pelukan.



"Kau hanya tak tahu siapa aku, Jung Eunha. Aku akan memaafkanmu kali ini."[]

Nightmare Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang