1 bulan berlalu. Edgeworth dan 777 tinggal bersama sampai Edgeworth pulih. Pakaiannya yang rusak karena ledakan ranjau sudah diperbaiki, dan dia sudah siap untuk kembali ke markas.
Selama tinggal bersama 777, dia mempelajari banyak hal dari informasi yang sudah dikumpulkan 777 selama 2 tahun terakhir itu. Dia mengetahui taktik biasa lawan, mempelajari lebih banyak tentang perang darinya. Bukan hanya tentang perang, Edgeworth juga merasakan kehangatan berkeluarga dengan 777 dan Mama, dan walau dia tidak menunjukkannya, dia merasa senang tinggal bersama mereka. Sayangnya, waktu mereka bersama telah berakhir. Edgeworth harus segera kembali ke markas. Apabila dia menunggu lebih lama lagi, dia tentu akan dicap meninggal oleh anggotanya. 777 dan Edgeworth tengah berjalan menuju Jembatan Dusky untuk berpisah.
"... kau terlalu serius. Lepaskan saja rasa keteganganmu itu!" ujar 777.
"Bagaimana bisa?! Aku bisa kena blokir kalau aku tidak melapor!" tolak Edgeworth. Mereka sepertinya sedang berdebat.
"Bukankah sudah kubilang, kau itu hanya akan dicap meninggal bila sudah lewat bertahun-tahun tanpa kabar!"
"Oh ya? Berikan aku alasan mengapa seseorang bisa tidak mengabari guildnya selama 1 bulan!"
".... Hmm.... mungkin.. kena sergap musuh?"
"Hah? Lebih baik dibunuh setelah disergap! Sama aja kan, mati juga?!"
"Haaaah... kau ini. Kau sungguh punya beban berat dan kedisiplinan yang terlalu tinggi. Bagaimana kau bisa hidup senang dan menikmati masamu di sini kalau kau tidak membiarkan dirimu rileks?"
"Dan kau?! Kamarmu sungguh bau dan kotor. Aku harus membersihkannya setiap hari! Apa kau tidak kasihan pada Mama yang setiap hari harus membersihkannya?!"
"Yah, kok ke situ?? Kebersihan di daerah kumuh memang seperti itu! Dan siapa suruh kau membersihkan tempat tidurku?"
"Terkadang aku ragu apakah kau orang yang bisa jadi panutan apa tidak..."
Mereka berdebat sepanjang jalan, tidak terasa mereka sudah berada di Jembatan Dusky.
"1 bulan adalah waktu yang singkat, tapi aku menikmatinya, bersamamu," kata 777.
"Hmph. Aku akan lebih menikmatinya kalau kau lebih rapi sedikit..." kata Edgeworth.
Keduanya tersenyum.
"Baiklah aku pergi dulu..."
"TAHAN!!!"
Edgeworth dan 777 tersentak mendengar seseorang yang menahan mereka. Ternyata, musuh telah menyergap mereka dan siap menyerang dengan senapan mereka.
"Kau... Siapa kau?" seorang musuh yang terlihat seperti pemimpin tim itu maju menghadap 777.
"... Apa maksudmu menanyakan hal itu padaku?" 777 menatap pemimpin itu dengan dingin.
"Selama ini, kami sudah memperhatikan gerak-gerikmu. Kau bekerja sama dengan anggota musuh kami untuk menghancurkan kami. Namun identitas dan gayamu tidak menunjukkan bahwa kau satu guild dengannya."
"....."
"Apa yang kau inginkan?"
Situasinya benar-benar tegang. Mereka sepertinya tertangkap basah sekarang, dan tidak ada celah untuk kabur.
"Apa yang kuinginkan darinya bukan urusan kalian. Aku tidak berasal dari guild manapun--aku bisa saja melakukan apa yang kumau sesuai keinginanku," kata 777.
"Oh, apakah semudah itu?" Pemimpin itu mengeluarkan suatu benda kecil yang sepertinya adalah bug yang dipasangkan pada telepon dan transceiver untuk merekam percakapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guild AU (Indo)
FanfictionDi kota yang penuh peperangan dan duel antar guild, hanya satu yang bisa mengakhiri semua kekacauan ini. Tapi apakah inti dari cerita ini, apabila harapan mereka menghilang sebelum matahari terbit?