Keheningan itu begitu mencekik. Detik demi detik berlalu tanpa sedikitpun kata-kata di antara kedua insan itu. Cho Miyeon bisa mendengar dentuman jantungnya yang begitu keras, seakan-akan siap meloncat keluar dari tubuhnya.
Mobil Dokyeom sudah berhenti di depan rumah Miyeon sejak lima menit yang lalu. Miyeon mengurungkan niatnya untuk turun ketika Dokyeom tiba-tiba mematikan mesin mobil. Miyeon tahu itulah cara pria itu mengatakan bahwa ia ingin berbicara dengan Miyeon. Namun, ketika tak juga ada suara yang keluar dari bibir pria itu, Miyeon mulai menghitung dalam hati kapan ia harus keluar. Ia tidak tahan dengan keheningan ini.
Keheningan yang tercipta di antara mereka membuat perasaan Miyeon berkecamuk. Melihat Dokyeom yang terdiam di balik topinya, membuat Miyeon ingin meraihnya dan merasakan kehangatan pria itu ketika tangan kekarnya memeluknya dengan penuh perasaan. Ingin rasanya ia menuruti kata hatinya dan menghancurkan dinding pertahanan dirinya untuk merasakan tangannya terlindungi dengan aman dalam genggaman Dokyeom. Akan tetapi, sisi hati Miyeon yang lain tetap ingin bertahan dan menguatkan dinding yang membatasinya dengan Dokyeom. Tidak, dia tidak boleh lemah. Dia tidak boleh terlena dengan kehangatan pria itu. Itulah yang selalu Miyeon ucapkan dalam hatinya. Ia tidak mau kecewa lebih dalam untuk yang kedua kalinya.
Dokyeom bergerak sedikit. Ia membuka seatbelt-nya, tetapi masih belum menghadap memandang ke arah Miyeon. Miyeon pun terlalu keras kepala untuk menatap Dokyeom. Setelah menghela napas berkali-kali, Dokyeom pun akhirnya membuka suara.
"Maafkan aku, Miyeon-ah," bisiknya. Suaranya bergetar, membuat Miyeon hampir membuang keraguannya dan memeluk pria itu.
Miyeon memejamkan mata sejenak, kemudian membukanya. Ia menggigit bibir bawahnya, menguatkan dirinya sendiri. Yang akan diucapkannya setelah ini sangat berkebalikan dengan apa yang dirasakannya, tetapi ia yakin ini semua adalah yang terbaik untuknya. "Kau tidak perlu meminta maaf, Oppa. Masalah ini tidak seharusnya terjadi," jawab Miyeon dengan napas tertahan.
Seakan kalimat barusan belum cukup menampar Dokyeom, Miyeon melanjutkan, "Kita berdua emosi tanpa alasan. Kehadiran Lisa tidak seharusnya mengangguku, seperti halnya kehadiran Joshua oppa tidak seharusnya menjadi masalah untukmu. Kita berdua hanya berteman, bukan begitu?"
Dokyeom menyipitkan matanya, kali ini tubuhnya sudah menghadap Miyeon. "Apakah selama ini kau berpikir bahwa kita benar-benar hanya berteman?"
Tidak. Betapa inginnya Miyeon meneriakkan kata itu. Namun, akal sehatnya mengatakan hal sebaliknya. "Ya," akhirnya Miyeon menjawab.
"Kau tidak mengatakan yang sebenarnya," tuduh Dokyeom.
"Aku jujur padamu."
"Jika memang begitu, tatap mataku dan ucapkan sekali lagi kalau selama ini kau memang menganggap kita tidak lebih dari teman." Miyeon tidak bereaksi. Dokyeom menghela napas panjang, mengusap wajahnya dengan frustrasi.
Butuh waktu berhari-hari bagi Dokyeom untuk menyadari perasaannya. Ia sampai harus berbagi cerita pada ibunya, Wonwoo, dan Jeonghan untuk mendapatkan jawaban atas keresahanya. Malam demi malam Dokyeom lalui dengan pertanyaan-pertanyaan yang membayangi setiap mimpinya. Hingga akhirnya, suatu hari ia terbagun dengan perasaan baru. Keinginan untuk melindungi, memiliki dan tetap bersama Miyeon selama ia mampu. Walaupun ia belum sepenuhnya yakin apakah perasaannya itu adalah sebuah rasa cinta, Dokyeom bertekad untuk mencari tahu dengan perlahan. Namun, jika seseorang yang menjadi penyebab kegalauannya selama ini seakan-akan tidak peduli pada apa yang dirasakan, apakah semua ini hanya akan sia-sia?
KAMU SEDANG MEMBACA
Since I Found You [✔]
FanficTitle: Since I Found You Main Cast: Lee Seokmin/Dokyeom as Lee Dokyeom Cho Miyeon as Cho Miyeon Supporting Cast: Kim Jisoo as Cho Jisoo Tzuyu as Cho Tzuyu Park Jinyoung as Park Jinyoung Kim Mingyu as Kim Mingyu Yoon Jeonghan as Yoon Jeonghan Jeon W...