9. First Date

4.4K 414 14
                                    

"Ini adalah café tempat di mana aku pernah bekerja part time ketika masih berkuliah dulu." Tutur Namjoon ketika dirinya dan Seokjin baru saja memasuki bangunan café.

"Wow. Tempat ini pasti menyimpan begitu banyak kenangan."

Namjoon mengangguk. "Kau ingin minum apa? Minuman favoritku di sini adalah americano."

"Uh... sebenarnya aku bukan seorang pecinta kopi. Terserah kau saja ingin memesan apa." Jawab Seokjin apa adanya.

"Baiklah, tunggu sebentar." Namjoon bangkit berdiri dan pergi untuk memesan minuman. Ia terlihat berbincang-bincang sejenak dengan seorang pria paruh baya yang sepertinya merupakan pemilik café. Tak lama kemudian, ia pun kembali dengan membawa sebuah nampan. "Ini pesanannya, Tuan. Selamat menikmati."

"Jadi itu yang kau lakukan ketika masih bekerja di sini?"

Namjoon duduk ke kursinya kembali. "Tidak. Sejak dulu, para pelanggan mengambil pesanannya sendiri. Tugasku hanya membersihkan meja saja."

Seokjin mengangguk paham. "Apa ini? Kelihatannya berbeda dari milikmu?"

"Itu affogato. Bedanya adalah milikmu menggunakan es krim, sedangkan milikku tidak."

"Kedengarannya menarik." Seokjin meneguk cangkirnya sejenak, membiarkan pahitnya kopi dan dinginnya es krim beradu di dalam rongga mulutnya. "Hm... tidak buruk."

Namjoon berdeham. "Kau belum mengatakan apapun tentang penampilanku hari ini."

"Memangnya apa yang ingin kau dengar dariku?"

"Penilaian jujurmu. Aku terlihat tampan, misalnya."

"Aku terlihat tampan."

Namjoon memalingkan wajahnya. "Terserah."

Seokjin tersenyum geli. "Kau merajuk, hm?"

"Tidak."

"Aku menyukainya."

Namjoon menoleh ke arahnya kembali. "Penampilanku?"

"Bukan. Kau."

Ia tak dapat menahan senyumnya. "Aku bertanya serius."

Untuk pertama kalinya, Seokjin melihat pria itu tersipu malu. Rasanya seperti baru saja menyelesaikan sebuah misi yang sangat sulit. "Ya, aku suka melihatmu merajuk."

"Sepertinya sia-sia saja aku meminta pendapatmu."

"Jangan marah, Namjoon-ah." Seokjin mencubit kedua pipi pria itu gemas.

Namjoon menepis tangannya. "Jangan menyentuhku."

"Baiklah, jika kau memang ingin mendengarnya. Menurut pendapatku, potongan rambut barumu terlihat lebih cocok untukmu. Dan... yah, aku menyukai penampilanmu hari ini."

"Benarkah?"

Seokjin mengangguk yakin.

"Terima kasih. Ke mana kita akan pergi setelah ini?" Tanya Namjoon mencari topik lain.

"Kukira kau sudah merencanakan akan pergi ke mana."

"Memang. Aku ingin mengajakmu pergi ke perkebunan strawberry milik Pamanku yang ada di luar kota. Tapi, aku tidak keberatan jika kau memiliki usul lain."

Partner | Namjin [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang