4.Sign and Treaty

1.3K 194 18
                                    

Happy reading and sorry for typo!









Hening, canggung, tegang

Begitulah cara untuk mengggambarkan suasana meja makan yang mereka duduki saat ini. Oh, maksudnya disini yang ia rasakan sendiri. Bahkan ia belum menyentuh makanannya sendiri.

Rasanya asing. Duduk berdua dengan jarak jauh dan saling berhadapan. Di kelilingi para penjaga berpakaian seragam yang bisa Eunha katakan sedikit mengerikan.

Bukannya apa, Eunha takut akan segala hal yang baru dilihatnya. Dan saat ini ia benar-benar memasang sinyal waspada dalam pikirannya.

Kembali menatap hidangan di hadapannya. Eunha memicingkan mata, meneliti apa makanan tersebut mengandung racun atau sihir gelap lainnya. Walau agaknya itu mustahil, karena Eunha hanya manusia biasa yang tidak punya penglihatan khusus.

Gadis itu sontak menegakkan punggung kala suara berat seseorang menegurnya.

"Aku tak meletakkan apapun disana. Makanannya layak dimakan manusia sepertimu."

Eunha menghela lega. Lalu tangannya menyuap makanan satu persatu. Cukup lahap, mengingat Eunha yang akhir-akhir ini sering melewatkan jam makan siang hingga malamnya.

Rasanya biasa saja. Cukup untuk makanan normal yang biasa ia makan. Sepertinya pelayan disini pernah bekerja di restoran Korea.

oke itu pemikiran yang sangat aneh

Jungkook menyelesaikan makannya terlebih dahulu. Pria itu mendorong piringnya ke depan. Menatap Eunha sebentar lalu berbisik kepada salah satu penjaga disana.

Samar-samar Eunha mendengar bisikan Jungkook. Gadis itu sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan agar bisa mendengar lebih jelas. Telinganya seakan membesar demi mendengar lebih jelas yang dibisikkan oleh pria itu.

"Awasi dia. Jika dia berulah, bawa paksa saja padaku. Tapi jangan menyakitinya, dia harta berhargaku."

Ucapan yang manis. Maksudnya disini ia terlihat begitu berharga, entah dalam artian apa. Eunha sempat menyematkan senyum tipis. Tapi tak lama karena Jungkook bangkit lalu menatapnya datar. "Setelah ini kau boleh istirahat. Jika bosan, panggil pelayan. Mereka akan mengajakmu berkeliling."

Eunha mengangguk sambil mengunyah makanannya. Jungkook mendekat. Pria itu kembali mencuri ciuman pada bibir Eunha. Sedangkan Eunha, hanya menutup matanya menahan umpatan.

"Brengsek, aku sedang makan sialan!"

Jungkook tersenyum setelah ciuman mereka terlepas. Pria itu mengelus rahang Eunha lembut. "Jangan mengumpat manis, aku mengetahuinya."

Oke Eunha. Sepertinya kau harus menjaga ucapanmu mulai saat ini
_______________
_______________


Berbarin sepanjang hari di atas ranjang  benar-benar nembosankan. Tidak ada gawai atau apapun di kamar yang ia tempati ini. Hanya lemari, ranjang dan meja kecil di samping ranjang. Setidaknya ada rak buku kecil yang isinya tidak dipahami oleh otak seperempat miliknya.

Muak karena tak melakukan apapun, Eunha bangkit dari ranjangnya lalu melangkah keluar untuk menemui pelayan. Kebetulan, saat ia baru membuka pintu seorang pelayan wanita melewati kamarnya.

"T-tunggu! Bisa antar aku berkeliling?"

Pelayan tersebut berbalik menatap Eunha. Tatapannya begitu kosong, namun senyuman tetap tersemat. Eunha bahkan merinding melihat ekspresi pelayan tersebut. Tidak adakah yang sedikit normal di istana ini?

Nightmare Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang