17.Attacked

1.2K 184 30
                                    

Happy reading and sorry for typo!

(Disarankan hidupkan mulmed di atas)

___________
___________

Tarik nafas, buang

Kini Eunha berada di depan pintu berwarna maroon khas rumah sahabatnya. Gadis itu menggigit bibirnya sesekali. Berpikir apa ia akan menekan bel rumah tersebut atau tidak.

Singkat cerita, setelah bertemu Gremory ia memutuskan untuk pergi ke hutan mengerikan tersebut segera. Ia butuh kotak itu secepatnya.

Tentang izin pergi yang ia dapatkan dari Jungkook, tentu tidak mudah. Apalagi jika perjanjian yang ia terapkan sebelumnya pun belum terpenuhi. Namun untungnya ia memiliki banyak cara yang tidak perlu dijelaskan untuk mendapat izin tersebut.

Berulangkali ia mengangkat telunjuk pada bel, namun alat itu tak kunjung ia tekan. Lagi-lagi ia merasa ragu.

Tak lama kemudian Eunha mendengar  langkah kaki yang mendekat. Disertai suara seseorang yang memanggil namanya.

"Eunha?"

Eunha menoleh dan melempar cengiran pada orang di depannya. Jaerim memiringkan kepalanya bingung sembari bertanya, "apa yang kau lakukan disini?"

Gadis itu menggunakan sweeter berbahan rajut disertai syal yang melilit lehernya. Uap dari hembusan nafasnya keluar dari mulut dan menyebar ke sekitarnya. Tak lupa sekantong makanan yang ia jenjeng pada tangan kanan.

Terlihat seperti orang yang sudah lama di luar ruangan.

"Ah, aku hanya ingin berkunjung." Ucap Eunha. Ia mendekat lalu meraih kantong belanjaan dari tangan Jaerim. Ia mengalungkan tangannya ke lengan sahabatnya itu. "Bolehkan?"

"Kau tidak ada kerjaan memangnya?" Jaerim mendengus, "jujur, aku bosan melihatmu berkeliaran disekitarku."

Eunha memasang ekspresi cemberutnya, "astaga, kejam sekali." Ia melepas rangkulannya pada lengan Jaerim. "Aku bosan di rumah, jadi aku memutuskan untuk main ke rumahmu."

"Tumben," Jaerim mencibir. Ia mengeluarkan kunci dari saku celana miliknya, "dulu kau enggan sekali pergi ke luar. Bahkan untuk pergi ke minimarketpun tidak mau."

Karena rumahku sekarang berbeda Jaerim!

Eunha tertawa kikuk. Lantas mengikuti langkah Jaerim menuju rumah.

__________
__________

"APA!?"

Eunha meringis. Pekikan Jaerim membuat telinganya berdengung.

"Coba ulangi lagi."

"Aku ingin pergi ke hutan."

"HAH!!!"

Kali ini Jaerim melayangkan bantal pada kepalanya. Sukses membuat badannya jatuh ke bawah sofa. Jaerim benar-benar brutal.

"Memangnya kenapa?" Tanyanya kesal sembari mengusap bokongnya yang tadi berhadapan langsung dengan lantai.

"Kau gila? Hutan bukan tempat untuk orang sepertimu. Kau bukan Bear Grylls, sadarlah!"

Jaerim memijit pelipisnya. Pusing sendiri menghadapi tingkah aneh sahabatnya sendiri. "Memangnya untuk apa kau ke sana? Hutan itu berbahaya."

Nightmare Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang