“Aku berpikir bahwa dirimu lah yang jahat dalam hubungan ini,”
“Jahat?” Miyeon berkata dari ujung rak. “Ya, memang aku jahat.”
Jisoo mengambil beberapa kotak susu lalu mendorong trolinya mendekati Miyeon. Miyeon tampak sedang mempertimbangkan beberapa varian sereal, dan Jisoo langsung mengambil corn flakes. Miyeon mengernyit tidak setuju.
“Aku bosan dengan itu.”
Jisoo tampak tidak peduli. Ia mendorong trolinya menuju rak lain, mengambil beberapa kebutuhan di shopping list-nya. “Bayiku ingin corn flakes,” ujar Jisoo lagi. Miyeon hanya memutar bola matanya.
Jisoo dan Jinyoung mendarat di Gimpo Airport tadi malam, ingin menghabiskan weekend ini di Seoul. Setelah kabar kehamilan Jisoo, keluarga dari kedua belah pihak sudah mendesak mereka untuk menyempatkan diri mengunjungi Seoul. Akhirnya, setelah ditelepon berkali-kali oleh ibunya, Jisoo dan Jinyoung memutuskan untuk pergi ke Seoul minggu ini. Selain itu, besok adalah hari ulang tahun ayah Jinyoung. Oleh karena itulah Jisoo mengajak Miyeon untuk berbelanja bahan kue, sekaligus Miyeon belanja kebutuhan bulanan di bulan ini.
“Sungguh,” Jisoo melanjutkan, “sejak awal, selalu Dokyeom yang tersakiti.”
Miyeon menyipitkan mata. “Apa?” protesnya cepat. “Jadi kau pikir insiden Lisa itu tidak menyiksaku?”
“Oh, please. Kau hanya salah paham saja waktu itu.”
Miyeon menggerutu. Ia tidak akan pernah menang berdebat dengan Jisoo. Sedikit kesal, Miyeon meletakkan kopinya sembarangan ke troli.
Wanita yang tiga tahun lebih tua dari Miyeon itu berbalik, menatap adiknya dengan kedua tangan di pinggang. “Mengapa kau harus pergi?”
“Aku ingin memberikan waktu untuk kami berdua,” jawab Miyeon otomatis. Jawaban itulah yang ia berikan kepada setiap orang yang menanyainya.
Namun sepertinya Jisoo tidak bisa percaya begitu saja. “Aku tahu ada alasan lain yang tidak kau katakan padaku. Mengapa, Miyeon-ah?”
Miyeon menghela napas panjang. Tangannya menggenggam erat kemasan kaleng daging kornet. Jisoo masih berkacak pinggang, menunggu jawabannya.
“Dokyeom oppa pernah mengajakku makan malam di rumahnya dengan kedua orang tuanya. Aku tidak keberatan, tetapi ketika kulihat dia sepertinya sangat serius dengan hubungan ini dan kedua orang tuanya jelas mengharapkan sesuatu dariku, aku….” Miyeon terhenti, mencari kalimat yang tepat untuk melanjutkan.
“Kau ketakutan,” Jisoo menyelesaikan. Miyeon seperti baru saja tersiram air es.
Jisoo menghela napas panjang. Ia mendekati adiknya, mengusap bahunya lembut. Tidak sulit untuk menebak apa yang dirasakan Miyeon waktu itu. Perpisahannya dengan Joshua padahal keduanya sudah merencanakan pernikahan, pasti masih meninggalkan trauma tersendiri di diri Miyeon.
Miyeon menggigit bibir, menahan isakan yang mengancam akan muncul. Akan sangat memalukan jika ia sampai menangis di supermarket pagi-pagi begini. Ketika Jisoo membuka kedua lengannya, tanpa berpikir lagi, Miyeon mendekatkan tubuhnya, membiarkan Jisoo mendekapnya. Tangan Jisoo bergerak di punggung Miyeon dengan gerakan menenangkan.
Beberapa detik berlalu hingga akhirnya Jisoo melepas pelukannya. Disentuhnya pipi adiknya dengan lembut. Miyeon tersenyum lemah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Since I Found You [✔]
أدب الهواةTitle: Since I Found You Main Cast: Lee Seokmin/Dokyeom as Lee Dokyeom Cho Miyeon as Cho Miyeon Supporting Cast: Kim Jisoo as Cho Jisoo Tzuyu as Cho Tzuyu Park Jinyoung as Park Jinyoung Kim Mingyu as Kim Mingyu Yoon Jeonghan as Yoon Jeonghan Jeon W...