Part 6

181 15 1
                                    

“Mingyu, tolong bukakan pesan yang baru saja masuk,” kata Dokyeom, matanya tidak pernah lepas dari maket yang sedang dibuatnya.

Maket gedung pusat perbelanjaan yang sedang ia kerjakan harus selesai besok pagi, padahal ia baru menyelesaikan 20% dari keseluruhan maket. Oleh karena itu, hari ini, Dokyeom mengurung diri di rumahnya demi menyelesaikan tugasnya. Mingyu yang khawatir Dokyeom akan melupakan makan siang saking sibuknya, memilih untuk menemani Dokyeom sampai sore nanti.

Menuruti perintah Dokyeom, Mingyu meraih ponsel Dokyeom yang ada di meja dan membuka pesan yang baru saja masuk. Matanya melebar begitu ia melihat nama pengirim dan isi pesan itu.

“Dokyeom-ah,” Mingyu terdengar sedikit shock. “Miyeon sedang dalam perjalanan ke sini.”

“Apa?” seketika aktivitas Dokyeom terhenti. Ia menatap Mingyu tak percaya. Mingyu mendekatkan layar ponsel Dokyeom ke wajah pria itu agar ia bisa membaca sendiri dengan jelas.

“Mengapa mendadak sekali?” gumam Dokyeom pada diri sendiri.

Mingyu masih menatap ponsel Dokyeom dengan heran. Sejak kapan Dokyeom dan Miyeon sedekat ini? Apakah mereka sudah sering mengunjungi rumah masing-masing selama ini? Apakah mereka sudah memulai sesuatu di belakang teman-teman mereka? Mingyu tidak tahan untuk berpikir demikian.

“Dokyeom-ah, apakah sudah terjadi sesuatu yang belum kami ketahui?” tanya Mint menyelidik.

Dokyeom sama sekali tidak mengalihkan perhatian dari maket ketika ia balik bertanya, “Sesuatu apa maksudmu?”

Mingyu tampak ragu untuk menjawab. “Sesuatu seperti…kau berkencan dengan Miyeon?”

Kalau saja Dokyeom sedang minum, pasti ia sudah tersedak saat ini. Lem yang dipegangnya pun sampai terjatuh saking terkejutnya ia mendengar pertanyaan Mingyu. Mengapa Mingyu sampai berpikir demikian? Sepertinya tidak ada yang salah akan kedekatannya dengan Miyeon. Mereka berteman, saling memberi perhatian, tetapi tidak lebih dari itu. Sepertinya wajar jika ia dekat dengan Miyeon seperti halnya Jeonghan, Yugyeom, Wonwoo, dan Mingyu sendiri.

“Mengapa kau berpikir seperti itu? Bikankah kau juga dekat dengan Miyeon?”

“Ya,” Mingyu mengangguk, “tapi dia belum pernah ke rumahku.”

Dokyeom mendengus. Berhenti berbicara yang aneh-aneh. Kami hanya berteman. Titik.”

Mingyu hanya mengangkat bahu. Ia tidak bertanya lagi. Dokyeom sepertinya tidak mau membahas lebih jauh. Namun, Mingyu membuat catatan di kepalanya untuk menceritakan hal ini pada Jeonghan nanti.

Suara mobil yang diperlambat terdengar hingga ke ruang santai di lantai 2 rumah Dokyeom. Mingyu berjalan ke arah jendela dan melihat sebuah sedan putih baru saja terparkir di halaman rumah. Ia kemudian melirik Dokyeom yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

“Miyeon sudah di bawah,” Mingyu memberi tahu, dan dibalas Dokyeom dengan gumaman singkat. Pria itu memang sulit dipecahkan konsentrasinya jika sedang begini.

Tidak lama kemudian, bel rumah Dokyeom berbunyi. Karena Dokyeom tidak menunjukkan tanda-tanda akan membukakan pintu, akhirnya Mingyu yang turun untuk membukakan pintu untuk Miyeon. Senyum cerah Miyeon adalah hal pertama yang menyambutnya begitu pintu terbuka.

Since I Found You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang