Edgeworth baru saja pulang dari misi untuk hari ini. Waktu menunjukkan pukul 9 malam. Dia sudah bersama 777 sejak timnya bubar jam 8 tadi. Hari ini tidak ada peperangan, sehingga mereka menunggu sampai jam 8 malam, kemudian pulang. Ini sudah terjadi selama 3 hari di minggu ini. Edgeworth dan 777 sudah berjanji akan berbincang setiap mereka sendirian di sana, berdua. Ikatan mereka semakin erat, dan Edgeworth mulai memahami karakter 777 sedikit demi sedikit. Mereka akan mulai dengan duel terlebih dahulu, kemudian berbincang-bincang sambil beristirahat. Walaupun Edgeworth tidak pernah menang bahkan seri dengannya dalam 3 hari berturut-turut ini, namun dia setidaknya mendapatkan pencerahan dan tips dari 777 tentang teknik perangnya. Setiap hari, Edgeworth selalu menantikan saat di mana mereka sendirian, agar dapat kembali bertemu dengan 777. Di dalam benaknya, yang terlintas hanyalah 777. Dia benar-benar tertarik dengannya dan ingin mengenal lebih jauh tentang siapa dia yang sebenarnya.
.
.
.
".... Bos! Bos? Kurang tidur?"
Hari telah berlalu. Edgeworth, Larry, dan Meekins sedang sarapan di kantin. Edgeworth sepertinya melamun, memikirkan sesuatu.
"Hmm... Apa karena misi kemarin? Pak 1202, Anda baik-baik saja?" tanya Meekins.
"Huh! Oh... Ah..?" Edgeworth bangun dari lamunannya.
"Ish, pikiranmu sepertinya terbebani. Apa misi kali ini gagal?" tanya Larry.
"Tidak... tidak gagal. Hanya saja..."
Edgeworth tidak selesai berbicara, dia kembali melamun.
"Huh... kau seperti orang yang lagi galau aja, kawan. Atau.... apakah kau galau?" tanya Larry.
"Ah..."
Meekins memperhatikan minuman Edgeworth yang sudah habis.
"... Oh, Pak, biar aku ambilkan tambahan air minum, ya!" Meekins pun pergi dan segera mengambil refill.
"Hey.. 1202, kau gapapa nih? Kau akan menjalankan misi, lho!" tanya Larry.
Edgeworth masih terdiam. Dia benar-benar tenggelam dalam lamunannya.
"Hmm... apa itu karena di Jembatan Dusky? Apa kau bertemu dengan 777?" tanya Larry sekali lagi.
Kali ini Edgeworth mendengarkan.
"Oh, 777?"
"Iya, katamu dia hanya nampak di Jembatan Dusky, kan? Bagaimana? Apa kalian ketemu?"
"Ah... ya, kami bertemu. Setiap akhir misi, aku akan tinggal lebih lama dari semua anggotaku dan menunggunya datang. Kami sudah cukup... dekat belakangan ini."
"Aah, benarkah? Aku cemburu! Dia pasti orang yang sangat hebat dan keren."
"Kau pikir? Senyuman misteriusnya itu selalu membuat orang terlempar ke arah yang salah. Dan gaya bertarungnya? Dia selalu membuatku squat jantung, aku jadi terlihat seperti orang tolol. Jangan tanya dengan perkataannya yang samar-samar. Aku jadi ambigu dan susah mengerti! Kemudian..."
Edgeworth menyadari kalau dia bicara terlalu banyak soal seseorang yang seharusnya menjadi rahasia.
"Hahaha..! Sepertinya kau benar-benar menyukainya. Matamu bersinar ketika kau membicarakannya!" kata Larry.
Pernyataan Larry tersebut membuat Edgeworth tersipu malu.
"Apa? Jangan macam-macam. Aku tidak suka dia. Dia... terlalu samar sebagai orang. Aku belum yakin apakah harus memercayainya atau tidak," katanya. Larry hanya bisa tersenyum licik mengetahui temannya yang menyembunyikan perasaan terpendam pada seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guild AU (Indo)
FanfictionDi kota yang penuh peperangan dan duel antar guild, hanya satu yang bisa mengakhiri semua kekacauan ini. Tapi apakah inti dari cerita ini, apabila harapan mereka menghilang sebelum matahari terbit?