2. Little Boy

7.4K 600 25
                                    

"Mengapa kau tidak berangkat kerja, huh?" Tanya Byulyi melalui panggilan telepon.

"A-aku... sembelit." Dusta Seokjin.

"Astaga! Aku akan menjengukmu setelah pulang kerja nanti." Tanya Byulyi terdengar khawatir.

"Ah, terima kasih. Jangan lupa membawa makanan untukku. Hehe."

"Huh? Sepertinya kau baik-baik saja." Ujarnya skeptis.

"Aku tidak baik-baik saja. Datanglah kemari nanti sore dan aku akan menceritakan sesuatu, oke?"

"Ya, ya. Cara bicaramu membuatku penasaran. Omong-omong, bukankah kau bilang bahwa kau hendak berkencan dengan Jimin kemarin? Semalam ia mengirim pesan padaku untuk menanyakan keberadaanmu karena kau menghilang entah ke mana."

Seketika Seokjin langsung teringat akan janjinya untuk menemui Jimin kemarin. "Oh, iya, aku belum mengecek ponselku sejak semalam."

"Kau melupakannya?"

"Aku ada urusan penting semalam."

"Bohong sekali. Katakan saja bahwa kau baru saja menemukan partner one night stand lain yang lebih menggoda."

Seokjin terkekeh. "Kau benar-benar mengenalku dengan baik."

"Ck, ck, ck, Jimin yang malang."

"Sudahlah, aku akan meneleponnya sekarang. Dan kau, kembalilah bekerja."

"Kalau begitu sampai bertemu nanti sore." Kata Byulyi sebelum memutus sambungan telepon.

Memberitahukan rahasia kecilnya pada satu orang saja tidak masalah, bukan? Lagipula Byulyi itu orang kepercayaan Seokjin. Bahkan sudah seperti saudaranya sendiri. Ia juga sudah sering berkeluh-kesah pada wanita itu.

Seokjin kembali teringat pada Jimin. Jika kalian mengira bahwa Seokjin dan Jimin memiliki hubungan spesial, kalian tidak sepenuhnya salah. Sebut saja mereka itu semacam fuck buddies. Tidak lebih dari itu. Dan 'kencan' yang dimaksud oleh Byulyi itu sebenarnya tidaklah lebih dari sekedar one night stand. Hanya saja sengaja menggunakan bahasa yang diperhalus.

"Halo, hyung?" Honey voice milik Jimin terdengar mengawali perbincangan melalui sambungan telepon.

"Halo, Jiminie. Maaf kemarin aku lupa menemuimu." Kata Seokjin to the point.

Terdengar suara kekehan kecil dari seberang telepon. "Tak apa, hyung. Lagipula aku juga bersama pria lain kemarin."

"Oh? Baguslah. Siapa dia?"

"Entahlah. Aku baru bertemu dengannya semalam. Tapi kurasa ia cukup baik." Jawab Jimin. "Tapi... memangnya hal sepenting apa yang berhasil membuatmu melupakanku?" Tanyanya penasaran.

Seokjin berdeham. Sebenarnya ia terlalu malas untuk kembali mengarang cerita. "Urusan kantor."

Pemuda itu langsung mempercayainya begitu saja. "Kalau begitu, apakah kita perlu mengadakan kencan ulang?"

"Boleh saja. Bagaimana dengan weekend ini?" Usul Seokjin.

"Aku tidak bisa. Aku sudah ada janji untuk pergi dengan Taehyung."

Partner | Namjin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang