8. Normal Life

4.4K 436 9
                                    

Mungkin benar apa yang sering orang-orang katakan bahwa kita hanya menginginkan apa yang tidak bisa kita dapatkan. Seperti halnya Jungkook, terkadang mainan mahal dan juga makanan enak bukanlah keinginannya. Apa yang menjadi keinginannya justru malah jauh lebih sederhana, ia hanya menginginkan sebuah kehidupan normal. Kehidupan di mana ia memiliki seorang ibu dan ayah yang sangat menyayanginya serta selalu memiliki waktu untuknya. Bukan hanya seorang ayah yang begitu gila kerja hingga tidak memiliki waktu untuk sekedar menjemputnya sepulang sekolah.

Mereka hanya bertemu di pagi dan sore hari, itu pun jika Namjoon tidak sedang lembur. Pada saat seperti itu, tentu saja ia sudah sangat lelah karena seharian bekerja. Mungkin hanya pertanyaan simpel seperti "Bagaimana dengan sekolahmu hari ini?" yang akan ditanyakannya. Dan Jungkook pasti akan menjawab apapun yang bernada positif. Lalu, sang ayah akan berlalu dan mulai sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

Pada hari Minggu pun, mereka sangat jarang pergi berlibur. Jungkook mengerti, ayahnya itu pasti juga butuh istirahat setelah 6 hari bekerja. Tapi tetap saja, ia ingin pergi berekreasi bersama sang ayah seperti masa-masa di mana ayahnya belum sesibuk sekarang.

Terkadang, ia berharap bahwa sang ayah akan datang menjemputnya sepulang sekolah suatu hari nanti. Namun, yang ia temui selalu saja Paman Hoseok. Ini bukan berarti bahwa ia tidak menyukai Paman Hoseok. Paman itu begitu baik padanya, bahkan seringkali menraktirnya es krim.

Dan ini juga bukan berarti Jungkook tidak menyayangi ayahnya. Ia menyayangi ayahnya. Sangat. Ia bahkan selalu berusaha untuk menjadi anak yang baik untuknya. Ia hanya berharap bahwa sang ayah dapat meluangkan lebih banyak waktu untuknya. Ia tidak berharap bahwa ayah dan ibunya akan bersatu, meskipun dulu pernah berpikir demikian. Ia cukup paham bahwa keduanya tidak berada dalam hubungan yang baik.

Jungkook cukup sering menemui sang ibu secara tersembunyi dengan bantuan Paman Hoseok. Tentu saja, ia harus memohon-mohon padanya dengan puppy eyes andalannya agar diperbolehkan. Cara itu selalu berhasil. Paman Hoseok selalu membantunya menyembunyikan hal ini dari sang ayah. Dan entah bagaimana caranya, akhirnya sang ayah pun mengetahuinya juga.

"Jungkook." Panggil Namjoon yang kini berdiri di dekat pintu masuk kamar sang anak. "Kita perlu bicara."

Jungkook menatapnya bingung. Ayahnya tidak biasanya memanggil namanya seperti itu. Biasanya ia hanya memanggil anak itu dengan panggilan 'kookie'. Firasat Jungkook mengatakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Ia menghampiri sang ayah.

"Kau sering menemui wanita sia-maksudku, ibumu itu tanpa sepengetahuanku?" Tanya sang ayah penuh selidik.

Jungkook terdiam. Ia tak tahu hendak berkata apa. Kedua tangan mungilnya meremas celananya sendiri saking gugupnya.

"Jawab Appa, Jungkook."

Jungkook mengangguk kecil. Air mata hampir saja menyeruak keluar dari kelopak matanya.

Namjoon menghela nafasnya. Ia sendiri tahu bahwa wajahnya terlihat begitu mengintimidasi ketika sedang serius dan anak itu pasti begitu ketakutan sekarang. "Mengapa kau melakukan itu?" Tanyanya dengan nada yang lebih lembut. "Appa kan sudah mengatakan padamu untuk tidak menemuinya tanpa seijin Appa."

"K-k-karena... hiks..." Jungkook merasa begitu sedih. Ia selalu mencoba menjadi anak yang baik bagi sang ayah. Namun, sepertinya hal ini telah merusak semua rasa percaya yang telah ia bangun. "K-Kookie... rindu... Eomma..."

Partner | Namjin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang