21.Momentum

861 148 23
                                    

Hi guys, I'm back with nightmare !!


___________
___________


Merintih pelan sebelum membuka matanya perlahan, Eunha mencoba untuk bangkit dengan kepala yang sedikit pusing. Matanya berputar liar mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ia tak sadarkan diri.

Seketika dirinya bangkit. Menyadari jika kini presensinya tahu-tahu sudah berada didalam kurungan besi berbentuk bundar. Layaknya hewan yang siap untuk disembelih.

Gadis itu lantas mencoba untuk membebaskan diri walau tahu itu mungkin mustahil---mengingat dirinya yang kekurangan tenaga dan juga kurungan ini sialnya terbuat dari besi---jadi ia memutuskan untuk kembali meringkuk pada lantai.

"Eunha..."

Suara lirih itu membuat Eunha menoleh ke samping. Tepat berada di sebelahnya terdapat Jaerim yang berada dalam posisi sama denganya, hanya saja dengan kondisi yang cukup mengerikan. Atau lebih mungkin.

Eunha memekik, berusaha menahan air matanya agar tak jatuh melihat bagaimana kondisi sang sahabat saat ini. "Jaerim, bagaimana bisa kau-?"

"Maaf ya, aku tidak bisa melindungimu. Aku gagal." Disela ringisannya, Jaerim sempat menyematkan senyum. Membuat gadis disampingnya mengumpat haru. Ia balas dengan gelengan. "Tidak Jae, terimakasih sudah datang kesini. Setidaknya aku tidak sendiri."

Eunha menarik nafas, mengontrol dirinya sesaat sebelum berbisik lirih. "Jadi kita ada dimana sekarang?"

"Aku tidak tahu harus menyebutnya apa, tapi mungkin bisa dibilang sebagai sarang makhluk berbahaya."

Mengernyit tak paham, Eunha bertanya, "siapa Jae? Apa itu lelaki yang menculikku tadi?" Jaerim membalas dengan anggukan.

Eunha mencoba menerima semua reka kejadian yang berputar dikepalanya. Saat ia menabrak sosok berjubah lalu dibuat pingsan. Bangun kembali dan tiba-tiba sudah berada di ruangan gelap dengan posisi tubuh yang diikai di dinding. Lalu datang Jaerim dengan mantra aneh yang ia ucapkan yang kemudian memunculkan bentuk-bentuk aneh keluar dari punggungnya.

Tunggu--sesuatu terasa ia lewatkan

"Jae," Eunha menelan ludah kasar. "Aku melihatmu mengeluarkan bola-bola aneh dari balik punggungmu. I-itu apa?"

Jaerim berekspresi aneh. Namun kemudian berubah dengan senyum tipisnya. "Mungkin ini saatnya kau tahu, Eunha-ya."

"Tentang apa?"

"Tentangku dan bagaimana kita bisa bertemu."


.
.
.
Kepakan sayap lebar itu membuat efek menyapu debu ketika ia mendarat di tempat tersebut. Mulutnya menyunggingkan senyum segaris dengan mata merah menyala yang bergerak ke sana kemari.

Ia menyadari jika kini ia memasuki kawasan yang tak seharusnya ia pijaki lagi. Tempat dimana semua pertumpahan darah terjadi dengan mayat yang tergeletak begitu saja.

Juga tempat dimana ia mendapatkan kekuatan terkuat dari berbagai macan makhluk. Dimana ia bisa mencapai takhta tinggi dengan cara yang begitu keji.

Nightmare Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang