9. Flashback 1

4.9K 263 0
                                    

⚠DON'T BE A SILENT READER!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DON'T BE A SILENT READER!!!

HAPPY READING!!

Flashback. 1

   Terlihat seorang gadis kecil di sebuah taman pada malam hari, sedang berjongkok di dekat sebuah pohon besar dengan muka ditekuk diantara kedua lipatan tangannya.

   Sakit. badannya terasa sakit!

   Terlihat, terdapat bercak merah di antara pipinya yang chubby, pergelangan tangannya yang memerah seperti bekas cengkraman yang kuat dari orang dewasa, dan masih banyak bekas pukulan lainnya di sekujur tubuhnya.

   Gadis kecil itu menonggakkan kepalanya, melihat ke sekeliling taman yang sepi. Tidak ada seorang pun disini.

   Ia menekukkan kepalanya kembali, hingga akhirnya ada suara yang menganggu pendengarannya..

   "Dek, kamu baik-baik saja?" tanya seorang pria yang berusia sekitar 16 tahun. Lalu berjongkok, mengelus pelan rambut gadis kecil itu.

   Gadis kecil itu menonggak melihat siapa yang mengelus rambutnya, tiba-tiba air matanya yang ditahannya turun seketika..

   "Huaaa" Gadis kecil tersebut langsung  menghambur memeluk orang yang berada dihadapannya.

   "Hikss..hiks..."

   "Eh, jangan nangis.," Ucap lelaki itu dengan ling-lung, tidak tau apa yang harus ia lakukan. Hingga Akhirnya ia memeluk gadis kecil itu dan mengelus punggungnya..

   "It's okay, Don't cry.."

   Gadis kecil tersebut malah mengeratkan pelukannya, Kemudian isakan tangis tidak terdengar lagi.

   Mendengar tidak ada isakan tangis tadi, Lelaki itu lantas melepaskan pelukannya dan memegang pergelangan tangan gadis kecil itu.

   "S--sakit" 

   Seketika sadar, Lelaki itu langsung beralih melihat pergelangan gadis kecil tersebut yang terdapat memar merah, begitupun juga sekujur tubuhnya.

   "Adek gapapa? Kok bisa banyak memar di tubuh adek?!" Tanya lelaki tersebut khawatir.

   Gadis kecil itu hanya menunduk, Enggan tidak menjawab.

   Lelaki tersebut lantas menghembuskan napasnya dengan kasar, "Ikut sama abang ya?"

   Gadis kecil tersebut menggeleng.

   "Ga apa, Jangan takut." Ujarnya,

   "Nama adek siapa?" Tanya-nya lembut.

   "Vyra..lia.."

   "Hm?.. Beautiful name. Perkenalkan nama abang Bara!"

   Lantas Vyralia kecil tersenyum, "Bang Bara!"

   "Ikut sama abang ya?"

****

   Tempat yang begitu asing. Ya, itulah yang berada dipikiran Vyralia saat melihat tempat ini

   Awalnya Vyralia memasuki sebuah rumah bertingkat minimalis yang terletak sedikit jauh dari keramaian.

   Tapi ketika masuk kedalam rumah tersebut, Vyralia bingung kenapa bang Bara mengajaknya kedapur, Tapi setelah itu Vyralia tau ketika bang Bara menekan sebuah tombol, Kemudian kulkas itu berbalik memperlihatkan sebuah ruangan.

   "Ayo!" ucap bang Bara tersenyum, Lalu menggenggam tangan kecil Vyralia.

   Vyralia melihat sekeliling ruangan, terdapat banyak komputer dan berbagai alat yang Vyralia tidak ketahui. Dan juga ada Sekitar sepuluh orang yang tengah berada di ruangan misterius ini.

   "Siapa Bar?" tanya seorang pria yang berusia sama seperti Bara.

  "Vyralia, Gue nemuin dia menangis di dekat taman tadi" jawab bara.

   Lantas Pria tersebut mengangguk paham, "Hallo Vyralia, nama abang Reza. Kamu lucu!!" Ucap Reza Gemas.

   "Bang Bara, Vyralia mau main itu," Tunjuk Vyralia kecil ke arah komputer.

   "Yah, Gue dicuekin" Gumam Reza sembari mengelus dadanya.

   "Eh, Vyralia pandai?" tanya bara.

   "iya, Vyralia sering Main komputer kalau lagi bosan" ucap Vyralia dengan wajah berseri.

   "Nanti ya, abang obatin dulu memar Vyra ya" Ujar bara lembut

Vyralia mengangguk dan duduk di sebuah kursi. Menunggu Bara yang sedang mengambil Es batu.

   Lantas Bara mengkompres memar Vyralia dengan sangat hati-hati. "Selesai" 

   "Vyra udah boleh main komputer?" Tanya Vyralia kecil. Dengan senyum Bara mengizinkannya.

   Lantas Vyralia duduk di salah satu komputer, dan mulai memainkannya.

   Bara mengamati cara  Vyralia yang bermain komputer, Kemudian tersenyum. Menurutnya Vyralia terlalu hebat dalam bermain komputer di banding anak seusianya.

   Bara sempat berpikir, Vyralia memiliki potensi yang cukup untuk mempelajari komputer lebih lanjut.

   "Vyra, Mau abang ajarin tentang komputer?"

   Vyralia menghentikan sejenak permainan komputernya, Lalu menoleh ke arah Bara.

   "Mau!! Vyra mau. Vyra mau belajar komputer sama bang Bara" ujar Vyralia kecil semangat.

   Lantas Bara tersenyum dan mengacak gemas rambut Vyralia, "Besok abang juga mau memperkenalkan teman baru untuk, dia seumuran kamu juga."

   "Hm.. Vyra gak sabar ketemu teman baru Vyra yang bang Bara bilang" Ucap Vyralia tersenyum senang.


Flashback 1. End.



ON CLOUD NINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang